Tak terasa sudah seminggu Reka tinggal satu atap dengan Raga. Semuanya berjalan normal, hanya sedikit kecanggungan karena ciuman panas pagi itu.
Reka masih sibuk menyelesaikan skripsinya yang kurang satu bab lagi. Sedangkan Raga sibuk dengan urusan kantor dan jadwal-jadwal meetingnya.
Dorongan naluri lelaki selalu bergejolak saat melihat Reka, maka dari itu dia berusaha menghindari Reka saat diapartemen.
Senja telah menjemput malam, Reka bergegas mandi setelah menyelesaikan setengah bab terakhir skripsinya. Sedangkan Raga yang masih dijalan menuju apartemennya bingung harus bagaimana nanti ketemu Reka. "Arrrggghhh bisa gila gue lama-lama kaya gini. Mana tu bocah hobi banget lagi meluk-meluk gue, nggak tau apa kalo gue setengah mati nahannya" gerutunya sepanjang jalan
***
"Loh bang Raga udah pulang?"
"Iya Dek ini baru nyampe, capek banget abang" jawab Raga sambil berjalan ke kamarnya gontai. Reka mengekori Raga ke kamarnya karena di lihatnya Raga sangat lelah. Karena tidak tega Reka berniat untuk menawari memijit Raga
"Abang mau Reka pijitin?" tanya Reka ragu karena beberapa hari ini Raga seolah ingin menjauh darinya
"Hemmm boleh" jawab Raga malas. Lalu Raga melepas kemejanya dan tengkurang dikasur empuknya
Reka mulai memberi oil di punggung hingga pinggang Raga, dan mulai memijitnya. Tidak ada obrolan sama sekali, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masih.
"Kenapa sih bang Raga kok berubah ke aku? apa aku ngelakuin kesalahan ya?" batin Reka
Yang tadinya pijatan malah jadi sebuah elusan saja karena Reka yang sibuk dengan pikirannya. Elusan dipunggung Raga membuat mengerang, tubuhnya mulai panas karena nafsunya mulai bangkit.
Raga yang tiba-tiba membalikkan tubuhnya membuat Reka kaget. Belum sempat Reka bertanya Raga langsung menyergap mulutnya.
Tangan Raga mengusap lembut perut Reka. Jantung Reka terasa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Ting tong ting tong
"Bang ada orang kayaknya" Reka mencoba menyadarkan Raga yang masih berkabut oleh gairah
Raga yang telah sadar lalu melepaskan Reka dan memakai bajunya lalu berjalan keluar kamar.
"Ah Johan, semoga penting sehingga kau berani menggangguku" ucap Raga menahan amarahnya, pasalnya gairahnya yang telah memuncak diganggu oleh Johan asistennya
"Ini ada berkas untuk meeting besok yang tadi ketinggalan dikantor pak, jadi saya antarkan kesini supaya bapak bisa mempelajarinya malam ini" jelasnya panjang lebar supaya bosnya itu tidak marah padanya.
"Ya sudah sana pulang"
"si bos ngapa sih sensi amat kayak lagi PMS aja" batin Johan kesal. Karena sampai sekarang Johan belum tau kalau ada gadis kecil yang tinggal bersama bosnya.
***
Setelah menutup pintu Raga lalu menghampiri Reka dikamarnya
"Dek abang nyelesaiin kerjaan dulu ya.Kamu langsung istirahat aja, kayaknya kamu capek banget" ucap Raga dengan lembut
"Maaf buat yang tadi ya dek" Reka hanya mengangguk menanggapi permintaan maaf Raga, karena dia sangat malu Reka langsung berlari ke kamarnya.
Sesampainya Reka dikamar dia langsung menghempaskan tubuhnya keatas kasur. Jantungan masih berdetak kencang seolah-oleh ingin melompat keluar.
"Aduuhhh bang raga gimana kalau Reka mati muda gara-gara penyakit jantung" gumam reka. Dia masih menatap langit-langit kamarnya, dan tersenyum setiap ingat kejadian panas barusan. Tanpa Reka sadari dia telah jatuh ke alam mimpinya.
"Kau jangan bergerak. Biarkan aku yang datang dan membawakanmu cinta"~Reka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments