Telah berlalu

Hari-hari yang dijalani oleh Reka terasa sangat menyenangkan. Hampir setiap minggu dia pasti bertemu Raga, entah untuk sekedar makan atau jalan ke tempat-tempat hiburan. Walau respon Raga yang masih datar tidak pernah mengurangi kebahagiaan Reka, karena bagi Reka cinta itu bisa tumbuh dengan seiring waktu dan kebersamaan.

Waktu 3 tahun tidak terasa kalau kita sedang jatuh cinta. Begitupun untuk Reka. Waktu panjang yang dia lalui untuk mendekati Raga sedikit demi sedikit menunjukkan perubahan sikap Raga padanya. Meskipun tidak ada hal romantis atau apapun tapi Reka sudah sangat bahagia.

Semua berjalan normal, dilalui seperti hari-hari biasa. Sampai pada waktu ibunya bercerita bahwa Ayahnya mempunyai selingkuhan. Jelas saja Reka tidak percaya, lalu dia mencoba untuk mengetahui sendiri melalui Hp ayahnya. Pada saat tengah malam dia mengambil Hp Ayahnya, malam-malam sebelumnya dia telah mengintai ayahnya untuk mengetahui password Hp ayahnya.

Setelah membuka Hp ayahnya Reka sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Kecewa, marah, takut, semuanya jadi satu. Semuanya tidak adil, semuanya salah, hanya itu yang dia pikirkan. Tidak ada tempat lagi untuknya, tidak akan ada lagi kebahagiaan yang tersisa dalam hidupnya. Merasa dunianya telah hancur oleh Ayahnya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang telah dia anggap sebagai cinta pertama ternyata menghianati keluarganya sendiri. Reka benar-benar terpuruk akan keadaan.

Raga. Hanya nama itu yang terlintas dalam pikirannya. Ya, Raga adalah tempat dia pulang. Dan Raga menerimanya dengan tangan terbuka lebar serta memeluknya dengan erat.

****

#FLASHBACK OFF

"Ah tidak tidak! pikiran bodoh macam apa ini" Reka terus memukul kepalanya.

"Aku tidak akan meninggalkan dia. Aku sudah susah payah sampe dititik ini, bagaimana bisa aku berpikir meninggalkan orang yang sangat aku cintai" Reka menekankan lagi pada dirinya sendiri

Malam menjelang, Raga dan Reka sedang menikmati makan malam didapur. Suasana sangat tenang, Reka masih terdiam semenjak pikiran-pikiran jahatnya tadi sore masih terngiang dikepalanya. Raga yang melihatnya sangat heran, karena tumben-tumbenan Reka jadi pendiam seperti itu.

Selesai makam mereka berdua kembali kekamar masing-masing. Tetapi tak berselang lama Reka masuk kekamar Raga, lalu membaringkan tubuhnya disamping Raga.

Raga kaget karena tiba-tiba Reka berguling disamping sambil terus menatapnya. Lalu Ragapun memposisikan tubuhnya menghadap Reka.

"Ada apa hemm?" tanya Raga lembut

Reka hanya menggelengkan kepalanya lalu memeluk Raga erat. Raga masih bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi pada Reka. Tanpa pikir panjang Raga membalas pelukan Reka, dan di usapnya rambut Reka.

"Ada masalah apa dek?" tanya Raga lagi

Dan Reka pun hanya menggelengkan kepalanya. Raga yang sangat gemas melihat jawaban Reka langsung menarik kepala Reka dan langsung mencium bibirnya.

"Itu hukuman buat kamu karena cuma geleng-geleng kalau ditanya" ucap Raga lalu mentowel hidung Reka gemas

"Reka bobo sini ya bang. pengen bobo dipeluk sama abang" ujar Reka dengan wajah memelas

"Ada syaratnya" kata Raga dengam senyum seringai nakal

"Apa?" tanya Reka

Tanpa aba-aba Raga langsung menerkan Reka. Reka yang sudah tidak canggung lagi langsung membalas semua perlakuan Raga. Reka mendesah saat pucuk sensitifnya digigit pelan oleh Raga. Malam ini pertempuran mereka sangat panas. Desahan keduanya memenuhi kamar Raga.

Dengan nafas yang masih tersengal Raga menjatuhkan tubuhnya ke samping Reka dan memeluk tubuh gadis yang sekarang mengisi harinya itu dengan erat.

"Makasih sayang" Raga mengecupi kening dan pipi Reka. Lalu keduanya terlelap dalam mimpinya masing-masing..

"Beri aku kekuatan supaya aku bisa terus bertahan mencintaimu"~Reka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!