Episode 15

Suasana hujan sedang menyelimuti kota jakarta di siang hari.

Sejak pukul delapan pagi hujan itu mengguyur kota tanpa henti hingga pukul dua belas siang.

Dinda baru saja menyelesaikan tugasnya merevisi ulang laporan keuangan yang di perintahkan oleh Steve pagi tadi.

Steve tahu jika wanita itu bisa di andalkan dalam mengecek ulang laporan keuangan yang ia titah-kan, sehingga mulai sejak saat itu Dinda mengambil alih semua revisi laporan keuangan itu.

Steve yang sedang fokus menganalisis laporan keuangan sebelumnya yang di berikan Dinda tiba-tiba mendapat panggilan dari kantor pusat di mana tempat ia seharusnya bekerja. Bukan di kantor bobrok yang di pegang oleh Zico. Jarak antara kantor utama dan kantor cabang bagian tak terlalu jauh, namun jika sedang terburu-buru menuju kesana di tambah jalan tol dalam kota yang macet parah maka setidaknya butuh berjam-jam untuk tiba.

Dari telepon kantornya, interkom itu berdering menggema tanpa henti seakan hal itu mendesak.

Steve tak bisa fokus karena hal ini sehingga memaksa tangannya memegang gagang telpon itu, walau terpaksa baginya.

"Hallo! Ada apa!" seru Steve garang.

Terdengar sayup-sayup suara wanita di dalam gagang telepon putih model kuno meskipun di buat modern minimalis namun rasa antiknya menyatu dengan khas kontemporer.

"Pak ini sekretaris bapak dari kantor pusat. Hari ini ada rapat mendadak di kantor. Perusahaan penyalur dan penjual barang online asal Jerman ingin mengadakan pertemuan penting mengenai penawaran penjualan produk belagio kita di jerman. Jika tidak hari ini, maka mereka tidak akan tahu pasti kapan lagi akan ke Indonesia," ucap sekretaris Steve dari telepon berkabel.

"Dan mereka tak akan menundanya lagi jika tidak dilaksanakan hari ini!" seru suara itu.

Steve telah memikirkan hal itu. Kesempatan ini seharusnya menjadi sebuah kesepakatan yang menguntungkan jika di lakukan penandatanganan MOU. Kedepannya jangkau penjualan produk di perusahaan Steve akan meraih hingga ke 100 negara di tiap penjualan. Steve berpikir bahwa semua ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh di lewatkan begitu saja, sehingga ia memutuskan untuk bertemu dengan para pengusaha dari Jerman.

"Baiklah, kalau begitu atur pertemuan siang ini. Dan aku akan datang setengah jam lagi." Ujar Steve setuju pada ucapan sekretaris bagian di kantor pusatnya. Sambil melihat arloji di tangannya memastikan waktu kapan ia akan tiba di kantornya.

Steve lalu bergegas menuju ke kantor pusat dengan jalan yang lumayan cepat. Tak lupa jas yang ia sematkan di kursi kerjanya ia ambil dan sedikit mengibas ke udara membuang debu dan tungau, lalu dengan sempurna menepi di bahunya.

Di tengah koridor kantor, ia berpapasan dengan Dinda yang hendak mengantarkan berkas yang telah ia revisi sebelumnya.

Wanita itu nampak elegan di mata Steve karena ia mengenakan pakaian berjenis formal dengan rambut di ikat kuncir kuda namun poni bagian depan ia ikut sertakan di kuncir kebelakang. Sehingga aura wanita itu memancar luar biasa cantik.

Dinda terampil dalam mode pakaian dan wajah yang di sentuh dengan sedikit makeup bergaya natural sehingga menonjolkan sisi Inner beauty.

Sampai-sampai Steve sedikit terpana melihat wanita itu yang penuh obsesi.

"Pak Steve! Aku telah menyelesaikan perbaikan laporan keuangan Minggu lalu. Apakah aku langsung menaruhnya di atas meja bapak sekarang atau aku serahkan kepada pak Zico?" tanya Dinda pada Steve yang tak sengaja bertemu di lorong menuju ruangannya.

Steve tersenyum sedikit manis dan sedikit penuh kelicikan. Melihat wanita itu ada di hadapannya membuat Steve terpikirkan ide cemerlang dan sedikit menambah semangatnya siang itu.

"Laporan ya!" ucap Steve seraya memojokan tubuh Dinda Kedinding. Steve ingin menggoda Dinda lagi dengan pesona dan rayuannya.

"Pak Steve! ini di kantor pak. Apa yang ingin bapak lakukan?" tanya Dinda sedikit takut. Dua buah berkas berwarna hitam ia dekapkan di dadanya sebagai tanda perlindungan.

"Wanita ini sungguh berharap jika aku akan melakukan hal seperti semalam. Dasar rubah kecil licik!" umpat Steve dalam hati atas pikiran negatif Dinda. Namun Steve sangat mengharapkan ini semua, terlebih Dinda memang cantik. Hal ini membuat steve benar-benar tak bisa menahan hasratnya untuk mendapatkan sisi wanita itu. Namun Steve menahan kemauan dirinya untuk memeluk gadis itu dengan erat.

Steve tak mengatakan sepatah kata pun dari mulutnya, namun ia tersenyum penuh kemenangan. Wajahnya dan wajah Dinda begitu dekat terlebih wanita itu amat pendek sehingga memudahkan tubuh Steve yang jangkung menindas-nya.

Steve memegang dagu Dinda yang tertunduk dan membuatnya menatap sepasang mata dingin Steve.

Ia tahu jika dinda sedang merasa ketakutan, canggung, malu dan sedikit penasaran, Penasaran atas apa yang akan Steve lakukan padanya. Semua itu jelas terlihat dari raut wajahnya yang panas dingin.

"Kamu pikir aku akan melakukan apa?" Steve menyeringai dengan picik.

"Mulai hari ini jadilah sekretaris ku."

Tawar Steve tanpa basa-basi.

"Sekretaris!" ucap Dinda mengulangi ucapan Steve. Ia sedikit kaget karena ia berpikir pria mesum ini akan melakukan ciuman seperti semalam dengan seenaknya.

"Memangnya kamu pikir aku akan melakukan apa? lebih baik hentikan tontonan mu tentang film romantis, agar otak mu tak idiot. Kamu pikir aku akan mencium mu seperti tadi malam? mimpi!" dengan sombongnya Steve bicara seakan semalam adalah inisiatif Dinda.

Steve selalu saja begitu, menyalahkan orang lain padahal semua itu jelas adalah ulahnya.

Steve lalu mengambil dua map hitam yang ada di dekapan Dinda dengan paksa lalu menegakkan kembali tubuhnya seperti semula.

"Kurang ajar. Dasar pria picik. Seenaknya saja dia mengatakan ucapan seperti itu. Dia pikir aku wanita murahan. Benar-benar pria tak tahu malu." Umpat Dinda emosi besar.

"Mulai sekarang ikut aku ke kantor pusat. Hari ini aku sedang ada rapat mendadak dengan pengusaha online asal Jerman. Dan aku mau kamu menemani ku hari ini." Tukas Steve memerintah semaunya.

"Bagaimana jika aku menolak?" Dinda dengan respon yang cepat langsung mengambil keputusan.

Mendengar ucapan Dinda yang berani menentang bahkan membantah ucapannya membuat Steve sedikit geram. Sehingga tubuhnya yang hendak melangkah ke luar, terpaksa ia membalikkannya dengan sedikit amarah di dada.

"Kamu bilang apa? menolak? apa kamu sudah lupa pada perjanjian kita. Apakah kamu siap kehilangan uang yang banyak? atau kamu sudah bosan dengan uang mu itu sehingga berani menentang ku." Ucap Steve pada Dinda dengan ancaman tak masuk akalnya. Steve ragu jika wanita itu akan menolak uangnya yang terbilang banyak.

Ia bicara tepat di wajah Dinda yang polos. Karena tubuh gadis itu amat mini, sehingga Steve sedikit menunduk demi mendapatkan ekspresi wajah Dinda yang sedang di lema.

"Sial. Aku melupakan perjanjian itu." Untuk sesaat Dinda terpaku dan mati kutu karena tak bisa menjawab ucapan yang telah mematahkan rantai ucapan. Skak mat adalah kata yang tepat untuk Dinda saat itu.

"Baiklah pak. Maafkan aku telah membantah ucapan anda tadi," Dinda mengaku kalah dalam permainan kali ini.

Steve paham jika Dinda tak akan menolak dan menawar bahkan membantah ucapannya.

"Baguslah jika kau paham. Lain kali jangan pernah membantah ku. Bahkan sedikit pun," tukas Steve seraya menegakan tubuh dari bungkuknya.

"Selalu saja mengancam ku dengan perjanjian itu. Jika bukan karena uang, aku pastikan akan membuang mu jauh-jauh," batin Dinda rasanya ingin mencakar rambut Steve agar ia tahu betapa galak dirinya. Tak peduli seberapa semena-menanya Steve, Dinda ingin sekali membuat Steve yang bermuka tebal itu meminta maaf padanya atas semua kesalahannya. Namun itu semua hanya sia-sia karena Steve tak akan pernah melakukannya kecuali di alam mimpi.

Namun Steve berpikiran lain. Steve sangat yakin pada kontrak yang ia buat. Terbukti dengan ancaman lelucon itu Dinda langsung seketika patuh tak bergeming.

"Sudah ku duga, gadis kecil ku sangat licik jika membahas uang. Aku penasaran untuk apa ia mengumpulkan uang begitu banyak. Bahkan gaji yang di berikan perusahaan padanya cukup untuk mencicil apartemen bobrok selama setahun. Wanita ini penuh gairah jika membahas uang." Ujar Steve dalam hati.

"Aw!" pekik Steve merasa sakit di bagian leher.

"Pak Steve. Bapak kenapa pak," tanya Dinda pura-pura khawatir.

"Ini semua karena kamu," tuntut Steve.

"Aku!" Dinda bertanya-tanya mengapa jika bos galaknya itu merasakan sakit ia yang disalahkan.

"Iya kamu!" seru Steve membenarkan ucapan Dinda sambil tangannya memegang bagian belakang lehernya yang sakit.

"Mengapa aku pak. Bukankah aku tidak Melakukan apa pun terhadap tubuh anda yang mahal ini," sindir Dinda sambil mengingat kejadian malam itu.

"Tentu saja ini semua gara-gara kamu. Kenapa kamu terlalu pendek. Karena kependekan kamu, aku jadi sampai sakit begini." tukas Steve sewot manja disertai sedikit malu karena wanita itu jelas telah menyindir dirinya.

"Bukan karena aku yang terlalu pendek tetapi bapak sendirilah yang terlalu tinggi. Dan aku tak pernah memaksa bapak untuk menunduk di hadapan ku. Semua itu atas kemauan bapak sendiri," pekik Dinda. Kali ini ia tak mau mengalah, karena dirinya tak merasa bersalah walau Steve terus mengatakan kebenaran.

"Sial. Wanita ini sudah tahu jika aku akan menyalahkan dirinya. Pasti dia juga tahu jika aku akan meminta pertanggungjawaban. Benar-benar wanita licik. Baiklah kali ini, aku akan mengalah tetapi lain kali aku pastikan dia yang akan mengalah," gerutu Steve dalam hati sedikit jengkel karena ini kali pertama baginya mengalah begitu saja.

"Sudahlah lupakan. Ayo kita berangkat sekarang. Jika tidak aku akan kehilangan triliunan dollar jika kesempatan ini berakhir," ucap Steve mengalah dengan paksa.

Dinda tak membantahnya lagi kali ini. Ia cukup diam dengan manis, karena bosnya sedang mengidap sakit jiwa parah sehingga prilaku emosionalnya berubah-ubah sesuai keadaan.

Dinda mengekori bosnya yang sudah melangkahkan kakinya lebih dulu keluar.

"Aku tak menyangka jika lulusan akuntansi bisa menjadi sekretaris seorang bos sombong. Sungguh aku tak pernah bisa memikirkan hal ini selama hidup ku," lirih Dinda dalam hati. Pikir Dinda bosnya itu melakukan semua hal semaunya dan tak terikat pada persetujuan. Sehingga apa yang ia buat harus sesuai keinginannya tak peduli pada tanggapan orang lain.

"Aku penasaran bagaimana ia bisa mengelola perusahaan besar jika dirinya sendiri melakukan penanganan tanpa sabar dan selalu emosional." pikir Dinda dalam hati penuh dengan pertanyaan.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

Marya Emlysokar

Marya Emlysokar

lucunya si Steve😂😂

2020-03-24

3

Elis Suhartini

Elis Suhartini

asyeekk...naik jbtn jd sekretaris...💪👏

2020-03-22

1

Dharsha Alfysya

Dharsha Alfysya

gemezzzzz

2020-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 — Prolog
2 Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan
3 Bab 3 — Inikah pilihanku
4 Bab 4 — Emosional
5 Bab 5 — A Special Feel
6 Bab 6 — Harapan
7 Bab 7 — Debar
8 Bab 8 — Penampilan
9 Bab 9 — Pertemuan di Kafe
10 Bab 10 — Si pria Masa lalu
11 Bab 11 — Dua wanita
12 Bab 12 — Hutang Budi
13 Bab 13 — Boneka kesayangan
14 Bab 14 —
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Bab 1 — Prolog
2
Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan
3
Bab 3 — Inikah pilihanku
4
Bab 4 — Emosional
5
Bab 5 — A Special Feel
6
Bab 6 — Harapan
7
Bab 7 — Debar
8
Bab 8 — Penampilan
9
Bab 9 — Pertemuan di Kafe
10
Bab 10 — Si pria Masa lalu
11
Bab 11 — Dua wanita
12
Bab 12 — Hutang Budi
13
Bab 13 — Boneka kesayangan
14
Bab 14 —
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!