Bab 3 Wanita Pelangkah

Jamilah menatap bingung pada Alexander yang memilih untuk keluar dari dalam kelas saat jam pelajarannya.

"Memang kenapa dengan pembagian?, apa hubungannya dengan orang lain?." Gumamnya lirih, Jamilah merapikan buku dan memasukkannya ke dalam tas Alexander.

"Bagi yang sudah selesai mengerjakan, kalian boleh mengumpulkannya ke meja Ibu, kalian lanjut lagi pelajari halaman selanjutnya ya?." Pesan Jamilah pada anak-anak sebelum ia keluar mencari Alexander.

Ibu Wiwin sudah melambaikan tangan dari arah pintu kelas yang terbuka.

Jamilah berjalan keluar dan menemui Ibu Wiwin, mereka berbicara cukup pelan di depan kelas Jamilah.

"Murid baru itu lari ke arah kebun belakang, aku udah pinta Pak Ridwan untuk mengawasinya, jadi kamu bisa tenang ngajar sampai jam istirahat. Kalau boleh minta mah aku jangan sampai ngajar di kelas 5A deh, dari pada harus seperti Ibu Jamilah." Ibu Wiwin menunjuk kebun belakang sekolah dan sedikit mengeluarkan pendapatnya.

Jamilah hanya tersenyum menanggapi perkataan Ibu Wiwin, tapi ia tetap ingin memastikan kalau Alexander tidak melakukan hal yang dapat melukai dirinya sendiri.

"Terima kasih Ibu Wiwin, aku ingin memastikan Alexander. Kalau boleh titip anak-anak sebentar ya?." Dengan wajah yang penuh permohonan.

"Iya baik-baik, Ibu Jamilah. Tapi janji sebentar ya?." Ibu Wiwin melihat pergelangan tangan dimana saat ini mendekati waktu istirahat.

"Iya hanya sebentar." Jamilah segera bergegas ke kebun belakang guna melihat apa yang dilakukan Alexander di sana.

Melihat ada Pak Ridwan, Jamilah merasa senang jadi keadaan Alexander bisa dipantau.

Jamilah mengikuti arah telunjuk Pak Ridwan, Alexander sedang bersembunyi dibalik semak-semak pembatas antara sekolah dan rumah-rumah warga.

"Tolong Pak Ridwan jaga, jam istirahat saya kembali lagi." Ucap Jamilah seraya mengulas senyum.

"Iya, Ibu Jamilah. Saya akan menjaganya dari sini." Lalu Jamilah pergi dari sana setelah mengucapkan terima kasih.

Sedikit berjalan tergesa-gesa karena tidak ingin membuat Ibu Wiwin menunggu dirinya terlalu lama. Oh untung saja ada Pak Ghani, guru olahraga yang sedang menemani Ibu Wiwin.

"Terima kasih Ibu Wiwin sudah menjaga anak-anak." Ucap Jamilah sesampainya di depan Ibu Wiwin dan Pak Ghani.

"Hanya Bu Wiwin saja Ibu Jamilah, yang mendapatkan kata terima kasih, saya enggak?." Goda Pak Ghani. Semua orang tahu kalau Pak Ghani juga sempat menaruh hati Jamilah sebelum pada akhirnya ia memilih wanita lain untuk dijadikannya istri.

"Iya, Pak Ghani. Terima kasih." Jamilah kembali masuk ke dalam kelas, setelah kepergian Ibu Wiwin dan Pak Ghani dari depan kelasnya.

Mengatur nafas yang ngos-ngosan sambil duduk, merapikan semua buku tulis yang dikumpulkan sembari melihat semua nama yang mengerjakan. Dari murid sebanyak 28 orang di dalam kelas 5A, hanya satu orang yang tidak mengerjakan tugas yang diberikannya, Alexander.

Waktu istirahat tiba, Jamilah masuk keruangan guru dengan membawa buku tulis lalu meletakkannya di atas meja. Ada beberapa guru yang lain yang baru juga sampai di ruangan setelah mengajar di dalam kelas.

Jamilah belum ingin memakan bekal makan siangnya, sebelum ia berhasil membawa Alexander masuk ke dalam kelas. Makanya Jamilah hanya meneguk air putih saja sebelum ia kembali ke kebun belakang.

"Anak baru itu berulah lagi ya, Ibu Jamilah?." Tanya Pak Hasan, sesama guru di sana.

"Ya seperti itu lah Pak Hasan, mungkin hanya ingin lebih diperhatikan saja." Jawab Jamilah bijak, sebab setiap anak semuanya unik, memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

"Iya tadi semua anak-anak di kelas saya melihat murid baru itu lari ke arah kebun." Pak Hasan memberitahunya.

"Iya Pak Hasan, terima kasih. Ini saya mau nyusul ke sana." Jawab Jamilah segera keluar dari dalam ruangan sebelum Pak Hasan datang mendekat ke arah meja nya.

.

.

.

Pak Ridwan belum ingin pergi dari sana meski Jamilah sudah datang dan mendekati Alexander saat ini.

"Sekarang sudah waktunya istirahat. Ayo kita makan atau mungkin kamu mau membeli sesuatu yang bisa dimakan?." Ibu Jamilah jongkok di depan Alexander yang duduk bersila di atas rumput.

Alexander hanya melihat tangannya yang sudah kotor karena menggali tanah yang basah akibat hujan semalam.

"Kalau kamu belum mau mengerjakan tugas yang ibu berikan, tidak apa. Ibu tidak akan memaksa mu saat ini. Kita ganti pelajaran yang lain saja untuk mu." Jamilah begitu lemah lembut serta menggunakan hati untuk berbicara atau berinteraksi dengan Alexander.

Alexander tidak merespon sedikitpun, bahkan ia sangat acuh, tidak butuh untuk diperhatikan. Seolah tidak melihat adanya Jamilah di sana.

"Tapi sekarang kita kembali ke kelas supaya perut mu tidak lapar saat pelajaran selanjutnya." Jamilah berusaha meraih tangan Alexander, namun mendapatkan penolakan dengan menepis tangan Jamilah.

"Baik, maaf. Kalau mau tidak dipegang Ibu, sebaiknya kamu turuti apa yang ibu katakan saat ini padamu." Suara lembut itu kini terasa sedikit lebih tegas.

"Ayo berdiri!. Masuk kedalam kelas!. Cuci kedua tanganmu!, lalu makan sesuatu untuk mengisi perut mu, supaya bertenaga saat mengikuti pelajaran selanjutnya." Jamilah bangkit dan merapikan rok panjangnya yang sedikit terangkat. Menatap sebentar ke arah Alexander sebelum Alexander berlari meninggalkan dirinya.

"Hufh sabar....sabar...sabar..." Jamilah mengelus dada sambil menarik nafas dalam lalu berjalan meninggalkan kebun.

Jamilah hanya tersenyum saat melewati Pak Ridwan yang masih berdiri ditempat semula.

"Istri idaman banget, kalau Ibu Jamilah mau sama aku, aku enggak bakalan nolak. Pasti aku sangat beruntung sekali mendapatkan istri sholehah. Tapi sayang Ibu Jamilah sangat tidak beruntung mendapatkan aku yang seperti remahan rengginang ini." Pak Ridwan memegang dada yang selalu berdebar kencang saat berada atau melihat Jamilah walah dari kejauhan.

Kalau Pak Ghani, Pak Ridwan dan Pak Hasan saja menyukai sosok Jamilah, kenapa Jamilah susah sekali mendapatkan jodoh salah satu dari mereka?.

.

.

.

Alexander mendapati bukunya sudah rapi di dalam tas setelah mencuci tangannya dengan sangat bersih. Ia hanya duduk sendiri di bangku belakang, paling pojok pula. Entah apa yang ada pikirannya saat ini, makan sesuatu pun tidak, seperti yang sudah dibilang Jamilah.

Siswa-siswi yang lain tidak ada yang berani mendekat, mereka takut jika Alexander akan melukai mereka. Walau pun belum ada indikasi jika Alexander suka bermain fisik atau kekerasan pada hari kedua Alexander bersekolah.

Bel sudah berbunyi, tanda waktu istirahat sudah habis. Kini waktunya semua murid dari kelas satu sampai kelas enam masuk ke dalam kelas masing-masing. Guna melanjutkan mata pelajaran yang tersisa.

Ibu Wiwin yang siang ini kebagian mengajar di kelas 5A. Padahal ia sangat menghindari untuk mengisi mata pelajaran di kelas itu, sebab alasannya hanya satu, karena si anak baru.

"Kenapa aku juga yang dapat di kelas ini?, kenapa enggak guru yang lain aja yang ngajar di kelas ini?." Ibu Wiwin sedikit menggerutu di depan kelas, ia menarik nafas dan merapikan kerah bajunya.

"Bismillah, semoga saja si anak baru enggak bikin ulah." Doa nya.

Suasana hening di dalam kelas, saat Ibu Wiwin datang dan langsung membawakan materi Bahasa Indonesia.

Sorot tajam mata Ibu Wiwin sudah tertuju pada sosok Alexander yang tampan bila dibandingkan dengan semua siswa yang asli penduduk kampung. Tapi itu tertutup dengan sifat dan kelakuannya yang sangat menyebalkan itu, bagi Ibu Wiwin.

"Buka buku paket kalian!. Lihat halaman 57, kalian baca dan kerjakan soal esai dari no satu sampai no sepuluh. Kalau sudah selesai bawa kesini nanti Ibu langsung kasih nilai." Ibu Wiwin kembali duduk di atas kursi yang ada di samping papan tulis.

"Iya, Ibu guru." Jawab mereka serempak dan sangat bersemangat, sebab setahunya pelajaran yang paling diminati dan paling mudah ya Bahasa Indonesia.

Saru orang yang paling pintar dikelas itu sudah maju ke depan dan langsung mendapatkan nilai sempurna, 10.

Lima orang maju ke depan dan mendapatkan nilai yang bervariasi, ada yang mendapatkan nilai dari 7 sampai 9.

Sepuluh orang yang maju ke depan, mereka pun mendapatkan nilai yang beraneka ragam, mulai dari nilai 8 sampai 10.

Tersisa dua belas orang lagi yang belum menyelesaikan, Ibu Wiwin memberikan peringatan bagi yang belum selesai. Untuk dapat mengerjakan dalam waktu lima belas menit lagi.

"Iya, Ibu guru" Jawab mereka yang belum mengerjakan, kecuali Alexander yang tidak pernah bicara sedikit pun.

Sampailah pada waktu yang ditentukan, mereka maju ke depan dan mendapatkan nilai juga, kembali bervariasi nilai yang didapatkan antara 7 sampai 10.

Ibu Wiwin menautkan kedua alisnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, saat mengetahui dari list absen semua murid hanya Alexander yang tidak mendapatkan nilai, lebih tepatnya tidak mengerjakan tugas yang diberikan olehnya.

"Alexander!. Ibu tunggu tugas mu sekarang juga!." Ibu Wiwin bangkit dan menatap tajam pada sosok anak diam saja tidak segera melakukan apa yang diminta oleh gurunya.

Alexander menatap dengan berani pada guru yang jaraknya lumayan jauh dari bangku tempatnya duduk. Tidak ada rasa takut atau pun segan yang diperlihatkan Alexander saat ini pada wanita yang mengenakan pakaian warna coklat itu. Justru ia begitu menantang dengan sang guru, ia tidak peduli jika nantinya ia akan dikeluarkan lagi dari sekolah atau mendapatkan hukuman. Yang jelas ia tidak ingin mengerjakan apa yang diperintahkan orang lain padanya.

"Alexander!." Semua anak-anak melihat kearah belakang dimana Alexander duduk begitu santainya tidak merasa gentar dengan suara Ibu Wiwin. Tapi tidak ada yang berani bicara apa pun, mereka hanya menjadi pendengar yang baik untuk kedua kubu.

Susana tegang nan mencekam yang terjadi di ruangan kelas 5A, lebih menakutkan dari kuburan atau rumah tua yang sudah lama tidak dihuni.

Jamilah datang membawa buku tulis matematika semua anak kelas 5A yang sudah dinilainya, yang tentunya ia juga tidak mendapatkan nilai dari Alexander.

Jamilah melihat dari luar melalui kaca dinding kelas, semua mata anak sedang tertuju pada sosok yang diyakini Jamilah adalah Alexander.

"Apalagi yang dilakukan anak itu?." Jamilah masih berdiri dan melihat untuk beberapa saat, saat dirinya dipanggil oleh Tari.

"Ibu guru Jamilah!."

"Assalamu'alaikum anak-anak... Ibu Wiwin..."

"Wa'alaikumsalam Ibu Guru..." Jawab semuanya bersama-sama

"Saya mau mengantarkan buku tulis matematika anak-anak yang sudah saya nilai." Jamilah meletakkannya di meja tepat di depan Ibu Wiwin.

Ibu Wiwin segera menunjuk pada absen Alexander yang kosong. Jamilah hanya mengangguk lemah, sebagai jawabnya dari pertanyaan yang diberikan lewat kode oleh Ibu Wiwin.

"Alexander!, karena kamu tidak mengerjakan tugas Ibu, maka ibu hukum kamu dengan mengerjakan semua LKS 1, dan hari Senin kamu berikan pada Ibu." Entah kenapa Wiwin begitu tersulut emosi kala tahu bahwa pelajaran Jamilah pun Alexander tidak mengerjakan?.

"Kamu harus diberi pelajaran!." Gumamnya lirih namun masih bisa didengar oleh anak-anak yang duduk paling depan yang dekat dengan mejanya.

Jamilah menatap tidak percaya pada teman sejawatnya itu, itu bukan Ibu Wiwin yang dikenalnya selama ini?.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

memang sangat sulit sama modelan murid dengan kasus seperti si Akexander yah, harus ketemu fornula yang pas dulu, dulu pernah ada murid yang bahkan ga mau masuk kelas di tempat saya pernah bekerjs

2024-04-29

1

e.r indah

e.r indah

othor nanya kita
kita nanya siapa tooor

2024-03-28

0

Yani

Yani

Sabarnya harus di perbanyak menghadapi anak kaya Alexander

2023-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Pelangkah
2 Bab 2 Wanita Pelangkah
3 Bab 3 Wanita Pelangkah
4 Bab 4 Wanita Pelangkah
5 Bab 5 Wanita Pelangkah
6 Bab 6 Wanita Pelangkah
7 Bab 7 Wanita Pelangkah
8 Bab 8 Wanita Pelangkah
9 Bab 9 Wanita Pelangkah
10 Bab 10 Wanita Pelangkah
11 Bab 11 Wanita Pelangkah
12 Bab 12 Wanita Pelangkah
13 Bab 13 Wanita Pelangkah
14 Bab 14 Wanita Pelangkah
15 Bab 15 Wanita Pelangkah
16 Bab 16 Wanita Pelangkah
17 Bab 17 Wanita Pelangkah
18 Bab 18 Wanita Pelangkah
19 Bab 19 Wanita Pelangkah
20 Bab 20 Wanita Pelangkah
21 Bab 21 Wanita Pelangkah
22 Bab 22 Wanita Pelangkah
23 Bab 23 Wanita Pelangkah
24 Bab 24 Wanita Pelangkah
25 Bab 25 Wanita Pelangkah
26 Bab 26 Wanita Pelangkah
27 Bab 27 Wanita Pelangkah
28 Bab 28 Wanita Pelangkah
29 Bab 29 Wanita Pelangkah
30 Bab 30 Wanita Pelangkah
31 Bab 31 Wanita Pelangkah
32 Bab 32 Wanita Pelangkah
33 Bab 33 Wanita Pelangkah
34 Bab 34 Wanita Pelangkah
35 Bab 35 Wanita Pelangkah
36 Bab 36 Wanita Pelangkah
37 Bab 37 Wanita Pelangkah
38 Bab 38 Wanita Pelangkah
39 Bab 39 Wanita Pelangkah
40 Bab 40 Wanita Pelangkah
41 Bab 41 Wanita Pelangkah
42 Bab 42 Wanita Pelangkah
43 Bab 43 Wanita Pelangkah
44 Bab 44 Wanita Pelangkah
45 Bab 45 Wanita Pelangkah.
46 Bab 46 Wanita Pelangkah
47 Bab 47 Wanita Pelangkah
48 Bab 48 Wanita Pelangkah
49 Bab 49 Wanita Pelangkah
50 Bab 50 Wanita Pelangkah
51 Bab 51 Wanita Pelangkah
52 Bab 52 Wanita Pelangkah
53 Bab 53 Wanita Pelangkah
54 Bab 54 Wanita Pelangkah
55 Bab 55 Wanita Pelangkah
56 Bab 56 Wanita Pelangkah
57 Bab 57 Wanita Pelangkah
58 Bab 58 Wanita Pelangkah
59 Bab 59 Wanita Pelangkah
60 Bab 60 Wanita Pelangkah
61 Bab 61 Wanita Pelangkah
62 Bab 62 Wanita Pelangkah
63 Bab 63 Wanita Pelangkah
64 Bab 64 Wanita Pelangkah
65 Bab 65 Wanita Pelangkah
66 Bab 66 Wanita Pelangkah
67 Bab 67 Wanita Pelangkah
68 Bab 68 Wanita Pelangkah
69 Bab 69 Wanita Pelangkah
70 Bab 70 Wanita Pelangkah
71 Bab 71 Wanita Pelangkah
72 Bab 72 Wanita Pelangkah
73 Bab 73 Wanita Pelangkah
74 Bab 74 Wanita Pelangkah
75 Bab 75 Wanita Pelangkah
76 Bab 76. Wanita Pekangkah
77 Bab 77 Wanita Pelangkah
78 Bab 78 Wanita Pelangkah
79 Bab 79 Wanita Pelangkah
80 Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81 Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82 Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83 Promo Novel baru David dan Soleha
84 Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85 Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86 Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87 Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88 Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89 Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90 Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91 Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92 Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93 Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94 Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95 Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96 Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97 Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98 Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99 Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100 Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101 Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102 Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103 Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104 Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Wanita Pelangkah
2
Bab 2 Wanita Pelangkah
3
Bab 3 Wanita Pelangkah
4
Bab 4 Wanita Pelangkah
5
Bab 5 Wanita Pelangkah
6
Bab 6 Wanita Pelangkah
7
Bab 7 Wanita Pelangkah
8
Bab 8 Wanita Pelangkah
9
Bab 9 Wanita Pelangkah
10
Bab 10 Wanita Pelangkah
11
Bab 11 Wanita Pelangkah
12
Bab 12 Wanita Pelangkah
13
Bab 13 Wanita Pelangkah
14
Bab 14 Wanita Pelangkah
15
Bab 15 Wanita Pelangkah
16
Bab 16 Wanita Pelangkah
17
Bab 17 Wanita Pelangkah
18
Bab 18 Wanita Pelangkah
19
Bab 19 Wanita Pelangkah
20
Bab 20 Wanita Pelangkah
21
Bab 21 Wanita Pelangkah
22
Bab 22 Wanita Pelangkah
23
Bab 23 Wanita Pelangkah
24
Bab 24 Wanita Pelangkah
25
Bab 25 Wanita Pelangkah
26
Bab 26 Wanita Pelangkah
27
Bab 27 Wanita Pelangkah
28
Bab 28 Wanita Pelangkah
29
Bab 29 Wanita Pelangkah
30
Bab 30 Wanita Pelangkah
31
Bab 31 Wanita Pelangkah
32
Bab 32 Wanita Pelangkah
33
Bab 33 Wanita Pelangkah
34
Bab 34 Wanita Pelangkah
35
Bab 35 Wanita Pelangkah
36
Bab 36 Wanita Pelangkah
37
Bab 37 Wanita Pelangkah
38
Bab 38 Wanita Pelangkah
39
Bab 39 Wanita Pelangkah
40
Bab 40 Wanita Pelangkah
41
Bab 41 Wanita Pelangkah
42
Bab 42 Wanita Pelangkah
43
Bab 43 Wanita Pelangkah
44
Bab 44 Wanita Pelangkah
45
Bab 45 Wanita Pelangkah.
46
Bab 46 Wanita Pelangkah
47
Bab 47 Wanita Pelangkah
48
Bab 48 Wanita Pelangkah
49
Bab 49 Wanita Pelangkah
50
Bab 50 Wanita Pelangkah
51
Bab 51 Wanita Pelangkah
52
Bab 52 Wanita Pelangkah
53
Bab 53 Wanita Pelangkah
54
Bab 54 Wanita Pelangkah
55
Bab 55 Wanita Pelangkah
56
Bab 56 Wanita Pelangkah
57
Bab 57 Wanita Pelangkah
58
Bab 58 Wanita Pelangkah
59
Bab 59 Wanita Pelangkah
60
Bab 60 Wanita Pelangkah
61
Bab 61 Wanita Pelangkah
62
Bab 62 Wanita Pelangkah
63
Bab 63 Wanita Pelangkah
64
Bab 64 Wanita Pelangkah
65
Bab 65 Wanita Pelangkah
66
Bab 66 Wanita Pelangkah
67
Bab 67 Wanita Pelangkah
68
Bab 68 Wanita Pelangkah
69
Bab 69 Wanita Pelangkah
70
Bab 70 Wanita Pelangkah
71
Bab 71 Wanita Pelangkah
72
Bab 72 Wanita Pelangkah
73
Bab 73 Wanita Pelangkah
74
Bab 74 Wanita Pelangkah
75
Bab 75 Wanita Pelangkah
76
Bab 76. Wanita Pekangkah
77
Bab 77 Wanita Pelangkah
78
Bab 78 Wanita Pelangkah
79
Bab 79 Wanita Pelangkah
80
Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81
Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82
Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83
Promo Novel baru David dan Soleha
84
Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85
Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86
Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87
Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88
Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89
Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90
Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91
Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92
Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93
Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94
Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95
Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96
Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97
Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98
Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99
Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100
Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101
Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102
Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103
Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104
Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!