Bab 13 Wanita Pelangkah

Alexander sudah berteriak sekuat tenaga berharap ada orang yang tahu kalau dirinya masih berada di dalam toilet. Tapi sayang tidak ada yang mendengar teriakannya.

Didalam kelas, Tari yang pertama kali menyadari jika Alexander belum juga kembali dari toilet. Sebab hari ini, Alexander duduk bersamanya lagi di bangku paling depan.

Tari segera keluar mencari Jamilah yang sedang berada di ruang guru untuk mengambil buku paket.

"Ibu guru..." Panggil Tari dengan nafas yang memburu.

"Ada apa Tari?, kenapa berlari?." Tanya Jamilah dengan buku paket ditangannya

"Itu Ibu...itu..." Ucap Tari belum mampu menyampaikan kalimatnya dengan baik.

Jamilah menuang air minum miliknya kedalam gelas, lalu memberikannya pada Tari.

"Duduk dulu Tari, baru minum!."

Tari langsung meneguk habis minum yang diberikan oleh Jamilah. "Terima kasih ibu guru."

"Sekarang katakan pada ibu, apa yang ingin kamu sampaikan?." Tanya Jamilah setelah meletakkan kembali gelas pada tempatnya.

"Alexander belum masuk kelas lagi. Tadi kan izinnya ke toilet sama ibu guru." Ucap Tari memberitahu Jamilah.

"Ayo kita lihat dulu ke dalam kelas. Siapa tahu sekarang Alexander sudah kembali ke kelas?." Jamilah dan Tari segera bergegas ke kelas setelah menutup pintu ruang guru.

Sampai di dalam kelas, ternyata Alexander belum ada.

"Kamu disini saja, biar ibu cek sendiri ke toilet." Jamilah meminta Tari untuk duduk di kursinya.

Jamilah kembali keluar, berjalan cepat menuju toilet. Jamilah perhitungkan sudah sepuluh menit dirinya berada diruang guru, berarti ada kemungkinan Alexander sudah lima belas menit berada di toilet. Tapi apa yang terjadi?.

"Tolong..." Alexander menggedor pintu toilet dengan kencang, hingga Jamilah yang baru sampai di sana pun bisa mendengar dengan jelas.

"Alexander!." Panggil Jamilah mencari toilet mana yang digunakan Alexander.

"Ibu guru Jamilah, aku disini!." Alexander kembali menggedor pintu dengan memanggil Jamilah.

Jamilah berhenti tepat di depan pintu toilet yang bertuliskan toilet rusak, dengan gagang pintu diikat kencang pada tiang yang berada tidak jauh dari sana.

"Alexander!." Kembali Jamilah memanggil muridnya itu guna memastikan lagi keberadaan Alexander.

"Iya ibu guru Jamilah, aku disini!." Jawab Alexander.

Jamilah langsung bergerak untuk membuka ikatan tali yang sangat kencang itu, tapi ternyata sangat sudah.

Jamilah segera mencari bantuan setelah meminta Alexander untuk tenang dan menunggunya.

Tidak lama kemudian, sudah terdengar kembali suara Jamilah dan Pak Ridwan yang berada diluar toilet.

"Ini siapa lagi yang nakal begini?." Omel Pak Ridwan sambil membuka ikatan tali sampai benar-benar bisa membuka pintunya.

Jamilah mundur. dengan pikiran yang sejak tadi bertanya-tanya, pasti ada seseorang yang sudah dengan sengaja mengurung Alexander di dalam toilet. Tapi siapa yang sudah melakukannya?, anak-anak kelas berapa?."

"Ayo Alexander, cepat keluar!." Ucap Pak Ridwan sambil merapikan tali yang cukup panjang.

"Terima kasih Pak penjaga." Balas Alexander lalu ia menghampiri Jamilah yang berada tidak jauh dari sana.

"Ibu guru Jamilah, terima kasih." Alexander begitu lega bisa keluar dari toilet yang sangat bau dan banyak kumannya itu. Sampai ia kepikiran untuk meminta Daddy Emir untuk membuatkan toilet yang lebih layak untuk sekolahnya yang sekarang.

Jamilah mengajak Alexander untuk keruangan guru usai mengucapkan terima kasih pada Pak Ridwan.

"Duduklah!.".Jamilah menyerahkan botol minum miliknya yang tinggal setengah.

Alexander menatap intens Jamilah, yang sepertinya akan langsung menanyai dirinya menyangkut kejadian beberapa menit lalu.

.

.

.

Daddy Emir sudah bersiap untuk menjemput Alexander. Tapi sebelum itu Pak Utomo mengajaknya sedikit berbincang.

"Kau temui guru Alexander yang bernama Jamilah. Kau cari tahu tentang Alexander melalui guru itu. Sedikit banyak gurunya itu berpengaruh baik pada putra mu." Setelah mengatakan hal itu, Pak Utomo kembali masuk kedalam kamarnya.

"Apa bagusnya dengan guru itu?." Gerutu Daddy Emir kesal, seolah kalah saing dengan orang lain dibandingkan dirinya yang jelas-jelas merupakan ayah kandungnya Alexander.

"Lebih hebat juga aku!. Sekalinya aku berada disini Alexander kembali dekat dengan ku. Dimana-mana anak kecil itu lebih membutuhkan dan mendengarkan orang tuanya dari pada orang lain, sekalipun itu gurunya sendiri." Lanjut Daddy masih menggerutu dengan mobil yang perlahan meninggalkan rumah.

.

.

.

Sampai di depan gerbang sekolah, sudah terlihat siswa-siswi keluar dan mulai meninggalkan sekolah. Tidak ingin menjadi pusat perhatian dengan mengendarai mobil, Daddy Emir lebih baik menunggu di dalam saja sambil mengecek beberapa pekerjaan yang sudah dikirimkan oleh sekretarisnya.

Sementara itu, Jamilah dan Alexander belum bisa menemukan orang yang sudah mengurung Alexander di dalam toilet. Sebab di dalam toilet pun Alexander tidak bertemu dengan siapa pun. Hanya dirinya saja yang berada di toilet pada waktu itu.

"Besok kita lanjutkan lagi, siapa tahu ada hal yang mencurigakan tapi tidak kita sadari?." Jamilah menghampiri motornya yang terparkir.

"Aku sudah berterima kasih juga pada Tari." Ucap Alexander memegang helm Jamilah.

"Iya, sebab Tari orang pertama yang tahu kalau kamu masih di toilet." Balas Jamilah mengambil helm dan menggantungnya di bagian depan.

Alexander pamit dengan menyalami tangan Jamilah dan mengucapkan salam. Alexander tidak tahu kalau Daddy sudah menunggunya di luar gerbang. Hingga Alexander hendak berjalan kearah pos penjagaan untuk menunggu di sana, tapi sudah terhadang dengan kedatangan Hesti.

"Hesti!." Jamilah menghampiri Hesti yang berjalan kearahnya dengan sedikit tertatih-tatih seperti sedang menahan sakit.

"Jamilah, tolong menikahlah dengan suami ku!. Hanya kamu yang Romli ingin kan untuk menjaga anak-anak kami dan menjadi istrinya...dan terlebih Romli sangat mencintaimu. Aku meminta mu untuk suami ku!." Ucap Hesti sebelum tidak sadarkan diri.

"Tolong...tolong..." Suara teriakan minta tolong Jamilah membuat semua guru berdatangan.

"Ada apa ibu guru Jamilah?." Tanya Ibu Wiwin

"Iya ada apa ibu guru Jamilah?." Ibu Zahra menimpali.

"Hesti pingsan!." Jamilah bersyukur wanita itu masih hidup saat ia mengecek denyut nadinya pada pergelangan tangannya.

Ibu Zahra mengeluarkan minyak kayu putih dan menempelkannya pada hidung Hesti untuk beberapa saat namun Hesti tidak kunjung sadar. Bahkan Ibu Wiwin sudah mengoleskannya pada bagian tubuh Hesti.

"Pak kepala sekolah tidak bawa mobil ya hari ini?." Wiwin menoleh pada segerombolan bapak-bapak yang tidak bisa membantu banyak, karena mereka risih kalau wanita yang harus ditolongnya. Jadi mereka menyerahkan semuanya pada ibu-ibu supaya lebih leluasa untuk melakukan pertolongan.

"Tidak ibu Wiwin." Jawab Pak Ginanjar dari posisi semula.

Alexander mendengar suara pintu mobil yang ditutup dengan cukup kencang, oh senangnya Alexander mendapati Daddy Emir menjadi pahlawan untuk dirinya dan Ibu guru Jamilah yang sedang butuh pertolongan.

"Daddy, cepat tolong ibu guru Jamilah, bawa wanita yang pingsan ini pulang ke rumahnya." Ucap Alexander saat melihat Daddy Emir baru keluar dari mobil.

Daddy Emir bergerak cepat setelah mendapatkan perintah sang putra untuk membantu ibu gurunya.

Ketiga wanita kuat itu berhasil membawa masuk Hesti untuk duduk di mobil mewah milik Daddy Emir.

"Kami yang akan mengurus motor mu." Ucap Ibu Zahra sebelum menutup pintu dan mengucapkan terima kasih pada Daddy Emir.

"Ibu guru Jamilah tahu dimana rumah wanita yang pingsan ini?." Tanya Alexander dari kursi depan, menoleh kebelakang melihat dengan bibir yang tidak berhenti komat-kamit.

"Iya Alexander." Jamilah mengangguk. Ia menjadi penunjuk arah untuk Alexander dan Daddy Emir.

Daddy Emir sesekali mencuri pandang pada Jamilah melalui kaca spion tengah. Jamilah begitu fokus pada Hesti, sampai tidak sadar jika ada pria tampan yang sedang memperhatikannya.

Hening untuk beberapa saat, Alexander tidak ingin mengganggu Jamilah yang diyakininya sedang melantunkan doa untuk kesembuhan wanita yang ada disampingnya.

"Yang depan ya Alexander rumahnya!." Tunjuk Jamilah pada satu-satunya rumah yang ada di depan mereka.

Jamilah dan Alexander turun terlebih dahulu, mendatangi rumah Hesti.

"Assalamualikum..." Ucap Jamilah, kebetulan pintu rumah Romli terbuka lebar.

"Jamilah kamu datang kesini?. Kamu udah ketemu dengan Hesti?, Itu merupakan keinginan Hesti yang terakhir Jamilah. Tolong kamu kabulkan!. Dan aku juga sangat membutuhkan mu, aku sangat mencintai mu" Bukannya menjawab salam, Romli malah mengoceh seperti orang kesurupan. Bicara panjang lebar, kaya rel kerepa api. Sampai suara deheham dari Daddy Emir mengalihakan pandangan mereka. Berbarengan dengan Ibunya Romli yang baru keluar dari rumah.

"Nak Jamilah..." Ucapan Ibunya Romli mengantung diudara kala melihat sosok pria tampan mendekat dan berdiri disamping Jamilah.

"Ibu, Hesti pingsan. Sekarang Hesti ada di mobil Pak Emir, jadi saya minta tolong, Hesti nya untuk segera dibawa kedalam rumah." Ucap Jamilah menghindar dari jarak yang cukup dekat dengan Daddy Emir, dengan berjalan membuka pintu mobil.

"Romli, segera angkat istri mu dan bawa ke kamar!. Biar Ibu yang telepon Dokter." Ibunya Romli menarik Romli untuk segera mengeluarkan Hesti dari dalam mobil mewah tersebut, yang dipikir Ibunya Romli jika pria kaya itu calonnya Jamilah.

"Ah menyusahkan saja!." Romli ngedumel ketus.

.

.

.

Meninggalkan drama Romli dan Ibunya. Kini mobil Daddy Emir sedang melaju menuju rumah Jamilah. Dimana, sekarang Alexander lah yang menjadi penunjuk arah untuk sang Daddy dengan begitu semangatnya.

"Sudah berapa kali kau melewati jalan ini?." Daddy Emir melihat Jamilah dari kaca spion lagi. Wanita yang dipandanginya malah asyik dengan ponselnya. Dimana Jamilah sedang berbalas pesan dengan Ibu Wiwin Ibu Zahra.

"Dua kali Dad, tiga kali sama sekarang." Jawab Alexander senang.

Setelah beberapa menit berlalu, kini rumah Jamilah sudah sangat dekat dari posisi mereka saat ini.

"Stop Dad, yang ini rumahnya." Alexander menunjuk rumah Jamilah dengan senyum hangat.

Daddy Emir menghentikan mobilnya, mematikan mesin dan membuka kunci otomatis supaya Jamilah bisa keluar sendiri.

Jamilah turun setelah mengucapkan salam dan tentunya rasa terima kasih yang tulus. Karena pertolongan Daddy Emir dan Alexander.

"Kami tidak boleh mampir?." Tiba-tiba suara Daddy Emir terdengar bertanya pada Jamilah. Dengan posisi Daddy Emir yang sudah berdiri disamping pintu mobil yang terbuka. Setelah dari tadi yang diajak bicara hanya Alexander saja. Tapi Jamilah pun sangat memaklumi itu, ya karena mereka ayah dan anak.

