Hari ini Reka sudah mulai bekerja dikantor Raga sebagai staff bagian keuangan.
Reka masih tinggal diapartemen Raga, selain karena dia sangat nyaman berada dekat dengan Raga, Reka juga merasa tidak kesepian karena masalah yang dia hadapi, karena sampai sekarang dia belum menceritakan masalahnya pada sahabatnya Tasya.
"Dek kamu bareng aku aja berangkatnya" ucap Raga dari arah belakang Reka
"Nggak ah bang, ntar digosipin sama karyawan kamu. Masa baru hari pertama kerja udah digosipin" jawabnya asal sambil terus memakai sepatunya
"Ngapain bingung, tinggal bilang aja sepupu" kini jawaban Raga bikin Reka melongo plus agak sedikit kecewa, karena selama ini dia pikir hubungannnya sudah cukup dekat dengan Raga. Meski kenyataannya juga dia tidak berharap kalau Raga akan bilang kalau dia pacarnya Raga didepan karyawan kantor, tapi jawaban Raga benar-benar menohok hatinya.
"Oh...ii..iya bang" jawabnya pasrah
***
Kini mereka sudah berada didalam mobil menuju kantor. Tidak ada obrolan sama sekali, mereka larut dengan pikirannya masing-masing.
"Dek, kamu kenapa ? kok diem?" tanya Raga memecah keheningan
"Eh nggak papa kok bang, gugup aja kan hari pertama kerja" jawabnya tergagap kaget
Raga hanya menganggukan kepalanya. 5 manit kemudian mereka berdua sudah sampai dikantor Raga. Mereka turun dari mobil langsung menuju lift. Karena Reka masih bingung dia hanya mengikuti Raga saja. semenjak mereka mulai memasuki lobby kantor, banyak sekali mata yang mengawasi mereka dan berbisik-bisik
"Eh eh siapa itu yang bareng pak Raga" bisik salah satu karyawan kantor
"Nggak tahu. Pacarnya kali" sahut karyawan satunya cuek
"Ah masak ? kayaknya nggak pernah denger kalo pak Raga udah punya pacar" jawab karyawan tadi masih tidak percaya
"Tau ah. udah balik kerja lagi ntar dimarahin pak Raga aja baru tau rasa"
Para karyawan lalu membubarkan diri dan kembali bekerja. Reka yang sangat canggung hanya bisa membututi Raga. Akhirnya mereka sampai dilantai 7 dimana ruangan Raga berada. Didepan ruangan sudah ada Johan asisten Raga sekaligus teman dekatnya. Meskipun berteman cukup lama, tapi mereka menjaga profesionalisme kerja
"Han, tolong antarkan Reka ke bagian divisi keuangan ya, nanti biarkan kepala divisi yang menjelaskan bagian pekerjaan dia" ucapnya pada Johan
"Siap pak"
"Dan kamu Reka, selamat bekerja. Semoga betah kerja disini" ucap Raga sambil memegang kedua pundak Reka dengan senyum manisnya. Reka hanya mampu mengangguk karena terpesona dengan senyuman manis abang Raga kesayangannya itu.
Johan dan Reka lantas turun ke lantai 2 untuk bertemu dengan kepala divisi untuk menerima tugas-tugasnya. Setelah Johan mengantarkannya, dia dibawa kepala divisinya untuk diperkenalkan kepada rekan-rekan kerjanya yang baru
"Semuanya tolong perhatiannya sebentar, disamping saya namanya Reka, dia rekan kerja kalian yang baru" jelasnya pada karyawan diruangan itu, lalu menatap Reka, "Reka silahkan duduk dan mulai bekerja. jika tidak ada yang kamu pahami bisa bertanya pada Meta atau Abi"
"Baik pak" jawab Reka semangat
Reka lalu berkenalan setu persatu dengan rekan kerjanya. Satu ruangan ada empat meja, disamping meja Abi dan disebrang mejanya ada meja Meta dan Duta.
"Mohon bimbingannya ya kak kalau ada yang aku kurang pahami" ucapnya pada Abi sambil membungkukkan badannya tanda hormat
"Iya santai aja" jawab Abi tenang. Lalu mereka mulai fokus bekerja.
***
Sampai jam makan siang mereka lalu meregangkan otot-otot mereka yang kaku
"Eh pada mau makan dimana nih?" Tanya Meta sambil menatap tiga reka kerjanya bergantian
"Kekantin kantor aja" jawab Abi
"Ya aku setuju" sahut Duta
"Kamu mau makan dimana Rek?" tanya Meta
"Aku ngikut aja kak " jawab Reka sambil senyum
Mereka berempat lalu berangkat kekantin barengan. Setelah duduk mereka lalu memesan makanan masing-masing.
Reka membuka tasnya dan mengeluarkan Hpnya. Dia rindu sekali dengan Raga mengirimkan pesan pada Raga
"Abang Aga "
"Iya dek ada apa ?"
"Udah makan? aku lagi makan dikantin nih"
"Ini lagi makan siang sama Johan. makan yang banyak biar gemuk, jadi enak pipinya kalo dicium"
Reka tersenyum saat membaca pesan Raga. Dia tidak membalasnya dan langsung memasukkan ponselnya kedalam tas
***
Raga masih senyam senyum ketika membaca pesannya pada Reka. Kenapa seperti anak ABG yang baru jatuh cinta sih pikir Raga.
"ini si Raga kayaknya udah mulai gila deh dari tadi senyam senyum ngliatin Hp" batin Johan
"Ga lo kayaknya musti periksa ke dokter deh" ucap Johan
"Lo lo apaan, panggil pak" jawab Raga ketus
"Ogah. jam istirahat juga. Lo ngapa sih aneh banget akhir-akhir ini, kadang murung cemberut, kadang senyam senyum nggak jelas kayak sekarang"
"Yeeeee sok tau lo. Udah ah balik ke kantor, jam bebas lo udah mau abis" jawab Raga lalu beranjak dari meja makannya menuju mobil
"Aarrrggghhh Reka kau benar-benar membuat hariku menjadi tidak tenang karena tidak didekatmu" Raga masih terdiam sepanjang perjalanan kembali kekantor. Yang dia pikirkan hanya ingin segera pulang dan bertemu Reka.
"Kau yang memaksaku untuk jatuh cinta, jadi jangan salahkan aku kalau kau tak akan aku lepaskan"~Raga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments