02

Kepala Sarah berdenyut, merasakan pusing yang sangat luar biasa. Belum sempat Sarah menanyakan siapa gadis yang membuka pintu dan sekarang malah datang segerombolan pria berbadan kekar yang menagih uang pada Ayahnya.

"Hutang? Siapa yang memiliki hutang?" tanya Sarah.

"Ayah bisa jelaskan semua padamu Sarah, sekarang masuklah." pinta Tono terlihat ketakutan.

"Oh jadi ini putrimu yang bekerja sebagai model itu? Bagus, katakan pada putrimu sekarang agar dia bisa melunasi hutangmu!" kata salah seorang pria.

"Ayah memiliki hutang?" Sarah terlihat sangat terkejut.

Tono hanya diam saja, tidak berani menjawab pertanyaan Sarah.

"Ya Nona, Ayahmu memiliki hutang pada Tuan kami sebesar 1 miliar."

Sarah langsung terjatuh dilantai, Ia benar benar sangat terkejut, dadanya bahkan terasa sangat sesak.

"Batas waktu pelunasan 1 hari lagi jika Ayahmu tidak bisa melunasi hutangnya, Tuan kami sendiri yang akan memenggal kepala Ayahmu."

Sarah menatap tajam ke arah pria itu, "Katakan pada Tuanmu, aku akan segera mencarikan uangnya." kata Sarah.

"Baiklah Nona, besok kami akan datang kesini untuk meminta uangnya."

Segerombolan pria itu pun pergi meninggalkan rumah Sarah.

Sarah masih tersungkur dilantai, Ia masih sangat shock dengan apa yang terjadi saat ini.

"Masuklah nak..." suara Tono terdengar lembut.

Sarah pun segera beranjak, Ia memasuki rumah, melihat keadaan rumahnya masih seperti dulu, tidak ada yang dirubah dan tidak ada barang baru yang terbeli.

"Buatkan putriku minum." pinta Tono pada gadis yang ada dirumahnya.

Tanpa membantah, gadis itu segera melakukan apa yang Tono minta.

Sarah duduk disalah satu kursi lusuhnya, Ia menatap ke arah Tono penuh tanya.

"Kenapa kau tidak bilang jika pulang nak?" tanya Tono masih gugup.

Bukannya menjawab, Sarah malah balik bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi? Sarah bekerja bertahun tahun dan tidak pernah sekalipun absen memberi Ayah uang, tapi kenapa Ayah bisa memiliki hutang sebanyak itu?"

Gadis itu kembali keluar dan meletakan segelas teh hangat didepan Sarah.

"Dan siapa dia?" tanya Sarah sambil menatap ke arah gadis yang saat ini tengah menunduk, tak berani menatap ke arahnya.

"Sebelumnya Ayah minta maaf, Ayah benar benar minta maaf." kata Tono, terlihat raut wajah Tono penuh penyesalan.

"Dia Rista, istri Ayah."

Deg... Tidak hanya merasakan kepalanya berdenyut, Sarah juga merasakan hatinya begitu nyeri, mengetahui Ayahnya menikah lagi tanpa memberitahunya.

"Apa aku ini anak Ayah?" tanya Sarah dengan senyuman menyedihkan.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu nak? Tentu kamu ini anak Ayah."

"Jika memang aku ini anak Ayah, kenapa Ayah tidak mengatakan pada Sarah jika Ayah menikah lagi!" Sarah mulai emosi.

"Ayah malu nak, ayah juga takut ingin mengatakan padamu tapi Ayah juga tidak bisa membohongi perasaan Ayah jika Ayah begitu mencintai Rista." ungkap Tono dengan mata memerah seolah menahan tangis.

Sarah terdiam, mencoba berpikir jernih, mencoba menahan diri dan mengerti apa yang Ayahnya rasakan.

Ibu Sarah sudah meninggal saat Sarah masih kecil dan selama ini ayahnya hanya bekerja untuk biaya sekolah Sarah hingga Sarah menjadi model jadi kali ini mungkin Sarah bisa mengerti jika Ayahnya menikah lagi meskipun tak dipungkiri Ia juga sangat kecewa karena Ayahnya tak memberitahunya masalah pernikahan.

"Lalu bagaimana bisa Ayah memiliki hutang sebanyak itu? Apa karena istri baru ayah itu?" tuduh Sarah sambil menunjuk ke arah Rista.

"Tidak Sarah, hutang Ayah tidak ada hubungannya dengan Rista." bela Tono.

"Lalu bagaimana Ayah bisa mempunyai hutang sebanyak itu?"

