19

Sarah memasuki apartemen, sepi dan kosong seolah tak berpenghuni padahal Nilam dan Vandam berada disana.

Sarah berjalan ingin memasuki kamar, Ia sempat melihat sofa yang berantakan. semua bantal yang ada disofa itu jatuh ke lantai bahkan ada ****** ***** disana, Sarah yakini jika itu milik Nilam.

"Gila, apa mereka baru saja melakukan disini?" batin Sarah lalu menggelengkan kepalanya.

Karena penasaran, Sarah mendekati pintu kamar Nilam, Ia mencoba menguping namun tidak mendengar apapun, "Dasar bodoh, kamar ini kedap suara jadi aku tidak akan mendengar apapun." omel Sarah pada dirinya sendiri.

Sarah akhirnya masuk ke kamarnya, Ia berbaring diranjang.

"Nyaman sekali, aku bahkan belum istirahat sejak semalam, pantas saja rasanya pegal semua." gumam Sarah.

Sarah menatap ke atas, Ia melamun dan tiba tiba teringat Arga.

"Kemana dia pergi? Apa dia akan membunuh orang?" gumam Sarah bertanya tanya.

Sarah menampar bibirnya berkali kali, "Lain kali berhati hatilah saat bicara agar tidak seperti ini."

Sarah akhirnya memejamkan matanya, Ia sangat lelah dan tidak ingin memikirkan apapun lagi apalagi tentang Arga.

Sarah terlelap dengan sendirinya.

Dikamar sebelah, Nilam meringis kesakitan setelah Vandam memperkosanya dengan brutal. Pria itu bisa terlelap setelah memperkosanya berbeda dengan dirinya yang menangis sedih karena merasa hancur.

Nilam membersihkan tubuhnya setelah itu Ia keluar kamar dan memunggut ****** ***** yang tertinggal disofa luar.

Nilam kembali masuk ke kamar namun Ia tidak berbaring bersama Vandam melainkan duduk di balkon kamarnya.

Nilam menatap kosong ke atas awan, Ia kemudian menangis.

"Sampai kapan akan seperti ini? Aku benar benar lelah." gumam Nilam disela tangisnya.

"Kakak... Apa kau tidak bisa datang untuk menyelamatkanku?"

Nilam semakin keras menangis, Tak peduli jika Vandam sampai mendengar tangisanya, Ia bahkan ingin Vandam tahu jika Nilam lelah dan ingin bebas darinya.

Sementara itu di club, Arga masih meneguk minumannya ditemani oleh Ami.

"Jika kau ingin menikah, aku sudah menyiapkan calon istri untukmu." kata Ami.

Arga tertawa sinis, "Memang siapa kau ingin mencarikan istri untuk ku?"

"Tentu saja aku ini Ibumu, jika bukan Ibumu, aku tidak mungkin repot untuk mencarikan mu istri." balas Ami santai.

"Ibu yang jahat dan tidak bisa bersikap adil pada dua putranya!"

Ami terkejut, "Ada apa denganmu? Kau berubah akhir akhir ini, kau mulai berani melawan ibumu yang renta ini?"

Arga tidak menjawab, Ia meneguk gelas terakhirnya lalu beranjak dari duduknya. Arga berjalan meninggalkan Ami tanpa mengatakan apapun lagi.

"Sial, ada apa dengannya? Kenapa dia bisa berubah seperti itu!" umpat Ami mengepalkan tangannya.

Arga berjalan memasuki mobil, kepalanya terasa berdenyut karena Ia sudah menghabiskan minuman dua botol.

Arga segera melajukan mobilnya pulang ke apartemen.

Sampai di apartemen, Arga merasa melihat Sarah keluar dari kamar, tersenyum ke arahnya.

"Dia menyebalkan tapi aku tifak bisa membencinya." batin Arga menghampiri Sarah.

Saat Arga ingin memeluk Sarah, gerakannya terhenti setelah sadar jika yang berdiri dan tersenyum itu bukan Sarah.

"Tuan, apa yang terjadi?" Nilam, gadis itu terlihat berjalan mundur seperti takut.

Merasa malu karena sudah salah orang, Arga meninggalkan Nilam begitu saja tanpa menjelaskan apapun pada Nilam yang mungkin nanti akan salah paham dengan perlakuannya baru saja.

Arga memasuki kamar, Ia kini bisa melihat dengan jelas jika Sarah tengah terlelap diranjang.

"Sial, minuman itu membuatku kacau!" umpat Arga langsung memasuki kamar mandi dan menguyur tubuhnya dengan air dingin agar Ia sadar.

Setelah berganti pakaian, Arga ikut berbaring disamping Sarah.

Ia menatap wajah cantik Sarah yang terlelap dan mendadak mengingat ucapan Ami yang mengajaknya makan malam bersama.

"Aku tidak akan membiarkanmu di kuasai oleh wanita itu!" ucap Arga sambil mengelus pipi Sarah.

Cukup lama Arga memandangi Sarah hingga Ia terlelap bersamanya.

Beberapa jam berlalu, lelap Sarah terusik setelah mendengar deruan nafas seseorang.

Sarah membuka matanya dan melihat wajah Arga sangat dekat dengan wajahnya.

"Dia sudah pulang." batin Sarah menatap wajah Arga yang terlelap dan terlihat sangat tenang.

Ada segaris bekas luka di pipi kiri Arga yang membuat Sarah penasaran selama ini, Ia sempat ingin menanyakan pada Arga namun entah mengapa nyalinya menciut saat akan bertanya.

Sarah hanya takut jika itu tidak hanya bekas luka melainkan ada kenangan menyakitkan disana, Ia tidak ingin Arga mengingat sesuatu yang mungkin akan membuat Arga tersiksa.

Tangan Sarah terangkat mengelus bekas luka milik Arga hingga membuat Arga bangun dan langsung menatapnya tajam.

"Maaf, baru saja ada nyamuk. Aku hanya ingin mengusirnya dari pipimu." kata Sarah gugup.

Arga tertawa, "Kita sedang tidak tinggal ditempat kumuh, mana mungkin ada nyamuk."

Sarah panik, tak tahu apa yang harus Ia katakan pada Arga.

"Ini... saudara ku yang sudah membuatnya." ungkap Arga membuat Sarah menatap ke arahnya.

"Ya, waktu itu kami bertengkar karena gadis yang dia sukai malah menyukai ku membuatnya marah dan mengores pipiku menggunakan pisau. Dia tidak ingin melihatku tampan dan disukai banyak gadis." kenang Arga.

"Dan aku juga tak menyangka, bekas luka ini sulit dihilangkan." kata Arga lagi.

"Mungkin adik mu mengores terlalu dalam hingga bekasnya sulit hilang." kata Sarah.

Arga mengangguk, "Besok dia pulang dari inggris, aku tidak ingin bertemu dengannya." ungkap Arga.

Sarah terdiam, Ia menatap mata Arga yang memancarkan kesedihan.

Jika dilihat dari mata Arga dan cara bicaranya saat seperti ini, Arga terlihat seperti orang baik bukan mafia kejam yang suka membunuh. Sarah menebak jika mungkin Arga memiliki masa lalu yang menyakitkan hingga membuatnya seperti ini.

Sarah mengangkat tangannya dan kembali mengelus pipi Arga.

"Apa dulu rasanya sangat menyakitkan?"

Arga tertawa, "Aku sudah lupa bagaimana rasa sakitnya yang aku ingat aku menangis waktu itu."

Sarah ikut tertawa, tak menyangka jika Arga juga bisa menangis, "Memang berapa umur mu waktu itu?"

"Aku masih smp kelas 3 sementara adik ku kelas 1."

"Kenapa aku harus menceritakan ini padamu." gumam Arga tak sadar sudah bercerita sangat jauh dengan Sarah padahal selama ini Ia selalu menyimpan segalanya sendiri.

Arga sendiri tidak tahu, saat bersama Sarah Ia merasa sangat nyaman dan ingin bercerita banyak hal dengan gadis itu.

"Apa kau tidak pernah menceritakan ini sebelumnya?"

Arga menggelengkan kepalanya, "Biasanya aku akan menghajar orang yang sudah berani bertanya seperti ini."

"Apakah kau juga akan menghajar ku karena sudah berani bertanya tentang ini?"

Arga malah tertawa, "Kau bahkan tidak bertanya, aku yang menceritakan ini tapi aku akan tetap menghukum mu karena kau sudah mengetahui rahasiaku!"

"Apa? Hukuman seperti apa?"

Arga tersenyum nakal, kini Ia sudah berada diatas Sarah.

"Astaga, kau ingin melakukannya lagi?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

konflik kluarga yg mmbentuk arga jd kejam
siapa sebenarna nilam...knpa trsiksa sekali ow mngkinkah nilam yg dimaksud wanita yg disukai arga dan adiknya

2023-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!