Memaafkan Tidak Mudah
Dua pengawal mendekat dan membawa tubuh Wendy yang tidak sadarkan diri, lalu memasukkannya ke dalam mobil dan meminta sopir serta asisten pribadi wanita tua itu untuk membawanya ke rumah sakit.
Setelah mobil Wendy pergi, pengawal pun kembali kepada Harlan dan mendorongnya ke ruang kerja meninggalkan Maisara. Ia masih syok dengan kejadian yang baru saja ia alami.
Maisara menggelengkan kepalanya tanda ia ingin segera sadar dari peristiwa yang bagaikan drama televisi. Ia segera memakai sepatunya untuk pergi. Soal perceraian yang diusulkan Harlan, ia akan memikirkannya nanti.
Namun, baru saja Maisara keluar pintu, ia melihat Roni yang di gelandang masuk oleh dua pengawal. Lalu, tiga orang itu berhenti di depannya. Tentu saja Maisara tidak tahu apa yang terjadi, mengapa Roni dibawa oleh dua orang itu seperti seorang penjahat. Pakaiannya acak-acakan seperti baru saja bangun tidur.
Tak lama setelah itu, Harlan tiba di depannya dengan kursi rodanya, membuat Maisara semakin heran.
Bukan, bukan balas dendam seperti ini yang ia inginkan.
Apa Harlan benar-benar bodoh?
“Apa yang kau inginkan padanya?” tanya Harlan pada Maisara.
“Apa maksudmu?” Maisara balik bertanya.
“Pukul dia! Suruh dia minta maaf pada gadis ini!” kata Harlan lagi pada pengawal.
“Berlutut!” pengawal bicara dengan kasar sambil menendang lutut bagian belakang salah satu kaki Roni, hingga laki-laki itu terpaksa terduduk dengan keras di lantai. Ia seolah tengah bersujud di hadapan Maisara.
Seorang pengawal menjambak rambut Roni dengan kuat, hingga mendongak ke arah Maisara yang keheranan. Ia menatap Roni tanpa ekspresi berarti.
“Kasihanilah aku, Mai, aku minta maaf padamu, aku tahu aku salah sudah mengkhianatimu!” kata Romi sambil mengatupkan kedua tangan di depan dada.
“Baguslah kalau kau tahu!” jawab Maisara datar.
“Mai! Aku tidak bermaksud seperti itu, Nella yang sudah menggodaku, percayalah aku benar-benar mencintaimu!”
Cuih! Maisara meludah ke samping.
“Kau pikir aku akan percaya?”
Kalau memang cinta, tidak akan semudah itu berkhianat. Bahkan terus terang mengatakan untuk pura-pura menikah, dan mengharapkan sepupunya itu mati, lalu merampas hartanya ... serakah sekali dia.
Maisara semakin mual, ingin sekali ia muntah melihat wajah laki-laki itu.
Roni mulai menangis, air mata meleleh deras di pipinya, ia seperti bayi yang direbut mainannya.
“Kau pikir aku mau memaafkanmu? Memaafkan itu tidak mudah, tidak semudah mengatakannya!” kata Maisara masih melihat ke arah lain, ia muak melihat Roni.
Pengkhianatan tidak pernah berakhir baik.
“Mai! Kita bisa kembali bersama kalau Harlan tidak mau menerimamu!” teriak Roni sambil menahan sakit.
“Aku tidak Sudi menjilat ludahku kembali!” pekik Maisara tak peduli.
Plak! Buk! Suara tamparqn dan pukulan di tubuh Roni bertubi-tubi.
Sementara Harlan memikirkan sesuatu tentang ucapan Roni, tentang kembalinya sebuah hubungan.
Maisara kemudian sadar jika antek-antek dari Harlan ini tidak akan mengampuni Roni kalau ia tidak mengampuninya. Ia ingin tahu sekuat apa pria yang pernah menjanjikan kehidupan penuh kasih sayang padanya.
Namun, belum juga sepuluh menit, Roni sudah terkapar sambil berlutut memegangi perutnya mulutnya sudah berdarah dua orang yang di samping kanan kirinya masing-masing memberi pukulan dan tamparan bertubi-tubi.
“Apa kau puas melihatnya dipukuli sampai mati?” tanya Harlan tanpa menoleh pada Maisara, tapi ia menyeringai ke arah Roni yang terkulai di tanah sambil menangis.
Roni mengerang seperti kucing yang terinjak ekornya dan memegangi perut serta kepala, secara bergantian ketika bagian itu yang dipukul dan ditendang.
Maisara menoleh ke arah Harlan, ia tidak ingin melihat Roni mati di hadapannya walaupun ia sangat membencinya.
“Lepaskan dia!” seru Maisara pada Harlan.
“Jangan bilang aku tidak membantumu membalaskan dendam! Jadi, kita bisa bercerai!” sahut Harlan tanpa melepaskan tatapannya, dari tubuh Roni yang masih menggeliat kesakitan.
Meisara tahu harga diri Harlan dan egonya begitu tinggi hingga tidak rela kalau diremehkan, tiba-tiba ia ingin sekali menggelitiki hati pria itu. Lalu, ia membungkuk dan mendekatkan wajah, pada Harlan. Rambut Maisara yang panjang terurai, berjatuhan di sisi kanan kiri pipinya. Tanpa sengaja aroma sampo menguar dari rambut yang mengelilinginya.
Ia sengaja!
Seketika kulit wajah Harlan menjadi hangat dan terlihat merah.
Biar bagaimanapun mereka akan bercerai, jadi tidak ada yang harus ia takutkan. Sekali lagi Maisara begitu yakin, semenakutkan apa pun Harlan, tidak akan membunuhnya tanpa alasan.
“Lane ...! Bukan begini ..., bukan cara seperti ini yang aku inginkan untuk membalaskan dendam pada Roni ... apa kau bodoh?”
Harlan tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sendiri hingga ia memundurkan kepalanya. Selama ini belum ada orang yang berani mengatakan dirinya bodoh. Walaupun ia tidak bisa belajar matematika, baik guru, orang tua ataupun orang lain di sekitarnya, tidak ada yang berani mengatakan sembarang padanya, kecuali wanita ini. Namun, ia tidak punya kekuatan untuk melakukan kekerasan.
Harlan masih ingat julukan nama itu, karena dirinya seorang pria, kalau wanita, maka Maisara akan memanggilnya Lani!
Kurang ajar sekali dia, namaku Harlan, bukan Lane.
Tanpa besi-besi, Harlan berpaling menggerakkan kursi rodanya memasuki rumahnya kembali. Setelah itu ia hanya mendengar Maisara berkata pada pengawal, “Hai, bebaskan dia!”
“Apa kau memaafkannya?” kata pengawal.
“Aku tidak memaafkannya, kau pikir memaafkan itu mudah? Tapi siksaan ini sudah cukup, aku tidak ingin melihatnya mati di depanku! Jadi, biarkan dia pergi kalau perlu siram dia dengan air!” jawab Maisara sambil berlalu menuju sopir yang sudah siap mengantarkannya pergi.
Mendengar ucapan Maisara salah satu sudut bibir Herlan terangkat sedikit naik, lalu ia mengusap hidungnya dengan punggung tangan.
Dengan angkuhnya ia berkata pada asisten yang di sampingnya, “Selidiki dia!”
“Baik Tuan!”
Tak lama setelah itu terdengar suara air tumpah dari ember dan Roni yang berjalan terseok-seok menuju pintu keluar, dalam keadaan basah kuyup.
❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sepertinya harlan mulai tertarik pada maisara
2023-02-10
26
💞 Lily Biru 💞
semangat kk El... syng bnget dah habis
2023-02-10
10
SiPemula
semangat lanjut....
2023-02-09
7