Bab 10 Wanita Pelangkah

Alexander memasukkan kembali ponselnya kedalam tas setelah mengirimkan pesan pada supir pribadi Kakek Utomo untuk segera menjemputnya sekarang juga.

"Aku sudah meminta supir Kakek untuk menjemput sekarang."

"Kenapa enggak Ibu yang antar aja kalau mau pulang sekarang?." Jamilah mengambil kunci motor.

"Tidak Ibu guru Jamilah. Biar supir Kakek aja yang jemput." Tolak Alexander menggelengkan kepala.

Jamilah dan Alexander duduk di depan teras ketika para tetangga yang suka gosip itu melintas di depan rumah Jamilah.

Mereka semua bisik-bisik sambil sesekali melihat keduanya yang begitu akrab seperti anak dan Emak kandung saja.

"Itu kan anaknya bapak-bapak itu?."

"Iya, mungkin mereka sedang mengakrabkan diri."

"Ya baguslah, kalau akhirnya ada yang mau dengan Jamilah. Kasihan juga kalau sampai enggak laku."

"Iya sekarang mah om-om juga maunya daun muda, anak-anak ABG gitu. Bukan model emak-emak juga."

"Tapi bapaknya tuh anak mana?, enggak kelihatan. Apa masih di dalam rumah ya?. Tapi kok udah berani nginep ya?. Kalau sampai bener kita lapor Pak RT aja."

"Tanya aja dulu Emak Bapaknya, Jamilah?. Anaknya begitu enggak?. Jangan sampai salah, kita dapat malu iya, fitnah juga iya."

Perhatian para biang gosip itu kini beralih pada mobil mewah warna merah yang baru parkir di depan rumah Jamilah.

"Eh...Eh...itu kan mobil yang kemarin?. Mungkin mau jemput Jamilah sama tuh anaknya. Coba kita lihat ya?."

Alexander menyalami Emak dan Jamilah sebelum masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan pada keduanya. Kini mobil mewah itu pun meninggalkan rumah Jamilah.

"Yah kok Jamilah nya tidak ikut."

.

.

.

"Mana obat yang aku minta?."

"Ada di kantong plastik kecil Tuan Alexander."

Alexander segera membuka plastik dan mengambil salep yang biasa digunakan untuk menghilangkan memar dengan cepat. Supaya tidak ada yang bertanya apa pun padanya.

Kepulangan Alexander siang itu disambut hangat oleh Kakek Utomo dan Bibi Isti. Makanan berlimpah dimeja makan, tapi sayang Alexander lebih memilih untuk langsung masuk kedalam kamarnya.

"Biarkan saja, mungkin Alexander ingin sendiri." Suara Kakek Utomo menghentikan langkah Bibi Isti yang hendak menyusul Alexander kedalam kamar.

Bibi Isti mengangguk dan kembali duduk di kursi bersama Kakek Utomo.

.

.

.

Semua siswa-siswi langsung masuk ke dalam kelas masing-masing setalah ucapara selesai dengan tertib.

Jamilah baru bisa melihat ponsel, setelah ponselnya itu diabaikan untuk beberapa lama. Dimana ada satu pesan yang dikirim Pak Utomo, untuk mengabari kalau Alexander sakit.

Pantas saja tadi didalam kelas ia tidak melihat Alexander, rupanya anak itu sakit. Tapi pikiran Jamilah hanya karena tidak biasa main bola.

"Apa sakitnya parah?." Gumam Jamilah, menatap ponsel ingin menanyakan seberapa parah sakit yang diderita Alexander?. Tapi niatnya tidak terlaksana saat bel masuk setelah istirahat berbunyi. Jamilah pun sekarang harus mengajar di kelas 4A.

"Ibu guru Jamilah, sebelum pulang tolong keruangan saya sebentar!." Saat Pak Ginanjar berpapasan di depan kelas 1.

"Baik Pak." Jawab Jamilah singkat.

.

.

.

Beberapa jam kemudian, Usai semua siswa-siswi pulang. Kini Jamilah sudah berada diruang Pak Ginanjar.

"Tadinya Pak Utomo ingin kesini untuk bertemu langsung dengan Ibu Jamilah. Tapi karena saat ini Alexander tidak masuk sekolah karena sakit. Maka Pak Utomo mewakilkan pada saya, untuk menanyakan kegiatan Alexander dua hari kemarin apa saja selama berada di rumah Ibu guru Jamilah?."

"Tidak banyak yang kami lakukan Pak kepala sekolah. Hanya bermain saja. Tapi ternyata Alexander tidak biasa bermain sepak bola jadi badannya sakit-sakit, mungkin itu yang menyebabkan Alexander tidak sekolah hari ini." Jawab Jamilah.

Pak Ginanjar mengangguk sambil tersenyum simpul.

"Selain itu, apalagi?. Mungkin dari obrolan atau sikap ada yang mulai berubah atau sama saja dari Alexander?."

"Dua hari satu malam. Kebersamaan saya dengan Alexander tidak akan langsung mampu merubah apa pun yang sudah ada pada diri Alexander. Semuanya masih sangat butuh proses Pak kepala sekolah, bisa dibilang kemarin itu seperti masa orientasi anak SMP, hanya mampu melihat diri kita masing-masing tanpa kenal dan tahu lebih dalam lagi."

"Iya saya tahu itu Ibu guru Jamilah. Untuk anak seperti Alexander yang sudah terbiasa hidup dengan kebiasaan yang seperti itu, dalam arti tanda kutip. Jadi memang sangat dibutuhkan waktu yang sangat lama."

"Baiklah kita akhiri saja obrolan kita. Apa yang kita bicarakan siang ini, nantinya akan saya sampaikan pada Pak Utomo. Terima kasih banyak Ibu guru Jamilah."

"Sama-sama Pak Kepala sekolah, saya pamit, permisi. Assalamu'alaikum...."

"Wa'alaikumsalam..."

.

.

.

Bapak baru pulang hari ini, dari kota B. Dalam menjalankan misi mencari jodoh untuk Jamilah.

"Tadi pagi Jamilah yang mengantar Jaka sama Julia?."

Ibu meletakkan cangkir besar berisi kopi panas untuk Bapak.

"Iya tadi pagi Jamilah yang mengantarkan mereka. Dari rumah berangkat jam 05.40 WIB. Karena tau kan pada upacara."

"Terus Pak, gimana hasilnya?." Emak udah enggak sabar dengan kabar yang dibawa Bapak dari kota B.

"Alhamdulillah Mak, ada dua orang yang lagi nyari istri. Katanya enggak apa-apa kalau mau ta'aruf juga." Jelas Bapak sedikit-sedikit. Sebab sembari menikmati panasnya air kopi yang masuk ke perut. Setelah melewati perjalanan yang cukup memiliki hawa dingin jadi sepertinya Bapak masuk angin , butuh yang panas-panas.

Si Emak sudah enggak sabar aja nunggu cerita selanjutnya. Yang mudah-mudahan awal yang baik untuk Jamilah nantinya.

"Dua orang ini, mereka mau datang secara gantian. Pak Mardi dulu nanti yang mau datang duluan untuk menemui Jamilah. Baru habis itu Pak Teguh yang datang." Jelas Bapak lagi. Tapi kali ini raut wajah Emak seperti agak gimana gitu.

"Memang kedua orang ini sudah tua ya Pak?, Sampai Bapak harus manggilnya Pak."

Seketika tawa Bapak pecah, mendengar Emak yang sudah parno duluan terhadap panggilan Pak. Padahal Bapak memanggil kedua orang itu dengan sebutan Pak, hanya sebagai bentuk penghormatan pada profesi keduanya, sama-sama mengayomi. Karena Pak Mardi profesinya guru sama seperti Jamilah, tapi ngajar di SMP. Kalau yang satunya lagi Pak Teguh seorang pegawai kelurahan.

Emak pun ikut tertawa malu setelah Bapak menjelaskan.

"Nanti malam kita berdua bicara dengan Jamilah ya Pak?. Kita harus bisa meyakinkan Jamilah supaya mau menemui mereka."

"Iya Mak, insya Alloh."

.

.

.

Kabar Alexander tidak masuk sekolah sampai juga pada telinga Daddy Emir. Daddy Emir tidak masalah saat harus menelpon putra nya saat di LA sekarang pukul satu dini hari.

"Bagaimana Isti keadaan Alexander?."

Isti langsung mengarahkan kameranya pada Alexander yang sedang tidur pulas setelah minum obat penurun demam.

"Bagaimana Alexander bisa sakit?." Daddy Emir menatap lekat wajah damai Alexander yang dapat dilihatnya dengan jelas.

"Mungkin kecapekan ajak Kak, karena kemarin habis bermain bersama gurunya."

Daddy Emir mengingat kembali pemilik wajah yang sekarang ada di dalam ponselnya.

"Kak...,Kak...."

"Ah iya Isti kenapa?."

"Papa mau bicara pada mu."

"Hem..."

"Iya Pa..." Kameranya kini memperlihatkan wajah tua sang Papa yang selama ini sudah dibuatnya susah dan selalu kerepotan.

"Jangan sampai kau menyesal setelah kehilangan Alexander, Emir!."

"Kau memang bukan Ayah yang baik!. Sampai kau tidak bisa merasakan detak jantung Alexander yang sudah berulang kali memanggil nama ayahnya dalam kondisi sakit seperti ini. Ku lihat kau masih santai dan sangat sibuk dengan pekerjaan mu. Seharusnya, jika ayah yang baik ia akan memiliki ikatan batin dengan sang anak. Apalagi dalam situasi seperti ini."

Kali ini Daddy Emir yang langsung saja mematikan ponselnya sebelum Kakek Utomo yang lebih dulu mematikannya.

Kakek Utomo mengusap kedua mata Alexander yang mengeluarkan buliran sebening kristal.

.

.

.

Bapak, Emak dan Jamilah sudah berada di kamar Jamilah. Menjalankan rencana Emak dan Bapak untuk menyampaikan maksud mereka.

Setelah mendengarkan panjang lebar apa yang disampaikan Bapak, Jamilah mengiyakan untuk menemui kedua laki-laki itu. Karena tidak ingin membuat usaha Bapak dan Emak sia-sia. Tidak ada salahnya juga untuk memperpanjang silaturahmi. Toh ia sangat percaya jika sudah waktunya berjodoh tidak akan ada kendala apa pun. Akan dipermudah semua jalannya.

"Tapi Milah enggak terpaksa kan menjalani ini?."

"Insya Alloh enggak Mak. Enggak apa-apa nanti Milah mau menemui mereka." Jawab Jamilah pasti.

Emak dan Bapak begitu lega setelah mengetahui Jawaban pasti dari Jamilah.

Sedangkan di ruang tengah, Jaka dan Julia sedang mengerjakan PR masing-masing.

"Kak Jul!."

"Hem..."

"Kalau bisa Kakak sekolah dulu yang benar, jangan pacaran-pacaran, supaya enggak cepat nikahnya jadi enggak melangkahi Kak Jamilah lagi."

Julia langsung menolah pada Jaka yang sedang menatapnya.

"Jujur aja Jaja, kamu mau bilang apa?." Julia sedikit sewot.

"Iya seperti yang udah aku bilang tadi."

"Ya suka-suka aku lah Jaka, mau pacaran atau enggak. Enggak ada hubungannya sama Kak Jami."

"Ya pasti ada lah Kak Jul. Kak Jul enggak kasihan sama Kak Jamilah kalau sampai harus dilangkahi adiknya lagi?."

"Kak Jami itu orangnya modern, enggak kolot. Makanya Kak Jami juga nyantai walau belum nikah. Jadi menurutku Kak Jami enggak akan masalah kalau harus dilangkahi adiknya lagi."

Deg...Deg...Deg...

"Astaghfirullahaladzim....." Emak langsung memegang dadanya yang terasa sakit mendengar ucapan Julia. Emak harus segera menikahkan Jamilah dengan salah satu dari kedua pria itu sebelum nantinya dilangkahi oleh Julia.

Julia dan Jaka hanya diam mematung, mereka tidak menyadari kedatangan Emak dan Bapak di dekat mereka.

"Kalau sudah belajarnya, kalian tidur." Bapak membawa Emak masuk kembali ke dalam kamar. Tadinya Emak dan Bapak keluar dari kamar Jamilah, ingin memberitahu Julia dan Jaka supaya mau membantunya membaut kue. Tapi malah seperti ini, Emak dan Bapak dibuat kaget oleh ucapan Julia.

.

.

.

Tiga hari kemudian, Alexander sudah masuk sekolah hari ini setelah dua hari kemarin beristirahat di rumah.

"Alexander sudah sembuh?." Tanya teman-teman yang lain.

Alexander hanya mengangguk.

Tapi sayang malah Jamilah yang tidak mengajar hari ini, izin ada keperluan keluarga. Dikarenakan Jamilah akan melakukan pertemuan dengan Pak Mardi, yang rencananya jam 10 pagi ini sudah sampai di rumah Jamilah.

Dan benar saja, Pak Mardi dan Bapaknya sudah datang dengan mengendarai mobil.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

terkadang kita ga pernah tahu usaha dan doa" yang dilakukan seseorang agar hajatnya di kabulkan, cuma manusia hanya menakar dari hasil yang terlihat yah,,,

2024-04-29

0

Yani

Yani

Semoga Jamilah segera mengetahui sebab Alexsander sakit

2023-12-10

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sAbar

2023-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Pelangkah
2 Bab 2 Wanita Pelangkah
3 Bab 3 Wanita Pelangkah
4 Bab 4 Wanita Pelangkah
5 Bab 5 Wanita Pelangkah
6 Bab 6 Wanita Pelangkah
7 Bab 7 Wanita Pelangkah
8 Bab 8 Wanita Pelangkah
9 Bab 9 Wanita Pelangkah
10 Bab 10 Wanita Pelangkah
11 Bab 11 Wanita Pelangkah
12 Bab 12 Wanita Pelangkah
13 Bab 13 Wanita Pelangkah
14 Bab 14 Wanita Pelangkah
15 Bab 15 Wanita Pelangkah
16 Bab 16 Wanita Pelangkah
17 Bab 17 Wanita Pelangkah
18 Bab 18 Wanita Pelangkah
19 Bab 19 Wanita Pelangkah
20 Bab 20 Wanita Pelangkah
21 Bab 21 Wanita Pelangkah
22 Bab 22 Wanita Pelangkah
23 Bab 23 Wanita Pelangkah
24 Bab 24 Wanita Pelangkah
25 Bab 25 Wanita Pelangkah
26 Bab 26 Wanita Pelangkah
27 Bab 27 Wanita Pelangkah
28 Bab 28 Wanita Pelangkah
29 Bab 29 Wanita Pelangkah
30 Bab 30 Wanita Pelangkah
31 Bab 31 Wanita Pelangkah
32 Bab 32 Wanita Pelangkah
33 Bab 33 Wanita Pelangkah
34 Bab 34 Wanita Pelangkah
35 Bab 35 Wanita Pelangkah
36 Bab 36 Wanita Pelangkah
37 Bab 37 Wanita Pelangkah
38 Bab 38 Wanita Pelangkah
39 Bab 39 Wanita Pelangkah
40 Bab 40 Wanita Pelangkah
41 Bab 41 Wanita Pelangkah
42 Bab 42 Wanita Pelangkah
43 Bab 43 Wanita Pelangkah
44 Bab 44 Wanita Pelangkah
45 Bab 45 Wanita Pelangkah.
46 Bab 46 Wanita Pelangkah
47 Bab 47 Wanita Pelangkah
48 Bab 48 Wanita Pelangkah
49 Bab 49 Wanita Pelangkah
50 Bab 50 Wanita Pelangkah
51 Bab 51 Wanita Pelangkah
52 Bab 52 Wanita Pelangkah
53 Bab 53 Wanita Pelangkah
54 Bab 54 Wanita Pelangkah
55 Bab 55 Wanita Pelangkah
56 Bab 56 Wanita Pelangkah
57 Bab 57 Wanita Pelangkah
58 Bab 58 Wanita Pelangkah
59 Bab 59 Wanita Pelangkah
60 Bab 60 Wanita Pelangkah
61 Bab 61 Wanita Pelangkah
62 Bab 62 Wanita Pelangkah
63 Bab 63 Wanita Pelangkah
64 Bab 64 Wanita Pelangkah
65 Bab 65 Wanita Pelangkah
66 Bab 66 Wanita Pelangkah
67 Bab 67 Wanita Pelangkah
68 Bab 68 Wanita Pelangkah
69 Bab 69 Wanita Pelangkah
70 Bab 70 Wanita Pelangkah
71 Bab 71 Wanita Pelangkah
72 Bab 72 Wanita Pelangkah
73 Bab 73 Wanita Pelangkah
74 Bab 74 Wanita Pelangkah
75 Bab 75 Wanita Pelangkah
76 Bab 76. Wanita Pekangkah
77 Bab 77 Wanita Pelangkah
78 Bab 78 Wanita Pelangkah
79 Bab 79 Wanita Pelangkah
80 Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81 Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82 Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83 Promo Novel baru David dan Soleha
84 Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85 Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86 Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87 Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88 Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89 Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90 Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91 Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92 Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93 Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94 Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95 Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96 Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97 Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98 Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99 Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100 Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101 Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102 Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103 Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104 Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Wanita Pelangkah
2
Bab 2 Wanita Pelangkah
3
Bab 3 Wanita Pelangkah
4
Bab 4 Wanita Pelangkah
5
Bab 5 Wanita Pelangkah
6
Bab 6 Wanita Pelangkah
7
Bab 7 Wanita Pelangkah
8
Bab 8 Wanita Pelangkah
9
Bab 9 Wanita Pelangkah
10
Bab 10 Wanita Pelangkah
11
Bab 11 Wanita Pelangkah
12
Bab 12 Wanita Pelangkah
13
Bab 13 Wanita Pelangkah
14
Bab 14 Wanita Pelangkah
15
Bab 15 Wanita Pelangkah
16
Bab 16 Wanita Pelangkah
17
Bab 17 Wanita Pelangkah
18
Bab 18 Wanita Pelangkah
19
Bab 19 Wanita Pelangkah
20
Bab 20 Wanita Pelangkah
21
Bab 21 Wanita Pelangkah
22
Bab 22 Wanita Pelangkah
23
Bab 23 Wanita Pelangkah
24
Bab 24 Wanita Pelangkah
25
Bab 25 Wanita Pelangkah
26
Bab 26 Wanita Pelangkah
27
Bab 27 Wanita Pelangkah
28
Bab 28 Wanita Pelangkah
29
Bab 29 Wanita Pelangkah
30
Bab 30 Wanita Pelangkah
31
Bab 31 Wanita Pelangkah
32
Bab 32 Wanita Pelangkah
33
Bab 33 Wanita Pelangkah
34
Bab 34 Wanita Pelangkah
35
Bab 35 Wanita Pelangkah
36
Bab 36 Wanita Pelangkah
37
Bab 37 Wanita Pelangkah
38
Bab 38 Wanita Pelangkah
39
Bab 39 Wanita Pelangkah
40
Bab 40 Wanita Pelangkah
41
Bab 41 Wanita Pelangkah
42
Bab 42 Wanita Pelangkah
43
Bab 43 Wanita Pelangkah
44
Bab 44 Wanita Pelangkah
45
Bab 45 Wanita Pelangkah.
46
Bab 46 Wanita Pelangkah
47
Bab 47 Wanita Pelangkah
48
Bab 48 Wanita Pelangkah
49
Bab 49 Wanita Pelangkah
50
Bab 50 Wanita Pelangkah
51
Bab 51 Wanita Pelangkah
52
Bab 52 Wanita Pelangkah
53
Bab 53 Wanita Pelangkah
54
Bab 54 Wanita Pelangkah
55
Bab 55 Wanita Pelangkah
56
Bab 56 Wanita Pelangkah
57
Bab 57 Wanita Pelangkah
58
Bab 58 Wanita Pelangkah
59
Bab 59 Wanita Pelangkah
60
Bab 60 Wanita Pelangkah
61
Bab 61 Wanita Pelangkah
62
Bab 62 Wanita Pelangkah
63
Bab 63 Wanita Pelangkah
64
Bab 64 Wanita Pelangkah
65
Bab 65 Wanita Pelangkah
66
Bab 66 Wanita Pelangkah
67
Bab 67 Wanita Pelangkah
68
Bab 68 Wanita Pelangkah
69
Bab 69 Wanita Pelangkah
70
Bab 70 Wanita Pelangkah
71
Bab 71 Wanita Pelangkah
72
Bab 72 Wanita Pelangkah
73
Bab 73 Wanita Pelangkah
74
Bab 74 Wanita Pelangkah
75
Bab 75 Wanita Pelangkah
76
Bab 76. Wanita Pekangkah
77
Bab 77 Wanita Pelangkah
78
Bab 78 Wanita Pelangkah
79
Bab 79 Wanita Pelangkah
80
Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81
Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82
Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83
Promo Novel baru David dan Soleha
84
Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85
Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86
Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87
Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88
Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89
Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90
Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91
Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92
Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93
Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94
Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95
Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96
Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97
Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98
Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99
Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100
Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101
Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102
Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103
Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104
Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!