Lane
Keesokan harinya, Maisara terbangun kembali dalam posisi saat ia sedang memeluk Harlan sebagai guling. Namun, kali ini ia melihat sesuatu yang berbeda karena posisi kepala Harlan sedikit berubah, dan tangannya pun yang semula lurus ke samping tubuhnya, kini terlihat seperti berada di atas perutnya.
Sekali lagi wanita itu tidak peduli karena ia pikir Harran tak berdaya yang hampir tiada karena penyakitnya. Ia segera pergi ke kamar mandi, setelah iseng melakukan beberapa pijatan di kaki pria itu dengan cukup keras, menduga jika apa yang dilakukannya tidak berakibat apa-apa.
“Kalau kau sehat, pasti kau akan kegelian sekali di sini!” katanya sambil menggelitik telapak kaki Harlan yang terlihat sangat putih. Itu kaki milik pria yang bila ia sehat maka akan sangat bagus.
Maisara kini mempunyai kebiasaan barunya setiap hari yaitu menggoda Harlan dengan perbuatannya itu.
Selesai membersihkan diri, ia segera mengenakan pakaian lalu berdandan, karena ia akan berangkat ke kampus. Hari ini adalah rapat terakhir dengan dengan beberapa calon mahasiswa yang akan menggantikan dirinya.
Sebelum keluar kamar, ia melihat pada Harlan sekilas, pria itu masih dalam posisi yang sama. Sebentar lagi perawat akan datang untuk membersihkan dirinya meski ia terlihat tetap bersih, tidak mengeluarkan keringat lagi seperti malam sebelumnya.
Saat memeluknya semalam, badannya terasa hangat, tapi nyaman.
“Lane, aku akan ke kampus hari ini!” kata Maisara sambil memakai sepatu dan Harlan masih terpejam.
“Aku akan segera digantikan sebentar lagi, kata orang kau hebat di dunia bisnis, tapi di kampusku akulah yang paling hebat!” kata wanita itu berkata sambil tertawa kecil.
Maisara hanya bercanda dan mengajak laki-laki itu berkomunikasi, siapa lagi yang akan diajaknya bicara kalau bukankah suaminya. Ia menghela napas berat sambil melangkah pergi, memikirkan nasibnya yang tidak beruntung.
Seharusnya ia bisa menikahi pria senat juga, tapi lihatlah, aktifis mahasiswa itu kini hanya menjadi istri pria yang untuk mandi saja tidak bisa.
Setelah selesai berpakaian ia pun keluar dan menemui Hara, yang sudah menyiapkan sarapannya, wanita itu menunggu di dekat meja makan.
Rumah yang ia tempati cukup besar, juga bertingkat ada lantai lain di atasnya. Sebuah tempat tinggal mewah yang konon menghabiskan dana sekitar lima belas milyar dalam pembangunannya.
Maisara menempati kamar utama bersama Harlan yang berada di lantai dasar sehingga memudahkannya. Ia tidak harus turun naik tangga jika hanya ingin pergi ke ruang makan atau keluar rumah.
Tidak seperti saat ia tinggal di rumahnya yang bercampur dengan kedua orang tua, Maisara memiliki kamar di lantai dua sehingga dia harus turun naik tangga.
“Apa Anda akan pergi hari ini, Nonya?” tanya Hara sopan.
“Ya aku sudah menundanya kemarin, jadi aku akan pergi hari ini!”
“Apakah acara itu penting?”
“Tentu saja, aku sudah lulus dan kedudukanku sebagai ketua senat mahasiswa harus digantikan!”
“Aku harap Anda segera pulang kalau sudah selesai.”
“Mungkin aku akan melihat toko Ayahku, sejak aku mengerjakan skripsi, aku tidak pernah datang ke sana, tapi tidak lama .... jangan khawatir, aku akan segera pulang!”
Maisara menepuk bahu Hara lembut, setelah selesai sarapan dan pergi ke kampusnya. Acara yang di prakarsai sendiri itu, berjalan dengan baik. Ia tidak mendapati bantahan apa pun dari para calon penggantinya, saat melakukan instruksi untuk kegiatan selanjutnya. Sepekan lagi acara puncak penyerahan jabatan, akan di lakukan.
Beberapa teman lamanya yang setia, bersedih atas perpisahan itu. Namun, seperti itulah pertemanan, lama atau sebentar pada akhirnya mereka harus berpisah juga.
Sanaya--sahabatnya mendekat ketika acara sudah selesai. Mereka berbincang di teras kampus.
“Jadi apakah nanti hubungan kita kalau benar-benar lulus?”
“Hai Nona! Kita sekarang sudah lulus dan kita baik-baik saja, kan? Kita tetap akan berteman, walau salah satu diantara kita pergi ke luar negeri!”
“Memangnya siapa yang akan pergi ke luar negeri? Kau jadi melanjutkan studi, Mai?”
“Entahlah!”
“Atau ... jangan bilang kau akan segera menikah setelah mendapatkan sertifikat nanti, Mai?”
Saat berada di lingkungan teman-temannya Maisara hampir lupa, kalau dirinya sudah menikah. Namun, semua temannya tidak ada yang tahu termasuk Sanaya. Ia merahasiakan tentang identitas barunya. Percuma saja mengatakan kalau dirinya sudah menjadi istri orang nomor satu di bisnis industri, di kota mereka.
Dikarenakan tidak ada orang yang akan percaya sebab ia hanya melangsungkan pernikahan di catatan sipil dan juga dihadapan keluarga saja.
Jadi, Sanaya pun tidak perlu tahu soal itu.
“Aku bekerja di perusahaan Ayahku, selama ini aku mengabaikannya. Ayah sudah begitu percaya pada semua keluarga dari ibu tiriku yang masuk ke sana.” Maisara bicara setelah diam beberapa saat.
“Ajak aku bekerja kalau kau memiliki lowongan di sana aku pasti akan membantumu dengan tulus!”
“Hahaha! Tentu saja aku akan merekomendasikan kamu sebagai pegawai yang spesial di sana!”
“Aku akan menunggu kabar itu!”
Setelah pulang dari kampus Maisara pergi ke Hansen Foundation. Beberapa pegawai mengenalnya dengan baik hingga menyambutnya dengan ramah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
semoga cepat sembuh suamimu
2024-03-24
3
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ciyeee Maisara semoga nanti kamu juga ada rasa sama suamimu ya
2024-03-24
2
Dewi
Nggak kebayang bisa seheboh apa nantinya kalau ketahuan
2023-02-27
8