Bab 12 Wanita Pelangkah

Pagi datang menyapa, menyisakan tanah yang masih basah dan hawa dingin yang masih terasa begitu kentara, karena hujan yang baru berhenti sekitar jam lima subuh.

Jamilah sudah bisa mengatasi kedua matanya yang bengkak usai menangis hampir semalaman. Hanya tinggal menyisakan sedikit saja yang bisa disamarkan oleh riasan tipis make up nya.

Julia menarik tangan Jamilah yang baru saja keluar dari kamar, membawanya masuk kedalam kamarnya lalu keduanya duduk dipinggir ranjang.

"Maaf. Aku baru minta maaf sekarang sama Kak Jami. Aku janji, aku tidak akan melangkahi Kak Jami seperti adik-adik Kak Jami yang lain. Pasti mata Kak Jami sembab begini karena kepikiran sama aku?. Kak Jami tenang aja, Kak Jami bisa percaya sama omongan ku, Kak." Kedua tangan Julia sibuk. Yang satu memegang tangan Jamilah, yang satunya lagi menghapus air matanya sendiri.

"Kamu dan adik-adik Kakak itu enggak ada salah. Enggak perlu ada yang disalahkan. Kalau pun nantinya kamu harus melangkahi Kakak, ya itu semua tidak lepas dari campur tangan Gusti Alloh. Jadi bukan salah mu atau siapa pun. Yang penting doakan selalu Kak Jami ya, supaya selalu diberikan kemudahan dalam setiap urusan Kak Jami."

Julia mengangguk dan mengamini apa yang menjadi doa sang Kakak.

Jamilah dan Julia keluar bersama dari dalam kamar, dengan posisi Jamilah yang dipeluk oleh Julia dari samping.

Semenjak kejadian kemarin, Emak lebih jadi pendiam dan terlihat murung. Tidak bawel seperti biasanya, bahkan tersenyum pun hampir tidak terlihat. Hanya bicara seperlunya saja.

"Bekal kalian jangan lupa untuk dibawa." Setelah mengatakan itu Emak kembali lagi ke dapur.

Jamilah, Jaka dan Julia mendatangi Emak ke dapur. Emak sedang duduk di bale-bale, menatap kosong pada dandang yang ada di atas kompor yang menyala. Hingga tidak menyadari ketiga anaknya sudah berdiri disampingnya.

Jamilah mendudukkan dirinya di samping Emak, tangannya meraih tangan Emak yang berhasil digenggamnya.

Emak pun menoleh, menatap ketiga anaknya silih berganti dengan ekspresi yang biasa saja.

"Boleh bersedih, tapi jangan terlalu lama. Cahaya kami seolah redup, tanpa senyum Emak yang biasanya selalu kami lihat dari wajah cantik Emak." Jaka dan Julia mengangguk, mengiyakan apa yang dikatakan oleh Jamilah benar adanya.

Emak menarik nafas dalam-dalam, beban itu terasa berat dipikulnya sendiri. Tapi Emak lupa jika Jamilah lah yang paling berat menanggung beban. Semua biaya hidup dan sekolah kedua adiknya, Jamilah yang menanggung, dengan hanya mengandalkan uang gajinya. Terlebih lagi beban hati dan pikiran yang tidak diketahui orang lain, termasuk Emak sendiri.

Senyum itu kembali lagi menghiasi wajah Emak yang tidak muda lagi, bahkan bisa dibilang sudah tua. Tangan kanannya mengusap wajah Milah, Julia dan Jaka dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Emak minta maaf sama Milah, Jaka, Julia. Emak hanya kecewa saja sama diri Emak yang enggak bisa mengendalikan semuanya. Maafkan Emak ya?."

Semuanya serempak menggeleng. Jamilah membuka mulutnya lagi untuk berbicara.

"Emak enggak pernah salah apa-apa pada kami. Tapi justru kami lah yang udah banyak salah sama Emak. Jadi maafkan kami juga ya Mak?. Supaya langkah kami lebih mudah untuk mencapai tujuan kami." Emak memeluk ketiganya dengan uraian air mata sambil berkata lirih.

"Emak sangat beruntung, memiliki kalian semua dalam hidup Emak."

.

.

.

Berangkat sekolah kali ini terasa begitu istimewa bagi Alexander. Dimana pagi ini Daddy Emir yang akan mengantarnya.

Usai sarapan keduanya berpamitan pada Kakek Utomo dan Bibi Isti. Mereka langsung masuk kedalam mobil dan duduk pada kursi masing-masing. Wajah keduanya bagai pinang dibelah dua, sama-sama memiliki ketampanan dan kharisma yang sanggup membuat terpana orang yang melihatnya.

"Kemarin saat kau keluar dari sekolah, Daddy lihat wajah mu murung. Kenapa?." Tanya Daddy Emir saat mobil mulai meninggalkan rumah Kakek Utomo.

Alexander tampak berpikir sesaat sebelum memberikan jawabannya.

"Oh itu Dad, guru yang biasa ngajar di kelas ku tidak masuk." Jawab Alexander setelah mengingatnya.

"Hanya karena guru mu tidak mengajar, kau jadi murung seperti itu?." Tanya Daddy Emir menoleh pada Alexander.

"Hem..."Jawab Alexander mengangguk.

"Apa guru itu memiliki tempat disini?." Daddy Emir menunjuk dada kiri Alexander dengan sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Hem..." Kembali Alexander mengangguk sembari memegang dadanya sendiri.

Bangunan sekolah sudah tampak terlihat dari kejauhan.

"Bukannya itu guru yang sedang kita bicarakan?." Daddy Emir memperlambat laju kendaraan mobilnya saat motor yang dikendarai Jamilah keluar dari belokan yang ada di depan.

Alexander menegakkan tubuh guna memastikan yang dikatakan oleh Daddy Emir.

"Bagaimana Daddy tahu kalau itu Ibu guru Jamilah." Tanya Alexander menatap Daddy Emir beberapa detik, hingga ia kembali menatap pengendara motor yang ada didepannya.

"Daddy hanya menebaknya saja." Jawab Daddy Emir seadanya. Padahal bagaimana wajah yang semalam ia pandangi cukup lama sampai ia menemukan satu kesamaan pada foto yang dimiliki oleh Arkam dengan foto yang ada di galeri ponselnya.

Jika dilihat dari tas nya, Alexander meyakini jika itu milik Jamilah.

"Daddy percepat mobilnya!." Daddy Emir melajukan sedikit lebih cepat mobilnya guna menyusul motor Jamilah.

"Ibu guru Jamilah." Panggil Alexander setelah kaca mobilnya diturunkan dengan melambaikan tangan.

Jamilah menoleh kearah suara yang memang sudah dikenalkan.

"Alexander." Balas Jamilah sambil tersenyum manis. Dimana senyum manis Jamilah bisa dinikmati oleh si pengemudi mobil karena sangat terlihat jelas juga dari posisi Daddy Emir.

Motor Jamilah dan mobil yang membawa Alexander berjalan beriringan dengan posisi motor Jamilah berada dibelakang.

Tidak lama kemudian kedua kendaraan itu sudah sampai di tempat parkir sekolah.

"Daddy, aku masuk dulu ya. Jangan lupa nanti jemput aku lagi." Alexander mengulurkan tangan untuk menyalami tangan Daddy Emir. Perasaan hangat lagi-lagi memenuhi relung hati Daddy Emir melihat perubahan yang secara perlahan ditunjukkan oleh Alexander.

"Ok Boy." Daddy Emir mengacungkan jempolnya kearah Alexander sebagai tanda siap.

Alexander yang sudah keluar dari mobil langsung saja mengamini Jamilah yang masih memarkirkan motornya dengan aman.

"Ibu guru Jamilah kemarin kenapa tidak mengajar?, pergi kemana?, ada urusan apa?." Alexander langsung memberondong Jamilah dengan banyak pertanyaan sambil menyalami Jamilah.

Lagi-lagi senyum manis Jamilah yang ditujukan pada Alexander harus terlihat jelas oleh Daddy Emir yang belum pergi dari sana. Malah Daddy Emir begitu sangat memperhatikan interaksi yang terjadi antara putra dan gurunya itu.

"Ibu guru ada keperluan keluarga yang mendadak. Jadi izin satu hari." Jawab Jamilah seraya mengajak Alexander untuk segera masuk kedalam sekolah.

Langkah kaki keduanya terhenti kala Daddy Emir manggil Alexander.

"Alexander!"

Alexander dan Jamilah menoleh bersamaan kebelakang dimana Daddy Emir sudah berdiri.

"Buku paketnya tertinggal!." Daddy Emir menyerahkan buku tersebut.

Alexander menerimanya, "Terima Kasih Dad."

"Sama-sama Boy."

Alexander melihat Daddy Emir yang sedang menatap Jamilah tanpa berkedip. Sedangkan Jamilah sendiri melihat anak-anak yang secara bergerombol memasuki gerbang.

"Ibu guru Jamilah..."Jamilah langsung menolah kearah Alexander.

"Apa?." Tanyanya lembut.

"Daddy, ini ibu guru Jamilah." Alexander memperkenalkan Jamilah pada Daddy Emir.

Daddy Emir menjadi kikuk dengan perkenalkan yang begitu mendadak menurutnya, bahkan Daddy Emir tidak berencana untuk mengenal wanita yang sudah membuat sahabatnya menjadi seperti sekarang ini.

"Oh iya, Emir." Seketika tangan Daddy Emir terulur dan memperkenalkan namanya sendiri. Padahal akal sehatnya menolak untuk mengenal Jamilah.

"Jamilah." Jamilah menerima uluran tangan Daddy Emir sembari memperkenalkan diri, sembari menyematkan senyum yang biasa saja.

Kedua tangan itu untuk beberapa saat saling menjabat dengan erat. Daddy Emir merasakan ada desiran yang begitu lembut masuk menyapa hatinya. Sampai Daddy Emir melepas sembari menepis kasar tangan wanita itu, Namun Jamilah membalasnya dengan sebuah senyuman tulus. Malah Alexander yang terlihat begitu marah melihat sikap Daddy nya seperti itu.

"Mohon maaf Pak Emir, kami harus segara masuk." Pamit Jamilah.

"Iya Dad." Alexander mengangguk.

Daddy Emir pun mengangguk sebagai jawabannya.

Alexander dan Jamilah berbalik badan, melanjutkan langkah kaki mereka masuk kedalam sekolah, meninggalkan Daddy Emir yang masih berdiri di sana.

Daddy Emir mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Kau sudah melihat yang ku kirimkan?."

"Tunggu aku, aku akan membawa orangnya langsung pada mu. Tapi sebelum hari itu tiba, aku akan selalu mengirimkan infonya pada mu."

Daddy Emir memasukkan kembali ponsel dalam saku celananya setelah mengakhiri percakapan dengan lawan bicaranya. Kemudian segera masuk kedalam mobil dan meninggalkan sekolah.

.

.

.

"Emak Jamilah!, kemarin ada mobil biru parkir di rumah situ tapi sebentar aja. Mereka tamu dari mana kok udah pulang aja?." Tanya tetangga saat Emak belanja ke warung.

"Oh itu saudara jauh. Mereka cuma mampir aja jadi sebentar." Jawab Emak sembari mengambil beberapa ikan segar dan daging ayam.

"Oh gitu Mak, tak kira mah tamunya untuk Jamilah." Sahut tetangganya.

Emak Langsung saja menggeleng cepat, "Bukan."

"Kalau saya punya kenalan, boleh enggak saya kenalin sama Jamilah?."

Hati Emak begitu tersulut emosi dengan pertanyaan tetangga tersebut. "Enggak Bu, terima kasih. Jamilah enggak butuh."

"Ah Emak kok sombong!. Niat saya kan baik Mak, kok Emak seperti enggak terima begitu." Tetangga itu sengaja memancing Emak.

"Memang Jamilah tidak memerlukan itu." Jawab Emak ketus.

"Kata siapa Mak, Jamilah enggak butuh?. Justru Jamilah sedang membutuhkan itu Mak. Apalagi Jamilah orangnya tertutup, enggak banyak teman pria. Kalau begitu kapan mau laku?." Tetangga itu juga ikut tersulut emosinya melihat jawaban Emak yang ketus.

"Anak saya, Jamilah bukan barang yang harus laku." Teriak Emak dengan tatapan tidak suka.

Melihat keributan yang terjadi, tukang warung langsung meminta tetangga yang sudah terkenal tukang rusuh untuk segera pergi.

"Punya anak belum laku aja sombong!." Ketus sang tetangga sebelum ia pergi meninggalkan warung.

Emak terduduk di bangku panjang yang ada di warung sambil memegang dadanya. Ingin sekali Emak menutup mulut mereka yang selalu mengatai Jamilah menggunakan perekat.

"Sabar ya Mak, perempuan yang satu itu mah emang tukang onar disini. Jadi harus maklum aja." Kata tukang warung.

Emak hanya diam tidak merespon apa yang dikatakan oleh tukang warung itu. Emak segera membayar belanjaannya dan segera meninggalkan tempat itu.

.

.

.

Saat jam pelajaran masih berlangsung, Alexander izin ke toilet pada Jamilah yang kebetulan mengajar.

