Tidak Semudah Itu
Ini memalukan! Maisara terus saja mengeluh dalam hatinya.
Harlan terkekeh melihat ekspresi wajah dari Maisara.
Semula ibunya memberikan rekaman itu, untuk menyadarkan anaknya jika Maisara sudah berbuat banyak. Akan tapi Harlan memikirkan sesuatu yang berbeda, tidak sama dengan yang diinginkan oleh ibunya.
Laki-laki itu ingin mengerjai Maisara agar wanita yang dinilainya keras kepala itu mau bertekuk lutut di hadapannya. Harlan ingin wanita itu bersikap sama seperti kebanyakan wanita yang berusaha mendekatinya.
Harlan sempat heran, ke mana wanita-wanita itu, ketika dirinya sakit dan tidak berdaya?
Asisten dan pengawal mengatakan bahwa, wanita-wanita yang dulu sangat menginginkannya, tidak ada satu pun yang menanyakan keadaannya. Mereka tidak peduli, setelah media memberitakan bahwa, Harlan dalam keadaan stroke dan terbaring lemah di rumah sakit.
Sementara Meisara adalah pilihan terakhir karena Wendy begitu putus asa. Secara kebetulan ia sering melihatnya bersama dengan Roni. Saat mengetahui pengkhianatan keponakannya itulah, Wendi kemudian berinisiatif melamar Maisara. Tak lupa ia melakukan penyelidikan sebelumnya.
Harlan berpikir cerdas, ia tahu kenapa Wendi memilih wanita itu untuk dijadikan istrinya. Padahal sebelum-sebelumnya, sang ibu hanya memilih wanita elegan dan menggoda untuk dijadikan teman kencan saja.
Ibu benar-benar memaksa dan memilih wanita kurang ajar ini untuk menjadi istriku? Dia terlalu putus asa, padahal aku baik-baik saja!
“Mari bercerai!” kata Maisara tiba-tiba.
Harlan mengerutkan kening dan melihat ekspresi kebencian di wajah Maisara. Lalu, ia menyeringai dan menemukan cara untuk mengerjai gadis yang terlihat sangat malu. Ia berubah pikiran, akan mempertahankan agar Maisara tetap di sisinya.
“Kau pikir semudah itu meminta perceraian?” tanya Harlan ketus.
“Bukankah kau yang menginginkannya kemarin? Jangan menjilat ludah sendiri ... jelas-jelas kau ingin bercerai dariku! Apa kau sudah pikun?”
Astaga! Benarkah ibu memilihkan wanita kurang ajar ini untukku?
“Kau tahu, seberapa berharganya tubuhku dan kau seenaknya saja menyentuhnya? Kau kurang ajar sekali!”
Maisara membeku tapi otaknya terus berjalan ia melakukannya bukan tanpa alasan, apalagi mereka suami istri. Ia melakukan itu karena orang-orang mengatakan kalau Harlan sudah tidak punya harapan hidup lagi. Dirinya tidak salah ... salahkan saja orang-orang yang sudah mengatakan kalau Harlan hampir mati.
“Lalu apa yang kau inginkan, meminta bayaran dariku? Jangan harap! Bibi Wendy yang sudah menjodohkan aku denganmu, jadi minta saja sama dia!”
Barak!
Tiba-tiba Harlan menggebrak meja, pengawal pun mendekat begitu juga dengan Hara, mereka muncul untuk memastikan jika kedua majikan itu, baik-baik saja. Namun, mereka tercengang sebab melihat kedua majikan sedang bertengkar, mirip sekali dengan pasangan suami istri yang sebenarnya.
“Kenapa memukul meja ..., kau tidak suka ya, disentuh seperti ini ... hah, hah?”
Maisara berkata sambil mendekat, kemudian ia menempelkan jari telunjuknya di beberapa bagian tubuh Harlan seperti dada, pipi, perut dan pahanya.
Harlan mengepalkan tangan sangat kuat sambil melotot ke arah Maisara.
“Minta bayaran pada Ibumu juga karena sentuhanku barusan! Aku tidak bisa membayarmu ... bukan keinginanku menikah denganmu! Jadi, kalau kau tidak menyukainya, ceraikan saja Aku!” kata Maisara lagi, sambil tersenyum masam. Hatinya bagai di jepit dengan bongkahan batu besar.
Dari reaksi Maisara, Harlan menilai jika ia begitu tersiksa berada di dekatnya. Buktinya, ia menginginkan perceraian. Jadi, ia tidak akan mengabulkannya, karena akan membuat wanita itu begitu tersiksa, ini adalah hukuman yang tepat.
“Aku tidak akan menceraikanmu! Ya, setidaknya tunggu sampai pengacaraku kembali dari luar negeri, aku tidak bisa menggugatmu sembarangan sekarang!”
Meisarah memiringkan kepala sambil berpikir, ia menangkap dengan jelas kebohongan dari ucapan Harlan.
Bagaimana mungkin pria seperti dia hanya memiliki satu pengacara, dan kalau hanya untuk mengurusi perceraian tidak harus menunggu pengacara hebat pulang dari luar negeri, kan?
Harlen menutup laptop dan menyerahkannya kepada pengawal untuk membawa ke dalam ruang kerja.
“Itu tadi gambar yang bagus, kalau kau melawanku sekali lagi, aku tidak segan-segan menyebarkannya!” ujar Harlan sambil memutar kursi roda otomatisnya.
“Kau pikir aku takut? Kalau kau menyebarkannya, berarti wajahmu terlihat juga, bukan? Apa kau tidak malu nama baikmu akan tercemar?” kata Maisara datar, kemudian ia bergumam sangat lirih ... “dasar bodoh ....”
Namun, gumaman itu sempat didengar oleh salah satu pengawal dan juga Harlan.
Pengawal melangkah ke arah Maisara dan menarik tangannya dengan cepat ke belakang. Itu tindakan wajar pada orang yang sudah berani mengumpat majikannya, dengan ucapan yang kasar.
Harlan mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada pengawal agar tidak melakukan apa pun pada wanita yang sudah mengatakannya bodoh.
“Biarkan dia!” katanya. “Kalau kau pikir aku bodoh, aku bisa mengedit video itu! Jadi, jangan main-main sekarang!”
“Aku tidak menyangka pria sepertimu ternyata berani menjilat lidah sendiri!” Maisara kembali berkata sambil berlalu pergi ke kamarnya.
❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Chipitz◌ᷟ⑅⃝ͩ●ᴍɴᴅ2
dia wanita kuat tapi berkatnya kau sembuh
2023-03-28
7
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
maisara wanita hebat, harlan. salah besar jika kamu melepaskannya
2023-02-10
14