Bab 12 — Hutang Budi

“Lama tak berjumpa denganmu Dinda. Ternyata masih tidak ada perubahan ya.”

Dinda hanya mengulum tersenyum, begitu Vanya berkata dengan nada ledekan. Dia tahu, Vanya memang tidak akan pernah berubah. Sejak dulu, bahkan sampai sekarang.

“Hei Van, kamu ingat tidak empat tahun yang lalu dia mencoba menggoda calon suamimu. Kamu lihat sekarang, empat tahu kemudian dia masih saja menggoda pria lain. Sungguh Dinda yang malang.”

Ingin rasanya Dinda memukul wajah Inggrid yang sengaja berkata begitu. Seolah dia ingin mengatakan pada Steve, bawah dia bukanlah pria yang baik.

“Inggrid kalau bicara, suka bercanda.”

“Nggak kok Din. Ini fakta!” tegas Inggrid. “Aku tidak habis pikir kenapa kamu bisa seperti ini. Apa mungkin kamu memang terlahir dari keluarga penggoda dan penghibur bahkan perebut suami orang. Sehingga untuk menopang hidup, kamu tak ada pilihan lain selain menjadi wanita penggoda dan penjaja tubuh. Sungguh Dinda yang malang.”

Mereka mengumpat Dinda tepat di hadapan Steve seakan mereka tak peduli bahwa Steve adalah manusia.

“Iya benar. Beruntung bagi Johan karena cepat sadar bahwa wanita ini *******. Jika tidak, pasti perusahaan Tama akan di buat malu karena memiliki menantu seorang ****** yang menjajakan diri ke lelaki hidung belang. Sungguh jika bukan karena inisiatifku menerima cinta Johan, mungkin saja keluarga Tama akan tertipu oleh tampang polos sok suci gadis penghibur ini.”

Vanya membenarkan ucapan Inggrid dan menambahkan sedikit kata-kata yang sebenarnya sudah dia rekayasa. Dia mencoba membuka aib masa lalu Dinda di hadapan Steve dengan sindiran keras. Berharap, kalau Steve akan percaya pada ucapannya.

“Oh perusahaan Tama rupanya,” kata Steve memahami. “Ternyata Nona manis ini, calon menantu keluarga tama.”

Steve tahu siapa itu Johan. Dia pria yang sebelumnya pernah mengganggu Dinda beberapa hari yang lalu. Steve bahkan masih ingat seperti apa wajah berengsek itu.

“Oh iya kakak tampan. Perkenalkan aku Vanya dan ini temanku Inggrid. Kami adalah teman satu kampus Dinda.” Vanya mengulurkan tangan tanda ingin berjabat tangan dengan Steve. Tentu ini sebagai kode berkenalan, supaya mudah menjatuhkan Dinda.

Steve menanggapinya dengan wajah masam dan sinis. Sebenarnya Steve tidak menyukai wanita yang mengumbar aib orang lain— bahkan jika itu benar adanya. Karena hal itu menyangkut sesuatu yang privasi.

“Kulitku terlalu mahal untuk disentuh oleh wanita kelas rendahan, bahkan jika bukan dari kalangan pengusaha kelas atas tegap aku menolaknya. Simpan saja tangan kotor itu, karena aku tidak akan menyentuh virus berbahaya.”

“Kurang ajar pria ini. Di beritahu info yang baik malah mengatakan aku virus!” kata Inggrid kesal.

Vanya juga merasa sangat jengkel karena baru kali ini di perlakukan oleh pria dengan dingin seperti Steve. “Oh, baiklah kakak. Aku rasa memang kamu adalah pria yang elegan. Maaf telah bersikap membuatmu tidak nyaman dengan perlakuanku.”

“Jangan panggil aku kakak!” tegas Steve. “Aku bukan kakakmu dan jangan sok akrab denganku.”

Sekali lagi Steve mengeluarkan ucapan kejam khas dirinya yang sombong dan angkuh. Vanya dan temannya sampai keheranan melihat tingkah pria ini.

“Van sudah, jangan diteruskan,” bisik Inggrid. “Orang ini aneh.”

Inggrid ingin mengajak Vanya keluar dari restoran, saat melihat sahabatnya itu menahan emosi. Namun Vanya sudah tak bisa menahan penghinaan itu. Ia melampiaskan kekesalannya pada Dinda dengan menumpahkan minuman berwarna merah di kemeja putihnya.

“Kamu pria kurang ajar. Pantas saja kamu bisa terpengaruh oleh si wanita ****** seperti Dinda. Kamu pria berengsek!”

“Vanya, cukup!” teriak Dinda kesal. Dia tidak kalah emosi karena dengan sengaja menumpahkan minuman ke bajunya. “Hentikan bicaramu yang omong kosong itu.”

“Apa, menghentikan omong kosong ini? Kamu pikir aku akan puas hanya dengan mengolok-olokmu saja. Tidak akan hal itu terjadi sebelum aku memastikan kamu benar-benar lenyap dari muka bumi ini selama-lamanya. Dasar wanita penghibur.”

Tangan Vanya ingin melayangkan satu tamparan keras di wajah Dinda. Namun Steve berhasil menghentikannya.

“Apa kau tidak punya malu menghina orang lain di muka umum?” bentak Steve emosi. “Dasar perempuan gila.”

Steve sesuai dengan kepribadian kejamnya membanting tubuh Vanya dengan keras ke lantai hingga kepala gadis itu terbentur di salah satu meja makan restoran. Namun hal itu tidak membuat Vanya pingsan, karena dirinya tidak sehebat ratu drama seperti di film-film kebanyakan.

“Aw,” erang Vanya sakit. “Dasar pria berengsek. Apa kamu tidak tahu, siapa aku?”

“Tidak tahu, dan tidak ingin tahu tentangmu!” jelas Steve. Masih dengan raut wajahnya yang dingin, Steve tidak peduli jika telah kejam pada wanita.

“Van, kamu gak apa-apa?” tanya Inggrid sembari membantu Vanya bangkit.

Semua orang yang ada di restoran melihat kejadian ini. Dan menjadikan ini adalah tontonan kecil sebagai penghibur makan malam mereka. Mereka berbisik-bisik mengenai kejadian ini.

“Kamu! Pria kasar dari mana kamu hah? Beraninya kamu melakukan hal ini pada Nyonya Tama. Apa kamu sudah bosan hidup sehingga berani berurusan dengan keluarga Tama!”

Steve mengangkat kedua bahunya, sambil melipat tangannya di dada. “Lantas, aku peduli?”

“Dasar pria ********!” Vanya ingin melayangkan satu tamparan keras di wajah Steve. Tapi berhasil ditahan olehnya.

Steve paling tidak suka jika ada yang berani menunjuk dirinya dengan kasar begitu. Sekalipun wanita, Steve akan kejam bahkan tidak akan menunjuk belas kasihnya.

“Pelayan!” teriak Steve pada pelayan restoran. Dengan serta merta beberapa pelayan restoran datang menghadap tuannya. “Segera panggilkan beberapa bodyguard kemari dan lemparkan wanita-wanita ini keluar. Jika perlu lempar mereka ke tempat sampah restoran sekalian. Jangan pernah biarkan mereka datang lagi ke tempat ini.”

“Baik Pak.” Dengan sigap, para pelayan langsung menghubungi bodyguard khusus Steve untuk datang ke restoran.

Steve dengan sikap bagai pahlawan, membopong Dinda keluar restoran.

Dia melepaskan jas mahalnya lalu memakainya ke bahu Dinda. Menutupi bajunya yang tertumpah minuman oleh Vanya tadi. Kemeja putih yang dikenakan Dinda menampakan pakaian dalamnya yang berwarna merah muda. Steve tidak mau miliknya dilirik oleh orang lain.

“Kamu tunggu saja, keluarga Tama akan membalasmu nanti. Dasar pria berengsek!” Vanya menghujam Steve dengan kata-kata kasar.

Steve menoleh dengan sinis. Tapi tidak berlangsung lama, karena dia tidak peduli apapun pada ucapan wanita dewasa yang masih bersikap labil itu.

“Lakukan saja jika keluarga Tamamu bisa. Aku akan menantikan pembalasan dari mereka.”

Steve sangat menantikan drama kecil yang akan di mainkan oleh wanita tak tahu malu itu. Kapanpun, dia siap melayani keluarga Tama.

“Dasar pria tak tahu malu. Kau memang pantas untuk dilenyapkan dari muka bumi ini. Dasar pria sialan,” pekik Vanya tanpa henti.

“Temui aku di Grup Wong. Dan katakan, bosku akan menyelesaikan masalah ini.” Bayangan punggung itu hilang di ambang pintu restoran.

Vanya mengepal tangan dengan emosi penuh. Ingin rasanya saat itu ia menghubungi Tante Diana, agar membantu dirinya membalaskan dendam kepada Steve si pria angkuh. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun.

Sedangkan Steve, dengan nyaman membopong tubuh Dinda tanpa merasa terbebani oleh tubuh itu. Badan Dinda yang ramping membuat Steve bisa mengangkat hingga keluar restoran.

“Pak Steve, kumohon jangan lakukan ini. Aku merasa canggung!” kata Dinda menahan malu. Tapi alih-alih Steve menurunkan Dinda, dia malah makin menjadi.

“Aku tidak peduli itu. Selagi aku bisa, aku akan melakukan semua yang aku inginkan. Jangan membantahku, atau aku akan membuang tubuh sisa tulang ini ke tempat sampah.”

”Pak, Steve. Aku ....”

“Tidak ada bantahan!” tegas steve memotong ucapan Dinda. “Aku akan membayarmu hingga empat kali lipat jika kamu menurut. Dan mulai saat ini panggil saja aku Steve tidak dengan pak!”

Dinda hanya bisa mengangguk saja. Karena tak ada yang perlu di bantah. Lagi pula, pria itu selalu saja bertindak semaunya. Sampai bosan Dinda menyuruhnya untuk tidak bersikap monopoli.

Lagi-lagi Steve merasa puas dengan hasil yang telah dia lakukan. Dengan begini, dia kembali mengikat gadis itu agar terus berhutang budi padanya.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

belum jadi mantu sudah sok berkuasa

2023-05-16

0

Gisandra Aprilnaura Yudia

Gisandra Aprilnaura Yudia

smngt thorr... dtnggu krya2 yg lain

2020-05-18

1

Riyan Molyo Riyan

Riyan Molyo Riyan

sukaaaaaaaaaaaaaaa

2020-05-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 — Prolog
2 Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan
3 Bab 3 — Inikah pilihanku
4 Bab 4 — Emosional
5 Bab 5 — A Special Feel
6 Bab 6 — Harapan
7 Bab 7 — Debar
8 Bab 8 — Penampilan
9 Bab 9 — Pertemuan di Kafe
10 Bab 10 — Si pria Masa lalu
11 Bab 11 — Dua wanita
12 Bab 12 — Hutang Budi
13 Bab 13 — Boneka kesayangan
14 Bab 14 —
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Bab 1 — Prolog
2
Bab 2 — Memulai sebuah pembalasan
3
Bab 3 — Inikah pilihanku
4
Bab 4 — Emosional
5
Bab 5 — A Special Feel
6
Bab 6 — Harapan
7
Bab 7 — Debar
8
Bab 8 — Penampilan
9
Bab 9 — Pertemuan di Kafe
10
Bab 10 — Si pria Masa lalu
11
Bab 11 — Dua wanita
12
Bab 12 — Hutang Budi
13
Bab 13 — Boneka kesayangan
14
Bab 14 —
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!