Alexander segera masuk ke dalam toilet saat melihat pintu toiletnya terbuka.

Usai menyiram kloset dan mencuci tangan, Alexander hendak membuka pintu setelah membuka kuncinya, namun sayang tidak bisa seperti ada yang menahannya. Alexander mencoba membukanya lagi tapi tetap tidak bisa.

"Tidak mungkin kalau kuncinya rusak, pasti ada yang menahannya dari luar." Gumam Alexander.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

waduh ternyata bullying ke Alexander masih berlangsung yah

2024-04-29

0

luiya tuzahra

luiya tuzahra

lagian si julia masih sekolah udah mikirin nikah aja,
trus itu adik2nya yg nikah ma bos2 apa gak peduli ma kluarga smpe semua yg nanggung jamilah

2024-01-01

3

Evy

Evy

kasihan ya orang tua Jamilah punya tiga anak perempuan yang sudah menikah dengan keluarga pengusaha tapi tidak satupun yang ingat dengan kehidupan orang tua nya.

2023-12-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Pelangkah
2 Bab 2 Wanita Pelangkah
3 Bab 3 Wanita Pelangkah
4 Bab 4 Wanita Pelangkah
5 Bab 5 Wanita Pelangkah
6 Bab 6 Wanita Pelangkah
7 Bab 7 Wanita Pelangkah
8 Bab 8 Wanita Pelangkah
9 Bab 9 Wanita Pelangkah
10 Bab 10 Wanita Pelangkah
11 Bab 11 Wanita Pelangkah
12 Bab 12 Wanita Pelangkah
13 Bab 13 Wanita Pelangkah
14 Bab 14 Wanita Pelangkah
15 Bab 15 Wanita Pelangkah
16 Bab 16 Wanita Pelangkah
17 Bab 17 Wanita Pelangkah
18 Bab 18 Wanita Pelangkah
19 Bab 19 Wanita Pelangkah
20 Bab 20 Wanita Pelangkah
21 Bab 21 Wanita Pelangkah
22 Bab 22 Wanita Pelangkah
23 Bab 23 Wanita Pelangkah
24 Bab 24 Wanita Pelangkah
25 Bab 25 Wanita Pelangkah
26 Bab 26 Wanita Pelangkah
27 Bab 27 Wanita Pelangkah
28 Bab 28 Wanita Pelangkah
29 Bab 29 Wanita Pelangkah
30 Bab 30 Wanita Pelangkah
31 Bab 31 Wanita Pelangkah
32 Bab 32 Wanita Pelangkah
33 Bab 33 Wanita Pelangkah
34 Bab 34 Wanita Pelangkah
35 Bab 35 Wanita Pelangkah
36 Bab 36 Wanita Pelangkah
37 Bab 37 Wanita Pelangkah
38 Bab 38 Wanita Pelangkah
39 Bab 39 Wanita Pelangkah
40 Bab 40 Wanita Pelangkah
41 Bab 41 Wanita Pelangkah
42 Bab 42 Wanita Pelangkah
43 Bab 43 Wanita Pelangkah
44 Bab 44 Wanita Pelangkah
45 Bab 45 Wanita Pelangkah.
46 Bab 46 Wanita Pelangkah
47 Bab 47 Wanita Pelangkah
48 Bab 48 Wanita Pelangkah
49 Bab 49 Wanita Pelangkah
50 Bab 50 Wanita Pelangkah
51 Bab 51 Wanita Pelangkah
52 Bab 52 Wanita Pelangkah
53 Bab 53 Wanita Pelangkah
54 Bab 54 Wanita Pelangkah
55 Bab 55 Wanita Pelangkah
56 Bab 56 Wanita Pelangkah
57 Bab 57 Wanita Pelangkah
58 Bab 58 Wanita Pelangkah
59 Bab 59 Wanita Pelangkah
60 Bab 60 Wanita Pelangkah
61 Bab 61 Wanita Pelangkah
62 Bab 62 Wanita Pelangkah
63 Bab 63 Wanita Pelangkah
64 Bab 64 Wanita Pelangkah
65 Bab 65 Wanita Pelangkah
66 Bab 66 Wanita Pelangkah
67 Bab 67 Wanita Pelangkah
68 Bab 68 Wanita Pelangkah
69 Bab 69 Wanita Pelangkah
70 Bab 70 Wanita Pelangkah
71 Bab 71 Wanita Pelangkah
72 Bab 72 Wanita Pelangkah
73 Bab 73 Wanita Pelangkah
74 Bab 74 Wanita Pelangkah
75 Bab 75 Wanita Pelangkah
76 Bab 76. Wanita Pekangkah
77 Bab 77 Wanita Pelangkah
78 Bab 78 Wanita Pelangkah
79 Bab 79 Wanita Pelangkah
80 Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81 Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82 Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83 Promo Novel baru David dan Soleha
84 Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85 Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86 Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87 Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88 Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89 Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90 Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91 Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92 Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93 Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94 Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95 Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96 Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97 Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98 Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99 Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100 Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101 Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102 Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103 Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104 Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Wanita Pelangkah
2
Bab 2 Wanita Pelangkah
3
Bab 3 Wanita Pelangkah
4
Bab 4 Wanita Pelangkah
5
Bab 5 Wanita Pelangkah
6
Bab 6 Wanita Pelangkah
7
Bab 7 Wanita Pelangkah
8
Bab 8 Wanita Pelangkah
9
Bab 9 Wanita Pelangkah
10
Bab 10 Wanita Pelangkah
11
Bab 11 Wanita Pelangkah
12
Bab 12 Wanita Pelangkah
13
Bab 13 Wanita Pelangkah
14
Bab 14 Wanita Pelangkah
15
Bab 15 Wanita Pelangkah
16
Bab 16 Wanita Pelangkah
17
Bab 17 Wanita Pelangkah
18
Bab 18 Wanita Pelangkah
19
Bab 19 Wanita Pelangkah
20
Bab 20 Wanita Pelangkah
21
Bab 21 Wanita Pelangkah
22
Bab 22 Wanita Pelangkah
23
Bab 23 Wanita Pelangkah
24
Bab 24 Wanita Pelangkah
25
Bab 25 Wanita Pelangkah
26
Bab 26 Wanita Pelangkah
27
Bab 27 Wanita Pelangkah
28
Bab 28 Wanita Pelangkah
29
Bab 29 Wanita Pelangkah
30
Bab 30 Wanita Pelangkah
31
Bab 31 Wanita Pelangkah
32
Bab 32 Wanita Pelangkah
33
Bab 33 Wanita Pelangkah
34
Bab 34 Wanita Pelangkah
35
Bab 35 Wanita Pelangkah
36
Bab 36 Wanita Pelangkah
37
Bab 37 Wanita Pelangkah
38
Bab 38 Wanita Pelangkah
39
Bab 39 Wanita Pelangkah
40
Bab 40 Wanita Pelangkah
41
Bab 41 Wanita Pelangkah
42
Bab 42 Wanita Pelangkah
43
Bab 43 Wanita Pelangkah
44
Bab 44 Wanita Pelangkah
45
Bab 45 Wanita Pelangkah.
46
Bab 46 Wanita Pelangkah
47
Bab 47 Wanita Pelangkah
48
Bab 48 Wanita Pelangkah
49
Bab 49 Wanita Pelangkah
50
Bab 50 Wanita Pelangkah
51
Bab 51 Wanita Pelangkah
52
Bab 52 Wanita Pelangkah
53
Bab 53 Wanita Pelangkah
54
Bab 54 Wanita Pelangkah
55
Bab 55 Wanita Pelangkah
56
Bab 56 Wanita Pelangkah
57
Bab 57 Wanita Pelangkah
58
Bab 58 Wanita Pelangkah
59
Bab 59 Wanita Pelangkah
60
Bab 60 Wanita Pelangkah
61
Bab 61 Wanita Pelangkah
62
Bab 62 Wanita Pelangkah
63
Bab 63 Wanita Pelangkah
64
Bab 64 Wanita Pelangkah
65
Bab 65 Wanita Pelangkah
66
Bab 66 Wanita Pelangkah
67
Bab 67 Wanita Pelangkah
68
Bab 68 Wanita Pelangkah
69
Bab 69 Wanita Pelangkah
70
Bab 70 Wanita Pelangkah
71
Bab 71 Wanita Pelangkah
72
Bab 72 Wanita Pelangkah
73
Bab 73 Wanita Pelangkah
74
Bab 74 Wanita Pelangkah
75
Bab 75 Wanita Pelangkah
76
Bab 76. Wanita Pekangkah
77
Bab 77 Wanita Pelangkah
78
Bab 78 Wanita Pelangkah
79
Bab 79 Wanita Pelangkah
80
Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81
Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82
Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83
Promo Novel baru David dan Soleha
84
Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85
Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86
Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87
Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88
Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89
Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90
Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91
Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92
Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93
Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94
Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95
Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96
Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97
Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98
Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99
Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100
Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101
Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102
Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103
Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104
Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!