Jamilah menatap kerumahnya sebelum menjawab pertanyaan Daddy Emir. Yang sangat disayangkan Jamilah, kenapa harus ada ibu-ibu yang lewat depan rumahnya yang pasti mereka akan sangat kepo. Dan itu akan membuat dirinya tidak enak hati kalau harus membuat tamunya tidak nyaman.

"Eh Ibu guru Jamilah udah pulang. Diantar calon suaminya ya?. Belum apa-apa Jamilah sudah dibuatnya menahan nafas atas pertanyaan ibu-ibu yang sengaja berhenti di dekat Daddy Emir.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kenapa yah terkadang kita suka berasumsi sendiri melihat tetangga lewat

2024-04-29

0

Gagas Permadi

Gagas Permadi

tetanggakan cctv dan koran berjalan begitu ibarat kata mah🤭🤭🤭

2024-04-30

0

e.r indah

e.r indah

ati ati jatuh cinta Dad

2024-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Pelangkah
2 Bab 2 Wanita Pelangkah
3 Bab 3 Wanita Pelangkah
4 Bab 4 Wanita Pelangkah
5 Bab 5 Wanita Pelangkah
6 Bab 6 Wanita Pelangkah
7 Bab 7 Wanita Pelangkah
8 Bab 8 Wanita Pelangkah
9 Bab 9 Wanita Pelangkah
10 Bab 10 Wanita Pelangkah
11 Bab 11 Wanita Pelangkah
12 Bab 12 Wanita Pelangkah
13 Bab 13 Wanita Pelangkah
14 Bab 14 Wanita Pelangkah
15 Bab 15 Wanita Pelangkah
16 Bab 16 Wanita Pelangkah
17 Bab 17 Wanita Pelangkah
18 Bab 18 Wanita Pelangkah
19 Bab 19 Wanita Pelangkah
20 Bab 20 Wanita Pelangkah
21 Bab 21 Wanita Pelangkah
22 Bab 22 Wanita Pelangkah
23 Bab 23 Wanita Pelangkah
24 Bab 24 Wanita Pelangkah
25 Bab 25 Wanita Pelangkah
26 Bab 26 Wanita Pelangkah
27 Bab 27 Wanita Pelangkah
28 Bab 28 Wanita Pelangkah
29 Bab 29 Wanita Pelangkah
30 Bab 30 Wanita Pelangkah
31 Bab 31 Wanita Pelangkah
32 Bab 32 Wanita Pelangkah
33 Bab 33 Wanita Pelangkah
34 Bab 34 Wanita Pelangkah
35 Bab 35 Wanita Pelangkah
36 Bab 36 Wanita Pelangkah
37 Bab 37 Wanita Pelangkah
38 Bab 38 Wanita Pelangkah
39 Bab 39 Wanita Pelangkah
40 Bab 40 Wanita Pelangkah
41 Bab 41 Wanita Pelangkah
42 Bab 42 Wanita Pelangkah
43 Bab 43 Wanita Pelangkah
44 Bab 44 Wanita Pelangkah
45 Bab 45 Wanita Pelangkah.
46 Bab 46 Wanita Pelangkah
47 Bab 47 Wanita Pelangkah
48 Bab 48 Wanita Pelangkah
49 Bab 49 Wanita Pelangkah
50 Bab 50 Wanita Pelangkah
51 Bab 51 Wanita Pelangkah
52 Bab 52 Wanita Pelangkah
53 Bab 53 Wanita Pelangkah
54 Bab 54 Wanita Pelangkah
55 Bab 55 Wanita Pelangkah
56 Bab 56 Wanita Pelangkah
57 Bab 57 Wanita Pelangkah
58 Bab 58 Wanita Pelangkah
59 Bab 59 Wanita Pelangkah
60 Bab 60 Wanita Pelangkah
61 Bab 61 Wanita Pelangkah
62 Bab 62 Wanita Pelangkah
63 Bab 63 Wanita Pelangkah
64 Bab 64 Wanita Pelangkah
65 Bab 65 Wanita Pelangkah
66 Bab 66 Wanita Pelangkah
67 Bab 67 Wanita Pelangkah
68 Bab 68 Wanita Pelangkah
69 Bab 69 Wanita Pelangkah
70 Bab 70 Wanita Pelangkah
71 Bab 71 Wanita Pelangkah
72 Bab 72 Wanita Pelangkah
73 Bab 73 Wanita Pelangkah
74 Bab 74 Wanita Pelangkah
75 Bab 75 Wanita Pelangkah
76 Bab 76. Wanita Pekangkah
77 Bab 77 Wanita Pelangkah
78 Bab 78 Wanita Pelangkah
79 Bab 79 Wanita Pelangkah
80 Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81 Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82 Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83 Promo Novel baru David dan Soleha
84 Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85 Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86 Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87 Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88 Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89 Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90 Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91 Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92 Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93 Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94 Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95 Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96 Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97 Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98 Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99 Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100 Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101 Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102 Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103 Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104 Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Wanita Pelangkah
2
Bab 2 Wanita Pelangkah
3
Bab 3 Wanita Pelangkah
4
Bab 4 Wanita Pelangkah
5
Bab 5 Wanita Pelangkah
6
Bab 6 Wanita Pelangkah
7
Bab 7 Wanita Pelangkah
8
Bab 8 Wanita Pelangkah
9
Bab 9 Wanita Pelangkah
10
Bab 10 Wanita Pelangkah
11
Bab 11 Wanita Pelangkah
12
Bab 12 Wanita Pelangkah
13
Bab 13 Wanita Pelangkah
14
Bab 14 Wanita Pelangkah
15
Bab 15 Wanita Pelangkah
16
Bab 16 Wanita Pelangkah
17
Bab 17 Wanita Pelangkah
18
Bab 18 Wanita Pelangkah
19
Bab 19 Wanita Pelangkah
20
Bab 20 Wanita Pelangkah
21
Bab 21 Wanita Pelangkah
22
Bab 22 Wanita Pelangkah
23
Bab 23 Wanita Pelangkah
24
Bab 24 Wanita Pelangkah
25
Bab 25 Wanita Pelangkah
26
Bab 26 Wanita Pelangkah
27
Bab 27 Wanita Pelangkah
28
Bab 28 Wanita Pelangkah
29
Bab 29 Wanita Pelangkah
30
Bab 30 Wanita Pelangkah
31
Bab 31 Wanita Pelangkah
32
Bab 32 Wanita Pelangkah
33
Bab 33 Wanita Pelangkah
34
Bab 34 Wanita Pelangkah
35
Bab 35 Wanita Pelangkah
36
Bab 36 Wanita Pelangkah
37
Bab 37 Wanita Pelangkah
38
Bab 38 Wanita Pelangkah
39
Bab 39 Wanita Pelangkah
40
Bab 40 Wanita Pelangkah
41
Bab 41 Wanita Pelangkah
42
Bab 42 Wanita Pelangkah
43
Bab 43 Wanita Pelangkah
44
Bab 44 Wanita Pelangkah
45
Bab 45 Wanita Pelangkah.
46
Bab 46 Wanita Pelangkah
47
Bab 47 Wanita Pelangkah
48
Bab 48 Wanita Pelangkah
49
Bab 49 Wanita Pelangkah
50
Bab 50 Wanita Pelangkah
51
Bab 51 Wanita Pelangkah
52
Bab 52 Wanita Pelangkah
53
Bab 53 Wanita Pelangkah
54
Bab 54 Wanita Pelangkah
55
Bab 55 Wanita Pelangkah
56
Bab 56 Wanita Pelangkah
57
Bab 57 Wanita Pelangkah
58
Bab 58 Wanita Pelangkah
59
Bab 59 Wanita Pelangkah
60
Bab 60 Wanita Pelangkah
61
Bab 61 Wanita Pelangkah
62
Bab 62 Wanita Pelangkah
63
Bab 63 Wanita Pelangkah
64
Bab 64 Wanita Pelangkah
65
Bab 65 Wanita Pelangkah
66
Bab 66 Wanita Pelangkah
67
Bab 67 Wanita Pelangkah
68
Bab 68 Wanita Pelangkah
69
Bab 69 Wanita Pelangkah
70
Bab 70 Wanita Pelangkah
71
Bab 71 Wanita Pelangkah
72
Bab 72 Wanita Pelangkah
73
Bab 73 Wanita Pelangkah
74
Bab 74 Wanita Pelangkah
75
Bab 75 Wanita Pelangkah
76
Bab 76. Wanita Pekangkah
77
Bab 77 Wanita Pelangkah
78
Bab 78 Wanita Pelangkah
79
Bab 79 Wanita Pelangkah
80
Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81
Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82
Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83
Promo Novel baru David dan Soleha
84
Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85
Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86
Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87
Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88
Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89
Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90
Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91
Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92
Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93
Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94
Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95
Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96
Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97
Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98
Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99
Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100
Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101
Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102
Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103
Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104
Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!