Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan

Dinda sudah tiba di kantor. Pagi ini dia tidak menghiraukan apa yang telah terjadi semalam. Matanya sembab bahkan sebelum ke kantor, dia hanya mencuci mukanya lalu ditutupi oleh make-up. Dinda selalu menyimpan benda itu dengan rapat di tas kulit cokelatnya.

Beruntung, karena Pak tua semalam memberikannya pinjaman baju yang cocok dipakai kerja dan termasuk dalam seleranya. Jadi pagi ini, terlihat ganti baju kerja.

Ucapan pria angkuh di hotel tadi, membuat Dinda jengkel. Moodnya menjadi buruk. Ingin rasanya dia menendang bokong pria tadi. Pria yang telah berani mengatakannya sebagai wanita penghibur di kelab malam.

Sampai kapanpun Dinda tidak mau lagi bertemu maupun melihat wajah pria itu. Sekalipun melihatnya, Dinda tidak mau lagi. Dan juga memasukan wajah pria mesum itu dalam blacklist.

“Hei Din! selamat pagi!”

Dinda menoleh menatap wajah sahabatnya yang baru tiba dan siap bekerja. Jemari sahabatnya sudah siap mengotak-atik keyboard komputer.

“Pagi!” balas Dinda lesu.

“Oh ya ampun. Mengapa kantung matamu menghitam? Apakah kamu terjaga semalam?” tanya Eva penasaran. Apalagi melihat wajah koleganya itu, agak mengerikan. “Apakah kamu pulang selamat semalam? Apakah tidak terjadi sesuatu padamu, Din?!”

Eva mengernyitkan keningnya dengan kekhawatiran berlebihan.Tangan Eva memegang wajah dan bahu Dinda, demi memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.

“Kamu itu terlalu berlebihan. Kamu tahu, aku hari ini mengalami nasib sial!”

Dinda memelas pada tingkah konyol Eva sambil mulutnya menggerogoti pulpen merah di tangannya.

“Sial? Sial seperti apa yang kamu maksud. Ayolah ceritakan padaku. Aku penasaran!”

“Sebenarnya aku ....”

“Hei kalian berdua!” potong Zico Ramadhansyah menegur Dinda dan Eva. Sebelum Dinda melanjutkan ucapannya. “Apakah sepagi ini tim akuntan boleh bergosip. Sementara yang lainnya bekerja!”

Keduanya hanya tebal telinga menghadapi GM mereka yang agak galak ini.

Meminta maaf dan tidak akan mengulangi kejadian ini, sudah berulang kali Meraka lakukan. Dua wanita ini tidak akan menganggapnya serius, karena memang itu kesalahan mereka. Sedangkan karyawan lainnya tertawa bahagia atas teguran Zico pada keduanya.

Dinda dan Eva tak ambil pusing atas cemoohan karyawan lain atas kejadian pagi ini. Keduanya tidak peduli bahkan tidak ingin tahu jika yang lainnya mentertawakan Dinda dan Eva.

“Dinda. Ikut aku ke ruanganku sekarang!” perintah Zico pada dinda.

Dinda bingung ada apa. Tidak seperti biasanya dia disuruh menghadap bosnya.

Dinda mengekori pria jangkung bernama Zico ini. Dan ini pertama kalinya bagi Dinda masuk keruangan GM-nya, setelah setahun bekerja di perusahaan besar ini.

Zico duduk dengan manisnya di kursi yang memiliki roda di kakinya. Dia mulai mengeluarkan beberapa berkas yang tertumpuk di mejanya. Tidak lupa pria ini memasang kacamata transparan. Seakan dirinya mengidap penyakit mata atau minus.

“Oh ya Tuhan! mengapa dia begitu tampan di segala sisi!”

Memuji ciptaan yang sempurna, hanya itu yang bisa Dinda lakukan. Sungguh ia tidak mengira bisa melihat bosnya yang galak itu dari jarak yang amat dekat. Selama bekerja di perusahaan besar ini dia tak pernah menyaksikan wajah general manager-nya secara langsung bahkan bertemu dengannya agak sulit.

Tentu saja wanita yang menjadi pendamping hidupnya pasti beruntung jika bisa menjadi istrinya. Dia amat tampan dan mempesona. Dinda tidak bisa membayangkan bosnya itu bisa memanggilnya masuk ke dalam ruangannya.

Hingga tidak terasa wanita ini terbuai dalam khayalannya. Dia berangan-angan bahwa suatu saat dia bisa menjadi kekasih bosnya itu, seperti di novel romantis kebanyakan yang dia baca.

“Kamu dengarkan aku,” kata Zico memulai bicara. “Presiden direktur hari ini datang mengunjungi perusahaan kecil ini. Dan dia mau mendapatkan surat laporan arus kas masuk dan keluar serta ingin melihat perubahan pajak perusahaan. Aku ingin kamu yang mengantarkan file-file ini kepadanya. Perusahaan kecil ini akan dihancurkan jika aku tidak menyiapkan semuanya sekarang!”

Bicaranya mulai menyerah, namun Dinda yang berdiri disudut mejanya sangat mengerti apa yang di rasakan oleh Tuannya.

“Maaf Pak! jika tidak keberatan, bolehkah saya membantu anda merevisi ulang laporan bulan ini.”

“Sungguh! Apakah kamu mampu?”pria itu dengan mata berkaca-kaca sedikit meragukan kemampuan akuntan Dinda. Tapi tidak menutup kemungkinan, dia butuh bantuan sekarang.

“Tentu saja aku bisa Pak. Laporan keuangan bulan-bulan sebelumnya aku yang mengerjakannya, jadi aku yakin aku bisa melakukannya!”

Wajah sendu bosnya kini berubah menjadi ceria saat ada bantuan menghampiri dirinya.

“Baiklah jika kamu memaksa. Aku serahkan semua laporan keuangan ini padamu. Lalu jika sudah selesai kamu langsung mengantarkannya ke ruangan Presdir. Aku bergantung padamu sekarang!”

Semua file bulanan diberikan pada Dinda. Dinda kemudian berlalu meninggalkan ruangan manajernya dengan setumpuk berkas didekapan dadanya.

Dinda berhenti sejenak di lorong kantor bosnya, setelah itu menyeringai lega. “Syukurlah, kupikir dia akan memberikan gajiku bulan ini dan mendepak diriku yang malang ini keluar dari perusahaan.”

Dinda menuju ke meja kerjanya. Sesegera mungkin dia harus menyelesaikan tugasnya. Bagi Dinda hanya butuh waktu sepuluh menit untuk merevisi ulang semua file-file yang dia diambil dari bosnya tadi.

“Sekarang pukul delapan tiga puluh. Sepuluh menit lagi aku harus menyelesaikannya lalu menyerahkannya pada presdir. Semangat Dinda!”

Dengan gelora luar biasa semangat, Dinda yakin dia bisa melakukan semua ini dalam sekejap.

“Din, hari ini CEO akan datang. Apa kamu tahu, banyak yang mengatakan bahwa dia sangat tampan dan menawan. Aku penasaran pada wajahnya. Ah aku pasti akan jatuh cinta padanya jika saja aku belum diikat oleh Tony!”

Disela-sela kerja, Eva masih saja menyempatkan diri untuk menggosip. Namun Dinda tidak menanggapi gosipan Eva yang terlalu berlebihan. Dia hanya ingin menyelesaikan apa yang telah dia mulai.

“Din, kamu mendengarkan aku tidak?”

“Iya aku mendengar ucapanmu,” balas dinda. “Lalu?”

Eva melihat Dinda yang sedang sibuk bekerja, sekarang mulai paham— jika temannya sedang fokus pada pekerjaannya juga pada layar komputernya.

“Lupakan sajalah. Aku mau ke kamar mandi dulu!” ucap Eva tidak ingin melanjutkan gosipan pagi. Kemudian pergi ke toilet.

“Dia yang memulai dan dia yang mengakhiri. Dasar autis!” celoteh Dinda apatis.

Hingga tidak terasa pekerjaannya usai dan siap untuk diberikan kepada presiden direktur.

••••

Menuju ke ruangan bosnya, Dinda percaya diri akan memberikan berkas laporan keuangan itu. Secara langsung, sekaligus dia ingin melihat CEO muda tampan yang Eva maksud.

Dinda berangan-angan bahwa pria itu setampan idol Korea atau bisa saja setampan Shawn mendes.Hatinya sungguh berdebar tidak sabar melihat seperti apa rupa bosnya itu.

“Untung sebelum ke ruangan CEO, aku sudah menambahkan sedikit sentuhan makeup. Setidaknya ini lebih alami dari wajah polosku tanpa makeup.”

Beruntung ruangan CEO-nya itu tidak ada karyawan yang berlalu lalang. Sehingga Dinda bisa berkaca ria memperbaiki semua tampilannya.

“Gigi putih bersih, rambut sudah oke dan baju ini juga oke. Lain kali aku harus berterima kasih pada pak tua itu!” lanjut Dinda bicara.

Kini Dinda sudah siap memasuki ruangan CEO-nya. Tangannya amat dingin ditambah gugup karena ini kali pertamanya ia memasuki ruangan CEO.

Oke siap. Kali ini dengan keberanian Dinda menarik Grendel pintu yang terbuat dari alumunium dan masuk keruangan CEO. Ruangan besar, bersih dan semua peralatan berkilau tanpa secuil debu pun.

“Oh astaga. Ruangan ini sungguh cantik!”

Langkah kakinya yang berada di depan pintu, terpana sejenak karena menyaksikan ruangan bosnya itu. Lalu melangkah lebih dalam lagi menuju ke meja kerja bosnya. Yang dikatakan bos itu, bersembunyi dibalik kursi kebesarannya. Jadi, Dinda tidak bisa melihat rupanya.

“Maaf Pak! saya Dinda dari bagian manajemen keuangan. Saya ingin menyerahkan laporan keuangan bulan ini Pak!” ucap Dinda pelan sembari menyerahkan berkas berwarna merah pada bos besarnya.

Pria dibalik kursi kerja, tersenyum licik penuh kemenangan. “Kamu tahu apa hukuman yang pantas untuk seorang pekerja yang masuk keruangan bosnya tanpa mengetuk pintu ataupun menyapa?”

Bos? Apakah maksudnya ....

Sontak ucapan itu membuat Dinda kaget. Bagaimana bisa ia melupakan tata kramanya sebagai seorang karyawan.

“Matilah aku. Bagaimana aku bisa melupakan sopan santunku.” Perasaannya kini mulai tak enak hati, dirinya mulai berdebar dan pikirannya kacau entah berantah. Menundukkan kepalanya, Dinda sudah takut saat itu. “Oh tidak. Apakah aku akan berakhir menjadi goodbye employee!”

Tidak ada pilihan lain sekarang bagi Dinda. Kali ini, hanya memohon dan meminta maaf adalah jalan terbaik. Sekarang Dinda dihadapi dengan keadaan rumit. Bos, kata ini seakan sudah menguasai pikiran Dinda yang semula tenang.

“Pak aku mohon maaf atas tindakanku yang tak senonoh masuk ke ruangan Anda. Maafkanlah aku yang telah melupakan tata Kramaku sebagai karyawan. Kumohon anda tidak menganggap ini masalah serius dan lain hari aku akan mengingat batasanku Pak!"

“Oh ya!” balas bos Dinda. pria itu dengan senyum bangga bangkit dari kursi kerjanya, lalu menyandarkan bokongnya di meja. “Semalam kamu menyentuh tubuhku, lalu kabur. Kupikir hukuman apa yang harus aku berikan padamu!”

Dinda hanya sekali dengar bosnya bicara, langsung ingat akan kejadian semalam. Itu cukup membuatnya tertegun sesaat.

“Suara ini, suara pria itu. Kamu pria mesum!!” teriak Dinda bangkit dari bungkuknya.

Namun pria di hadapannya tersenyum bangga dengan melipat kedua tangannya di dada dan duduk diujung meja kerjanya.

Dia adalah Steve Aguirro Wong Chen Xi. pria aneh dengan gaya bicara yang tak biasa. Walau mempesona dalam segala tindakan, sempurna dalam pekerjaan dan menawan tapi dia pria paling gila yang pernah Dinda temui.

Siapa sangka pria sebaya dengan Dinda ini, kini menjadi bos besarnya.

Steve sendiri anak kedua dari dua bersaudara.

Dan pewaris tunggal grup Wong. Ia hanya memiliki seorang kakak perempuan bernama Stevie Zahira wong Chen xi.

Ayahnya berasal dari Tiongkok dan Ibunya berdarah indonesia. Diawal karirnya ia telah banyak membantu usaha orang tuanya.

Mengunjungi negara-negara seluruh dunia dalam perjalanan bisnisnya saat dia berusia delapan belas tahun tepat dirinya menempuh pendidikan di Frankfurt.

Hingga dirinya yang menawan seakan-akan bisa menarik semua wanita di seluruh dunia hanya dengan aura mempesonanya. Namun ia adalah pria yang terkenal tidak peduli pada lingkungan sekitar bahkan tidak pernah menampakkan senyumnya dihadapan orang lain.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

Dinda kan menolong mu boss

2023-05-16

0

re

re

Ketemu lg

2022-05-03

0

TePe

TePe

kayak adam levine aja thorrrr😘😘😘😘

2021-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 — Prolog
2 Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan
3 Bab 3 — Inikah pilihanku
4 Bab 4 — Emosional
5 Bab 5 — A Special Feel
6 Bab 6 — Harapan
7 Bab 7 — Debar
8 Bab 8 — Penampilan
9 Bab 9 — Pertemuan di Kafe
10 Bab 10 — Si pria Masa lalu
11 Bab 11 — Dua wanita
12 Bab 12 — Hutang Budi
13 Bab 13 — Boneka kesayangan
14 Bab 14 —
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Bab 1 — Prolog
2
Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan
3
Bab 3 — Inikah pilihanku
4
Bab 4 — Emosional
5
Bab 5 — A Special Feel
6
Bab 6 — Harapan
7
Bab 7 — Debar
8
Bab 8 — Penampilan
9
Bab 9 — Pertemuan di Kafe
10
Bab 10 — Si pria Masa lalu
11
Bab 11 — Dua wanita
12
Bab 12 — Hutang Budi
13
Bab 13 — Boneka kesayangan
14
Bab 14 —
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!