"Hei sayang, bangun gadis kecil" ucapnya lembut membangunkan Reka
Reka menggeliat dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Raga. Raga terus mentowel-towel pipinya hingga tidurnya terganggu.
"Aku sudah bangun bang. Peluk" rengeknya dengan suara serak. Raga langsung memeluk tubuj Reka. Memang perbedaan usia 8 tahun antara mereka membuat sikap Reka terkadang lebih manja. Tapi Raga sungguh sangat bahagia dengan sikap manja Reka yang sangat menggemaskan menurutnya.
"Ayo mandi. Sudah jam 6, apa kamu tidak ke kantor?" tanya Raga sambil membelai rambut Reka dengan sayang
"Gendong" pinta Reka dengan nada manja
Raga lalu mengangkat tubuh Reka ala bridal style dan Reka mengalungkan tangannya pada leher Raga. Reka menciumi dan membelai dada Raga dengan lembut
"Bang, Reka pengen" ujar Reka menggoda
Raga terdiam dari langkahnya, dia sangat kaget dengan yang baru saja Reka katakan padanya. Tentu dengan hati gembira Raga menyambut permintaan gadis kecilnya itu.
"Kau sendiri yang meminta, jangan salahkan aku jika kita terlambat ke kantor sayang" Raga dengan semangat melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Reka menciumi bibir dan dada Raga bergantian membuat Raga mengerang.
Saat didalam kamar mandi Raga mulai memimpin permainan dengan pemanasan terlebih dahulu. dia mencium setiap jengkal tubuh Reka. Setelah selesai, Reka mulai membangkitkan gairah Raga dengan menciumi tubuh Raga, sampai dititik sensitif Raga dia memainkannya didalam mulut. Raga mendesah nikmat, diremasnya rambut Reka. Raga sudah tidak mampu menahannya lagi lalu menarik tubuh Reka dan dihadapkan ke tembok. Lalu Raga mulai menyatukan tubuh mereka. Lenguhan panjang terdengar, Reka merasakan nikmat yang luar biasa seperti biasa saat mereka bercinta dengan posisi doggy seperti ini. Sepanjang permainan Reka terus menyebutkan nama Raga dalam desahannya. Tubuh mereka bergoyang seirama dengan tempo permainan. Saat Raga merasa sudah akan mencapai puncaknya dan mempercepat gerakannya. Raga mengerang panjang dan membenamkan tubuhnya dalam tubuh Reka.
"Terimakasih sayang" bisik Raga lalu mengecup pipi dan bibir Reka
Mereka lalu mandi bersama, menyabuni satu sama lain. Pagi ini Raga berangkat dengan wajah yang sangat cerah dan bersemangat, begitupun Reka. Mereka berangkat kekantor bersama sampai diparkiran lalu berpisah saat keluar lift. Sepanjang perjalanan mereka berdua tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
***
"Reka, tolong anterin laporan bulanan ini ke meja pak Raga ya" ucap Abi
"Iya kak"
Dengan senang hati Reka lalu bergegas mengambil laporan dan mengantarkannya ke ruangan Raga. Hatinya sangat berbunga-bunga karena dia akan ketemu bang Raga kesayangannya . Saat sampai didepan ruangan Raga, Reka terdiam membisu mendengar semua percakapan Raga dan Johan yang menyakitkan telinganya.
"Eh ini jam kantor ya udah pake lo gue. Gue tegasin sekali lagi gue nggak ada apa-apa sama Reka. Emang bener semua tanda merah dileher gue dia yang ngasih. Ya sebagai pria baik hati tentu gue bakal muasin dia dong, orang dia sendiri yang minta" Suara Raga sangat keras hingga Reka yang dari luar ruanganpun bisa mendengarkan. Dada Reka terasa sangat sesak saat mendengar semuanya. "Jadi selama ini pikiran aku salah tentang kita bang Aga" Reka berucap lirih. Reka lalu meletakkan laporan bulanan ke meja Johan diluar ruangan Raga. Reka lalu kembali keruangannya dan meminta izin untuk pulang kerumah dengan alasan abangnya mendadak sakit.
Dengan buru-buru Reka meninggalkan ruangan kerjanya dan berlari keluar kantor. Segera Reka menaiki taxi yang sudah dipesannya menuju rumah sang ibu. Sepanjang perjalanan Reka hanya diam menahan air matanya supaya tidak turun. Kenapa lagi sih hidup gue !!. Sungguh, ini adalah hal yang tidak pernah Reka prediksikan sebelumnya. Sampai-sampai membuatnya seperti orang bod*oh yang selalu mengejar satu pria yang dia cintai.
Setelah 45 menit dalam perjalanan sampailah dia dirumah ibunya, dengan cepat Reka membayar taxinya lalu turun berlari masuk kedalam rumahnya.
"Ehhh kok masuk masuk nggak salam dulu sih" Ibu Reka sangat kaget karena putrinya yang tiba-tiba pulang dan langsung memeluknya.
"Reka kangen banget sama ibuk sama Dito" Reka lalu menangis tersedu-sedu didada ibunya
Bu Maya yang masih bingung hanya memeluk erat putrinya dan mengusap lembut rambunya Reka.
"Itu adikmu dikamar, sana samperin. kemarin Dito juga sering nanyain kamu" ucap ibu Reka lembut. Reka lalu menghapus air matanya dan berjalan menuju kamar Dito adiknya.
Dito sangat terkejut saat tau siapa yang masuk kedalam kamarnya, Dito lantas berlari menghampiri Reka dan memeluknya. Ya, walaupun Dito sudah kelas 1 SMA tapi dia sangat dekat sama Reka kakaknya.
"Kakak kenapa baru pulang? apa kakak tidak merindukanku ?" tanya Dito
"Tentu saja kakak merindukanmu. Bagaimana kalau malam ini kakak menginap disini untuk menemani mu ?" tanya Reka yang disambut anggukan ceria dari Dito
Reka sangat bahagia, bahkan saat dunia sedang tidak bersahat dengannya masih ada tempat dia untuk pulang, yaitu keluarganya.
"Harusnya kamu tau, satu kata terpahitmu itu mampu menghancurkan duniaku"~Reka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments