Reka terbangun dari tidurnya, badannya terasa sangat capek. Saat hendak turun, dia merasa kesusahan karena tangan Raga yang masih erat memeluknya. Reka baru teringat kejadian beberapa jam yang lalu, dia sangat kaget hingga ingin berteriak, lalu cepat-cepat ia membekap mulutnya sendiri.
"Ya Tuhan....aku, aku.." ucapnya terbata disertai isak tangisan. Reka memeluk erat selimut yang menutupi tubuhnya tanpa busana bersama Raga. Seluruh badannya terasa bergetar menahan isak tangis yang semakin keras keluar dari mulutnya.
Raga mulai terbangun dari tidurnya karena mendengar ada suara berisik dari sampingnya. Setelah semua kesadarannya kembali Raga lalu memeluk erat tubuh gadis kecilnya yang bergetar karena tangisannya. Raga sangat ketakutan ketika melihat Reka yang biasanya selalu tertawa kini menangis tersedu-sedu didekapannya.
"Maafin abang ya dek. maafin abang.." hanya itu yang mampu Raga ucapkan. Raga semakin mengeratkan pelukannya. Diusap terus rambut Reka dan diciumi pucuk kepalanya. Hanya rasa sesal yang ada didada Raga. Bagaimana bisa dia menyakiti gadis kecilnya itu..Arrggghh bodohnya aku, Raga mencaci dirinya sendiri yang tidak mampu menguasai birahinya.
"Aku...aku takut bang Aga bakal bosen sama Reka setelah ini" ucap Reka lirih. Raga menggelengkan kepalanya
"Enggak akan" Raga menjawabnya dengan mantap. Didekapnya lagi Reka dengan kuat, seraya menciumi pucuk kepalanya. Raga telah bertekad dia tidak akan pernah meninggalkan ataupun bosan dengan gadis kecilnya itu.
"Aku sayang banget sama bang Aga, hiks hiks" Reka membalas pelukan Raga dan membenamkan seluruh wajahnya dalam dada bidang Raga. Ditumpahkannya semua beban dihati Reka dalam tangisan siang itu didada Raga.
"Mandi ya, aku gendong ke kamar mandi. Pasti sakit kan?" Reka hanya menggangguk menanggapi pertanyaan Raga. Karena memang nyeri yang dia rasakan dibagian bawahnya.
Raga lalu membopong Reka ala bridal style, Reka menyembunyikan wajahnya didada Raga karena sangat malu, apalagi lagi menggendongnya dengan kondisi tanpa busana.
Raga menurunkan Reka dalam bathup dan menyalakan air hangat serta meneteskan aroma terapi kedalam air mandi untuk Reka.
Reka menutupi bagian dadanya karena malu sejak tadi Raga memandanginya tanpa berkedip.
"iiiihh abang jangan liatin Reka kaya gitu, Reka kan malu" ujar Reka seraya menunduk
"Hahaha" Raga tertawa gemas melihat ekspresi Reka didepannya
"Hei aku cuma sedang berpikir bagaimana cara menutupi semua tanda yang aku beri ditubuhmu supaya tidak terlihat orang lain" ucap Raga lalu memegang dagu Rega dan mengangkatnya
"Tan..tanda ?" tanya Reka bingung
"Sini aku gendong biar kau bisa liat betapa ganasnya abangmu ini" balas Raga seraya tertawa lalu menggendong tubuh Reka didepan menuju cermin didalam kamar mandi
"Astaga" pekik Reka kaget membukam mulutnya
"Hehehe maaf dek. Abang tadi bener-bener kelepasan nggak bisa ngontrol diri abang "
"iiihhh abang jahat jahat jahat" Reka memukul-mukul dada Raga
"ssstttt...maafin abang" Raga lalu memeluk Reka, menghujani ciuman dipucuk kepala gadis kecilnya itu
Reka memeluk Raga erat.
"Maafin Reka ya bang. Reka nggak bakalan nyium-nyium abang sembarangan lagi" ujarnya sembari mengusap-usapkan wajahnya didada Raga
"Dekk...sssttt kepala kamu diem" pinta Raga dengan suara parau menandakan dia telah dalam mode on fire
"Maafin dulu" Reka yang masih belum sadar malah menggoyang-goyangkan badannya.
"Oohhh kamu emang susah ya dibilangin" Raga langsung menggendong tubuh Reka, di hempaskannya ke atas ranjang
"Kamu sendiri yang udah bangunin dia, jadi kamu harus tanggung jawab sayang" Ucap Raga sambil menyeringai nakal
Tanpa aba-aba Raga langsung menyerang Reka tanpa ampun. Menciumi seluruh bagian tubuhnya dan meninggalkan jejak-jejak kepemilikannya pada tubuh Reka. Reka mulai meracau dan mendesah.
"Aaahhh Bang Aga.. Eeegghhh aku nggak tahan bang" desahan Reka membuat birahi Raga semakin memuncak menuntut untuk segera dituntaskannya.
Diangkatnya kedua kaki Reka, lalu Raga menyatukan lagi tubuh mereka. Desahan keduanya menggema dalam kamar. Keringat bercucuran bercampur menjadi satu. Mereka benar-benar melupakan waktu untuk hari ini. Entah berapa kali mereka mengulang kegiatan panas mereka. Yang jelas tubuh Reka sudah lelah, tenaganya habis terkuras meladeni keperkasaan Raga hari ini. Hingga mereka berdua terlelap dalam tidur nyenyaknya dengan saling berpelukan.
"Jangan pernah lari dariku. Karena sejauh apapun aku pasti akan menemukanmu"~Raga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments