Di Antara Banyak Wanita
Ia pernah menduga kalau gadis itu adalah umpan yang diberikan oleh ibunya, hanya untuk mengetes kemampuan ereksinya. Ibunya pikir ia masih bisa melakukan itu dalam keadaan koma?
Itu mustahil!
Harlan sama sekali tidak mengharapkan kehadiran anak-anak lagi dalam hidupnya, setelah kejadian tragis itu. Tidak sama sekali.
Namun, ibunya belum menyerah, banyak sudah wanita yang ditawarkannya pada Harlan, tapi ia tak pernah tertarik. Kecuali wanita itu mau, saling memuaskan dengan tangan. Tidak ada kontak fisik secara langsung dengan dirinya dan tidak mengharapkan keturunan.
Wendi selalu bertentangan dengan anaknya soal ini.
Tiba-tiba Maisara terbangun, ia dikejutkan oleh suara menggeram dari mulut seorang pria di dekat telinganya.
Apakah dia bangun? Sial! Aku harus pakai baju!
Maisara segera bangkit dari tidur dan pergi ke lemari untuk memakai pakaiannya. Ia terbiasa memakai pakaian dalam saja saat tidur atau pakaian tipis yang hanya melapisi kulit sekedarnya saja.
“Euumm ....” erangan itu terdengar lagi dari tempat tidur dan menyita perhatian Maisara.
“Lane! Harlan! Kau benar-benar bangun?”
Maisara segera berlari ke kamar Hara, membangunkan wanita itu.
Ini tengah malam buta, gadis itu sudah mengganggu tidur orang.
“Bibi! Harlan benar-benar bangun! Dia sudah bangun!” teriaknya begitu Hara membuka pintu kamar sambil mengucek mata. Ia masih mengantuk.
Dua wanita itu bergegas ke kamar utama yang terbuka dan lampunya menyala terang. Mereka benar-benar melihat Harlan bangun.
Berulang kali pria itu mengeluarkan Geraman dari tenggorokan, ia melatih pita suaranya agar kembali mengeluarkan suara dengan normal. Ia berusaha untuk duduk, Hara membantunya.
Tiba-tiba Maisara terlihat gemetar, ia ragu apakah pria itu melihatnya telanjang tadi saat ia bangun. Apalagi mereka seperti sedang berpelukan. Tubuh pria itu seperti candu, ia tidak bisa tidur kalau tidak memeluknya.
“Mati aku, mati aku ....!” gumamnya sambil berjalan mondar-mandir dan memijat pelipisnya. Ia malu, tapi mereka suami istri, tidak mungkin ia akan dituduh berbuat hal tidak pantas dengan suaminya sendiri.
Ia sedang hamil anaknya sekarang, karena dokter baru menyatakan kalau proses bayi tabungnya berhasil setelah menjalani proses selam satu bulan.
Harlan duduk di kepala tempat tidurnya yang luas dan bagus. Matanya tak lepas dari gadis yang sedari dia bangun, hanya berjalan mondar-mandir membuatnya pusing.
Bahkan gadis itu tidak menyadari kalau Hara sudah mengambil segelas air minum dan kembali lagi.
“Ini, Tuan. Mungkin bisa membantu.” Hara memberinya air minum dan Harlan menghabiskannya.
“Dia ....” kata Harlan, suaranya lemah, serak dan sedikit sengau, “Siapa dia?” tanyanya lagi.
Hara melirik Maisara dan tersenyum pada Harlan, lalu menjawab, “Dia Maisara Hayati, istri Tuan!”
Harlan mengerutkan alisnya dengan tatapan muak ke arah Maisara.
“Usir dia!” kata Harlan lagi.
Maisara sontak berhenti mondar-mandir, ia menoleh pada Harlan dan Hara secara bergantian. Ia juga tidak mau di sana. Kalau saja ia tahu Harlan akan bangun malam ini, ia tak akan memeluknya atau tidur di sampingnya.
“Aku—“ ucapan Maisara terputus. Ia ketakutan. Sosok Harlan kalau sehat sangat menyeramkan, meskipun ia tampan, tapi aura gelap seakan memenuhi udara di sekitarnya.
“Anda mungkin harus menunggu Ibu Anda kalau mau dia pergi ... Nonya Wendi yang membawanya kemari,” kara Hara lugas.
Hara tak mungkin mengusir Maisara. Di antara semua gadis yang pernah ditawarkan Wendi untuk Harlan, Maisara yang paling disukainya. Ia manis dan lembut, ketulusannya tidak pura-pura. Apalagi sumbangsihnya atas pemulihan Harlan sangat besar. Perawat dan terapis pun mengakuinya.
Hara menghubungi beberapa kontak pada ponselnya, satu jam kemudian, Wendi dan seorang dokter keluarga pun datang.
Dokter itu memeriksa seluruh tubuh Harlan dan tersenyum, lalu berkata, “Selamat, Tuan! Anda bisa bangun lagi, ini luar biasa. Lebih baik lakukan beberapa tes nanti siang atau besok, gunakan dulu kursi roda.”
Dokter pergi setelah semua orang mengucapkan terima kasih.
“Bu! Apa kau tidak bisa juga? Bawa gadis itu pergi!” kata Harlan.
Kenapa aku lebih suka dia tidak bicara, dari pada terus mendikteku seperti ini!”
“Harlan! Semua demi kebaikanmu, aku tidak akan selamanya membiarkan kau mati tanpa pernikahanmu! Aku benar-benar mengharapkan seorang cucu! Kita tidak tahu siapa di antara kita yang akan lebih dulu pergi!” Wendi tampak kacau karena ia masih tidur saat Hara meneleponnya. Ia begitu senang sekaligus cemas, karena ia belum menjelaskan tentang Maisara dan sudah pasti ia melihatnya.
Saat dijelaskan dengan baik pun Harlan tidak terima bila dijodohkan dengan seorang wanita, apalagi sekarang ia menikahkannya tanpa penjelasan.
“Dokter bilang kau tidak memiliki harapan lagi, dan ini sudah lebih dari satu tahun, Har ..., Ibumu ini putus asa, entah bagaimana aku harus memulainya. Dia gadis yang manis, terimalah dia sebagai istrimu dengan baik ....”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
harlan jangan mentiko ya! karena tingkah maisara makanya kamu bisa bangun.
2023-02-10
19