Tono terdiam cukup lama sebelum akhirnya Ia menjelaskan pada Sarah, "Waktu itu Ayah kalah judi, 300 juta dan Ayah meminjam uang. Setiap bulan jika kamu mentransfer uang, Ayah selalu mencicil hutang namun bukannya berkurang, hutang Ayah bertambah jadi 1 miliar karena bunganya memang besar."

Sarah mengepalkan tangannya, Ia tak menyangka Ayahnya akan terjebak hutang dengan rentenir.

"Jika memang seperti itu, biarkan saja Ayah dibunuh oleh mereka." kata Sarah dengan nada geram.

Seketika tangis Rista pecah setelah mendengar ucapan Sarah, "Ku mohon jangan lakukan itu, saat ini aku sedang mengandung anak, jangan biarkan anak ini menjadi yatim karen tak memiliki Ayah." ungkap Rista.

Kepala Sarah semakin berdenyut, jika Ia tahu akan seperti ini, Sarah lebih memilih berada diparis. Menjadi asisten model pun tak masalah asal Ia tak harus berada di posisi berat seperti ini.

Sarah ingin bersikap kejam, namun mengetahui jika Rista sedang hamil, tentu Ia tidak bisa melalukan itu.

"Aku akan memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang itu!" kata Sarah lalu beranjak dari duduknya.

Sarah menyeret kopernya, membawa masuk ke kamarnya.

Sarah menatap kamarnya yang masih sama seperti dulu.

"Rista membersihkannya setiap hari." kata Tono didepan pintu kamar Sarah.

Tanpa mengatakan apapun, Sarah menutup pintu kamarnya.

Rista berdiri dan menghampiri Tono, Ia langsung memeluk Tono, "Bagaimana jika kita tidak mendapatkan uangnya? Aku tidak ingin melihatmu dibunuh oleh mereka." ucap Rista sedih.

Tono mengelus bahu Rista, "Semua akan baik baik saja, percaya padaku."

Sementara dikamar, Sarah terlihat sangat sedih, tak tahu bagaimana Ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu sementara dirinya saja saat ini tidak memiliki pemasukan sama sekali.

Sarah mencoba menghubungi teman temannya melalui chat namun mereka sama sekali tidak bisa membantu bahkan ada yang tidak membalas chatnya.

Sarah mengambil kotak belundru warna hitam yang ada dikopernya, Ia membuka kotak itu. Masih ada perhiasan yang tersisa 4 buah salah satunya kalung berlian yang bernilai cukup mahal.

"Jika semua ini ku jual hanya 200 juta, lalu dari mana aku bisa mendapatkan sisanya?"

Lagi lagi kepala Sarah berdenyut pusing.

"Apa aku meminjam Alka saja ya?" gumam Sarah namun segera Ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak mungkin aku meminjam uang pada Alka tapi bagaimana ini, aku tidak punya pilihan lain." keluh Sarah.

Sarah berdecak, Ia sudah buntu tidak menemukan jalan keluar hingga tanpa disadari kantuknya menyerang dan Sarah terlelap.

Sarah membuka matanya, Ia merasa perutnya sangat lapar.

Sarah melihat jam dinding sudah pukul 8 malam, entah berapa jam Ia tertidur setidaknya bisa melupakan masalahnya sejenak.

Sarah keluar kamar, langsung ke dapur karena Ia ingin makan.

Sarah melihat Rista sedang mencuci piring.

"Sudah bangun ya? Makanlah dulu, aku menyiapkan lauk untukmu." kata Rista.

Sarah membuka tudung saji, masih ada sepiring nasi, semangkuk sayur sop dan sepotong ayam goreng.

Sarah segera makan makanan yang sudah disiapkan untuknya.

Sarah sudah terbiasa hidup sederhana diparis jadi saat Ia kembali kerumah pun tidak terkejut melihat keadaan rumahnya yang seperti ini.

"Kau yang memasak ini?" tanya Sarah yang langsung diangguki oleh Rista.

Sarah menghentikan kunyahanya, menatap punggung Rista yang saat ini masih mencuci piring.

Pakaian yang dikenakan Rista memang terlampau seksi tapi Sarah merasa Rista tidak seburuk yang Ia pikirkan apalagi melihat Ayahnya yang kini bertambah gemuk dan sehat sudah pasti karena Rista pandai merawat Ayahnya.

Sarah berdecak, "Aku tidak punya pilihan lain!"

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen yaaa

Terpopuler

Comments

Jarmini Wijayanti

Jarmini Wijayanti

pasrah aja sarah mau gimana lagi

2024-05-21

2

Wilana wilana

Wilana wilana

up

2023-03-03

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

apapilihanmu sarah...kamu yg memnolak alka sekarang kamu jg yg kesusahan
pnsaran dulu gmn sarah jd g brsegel lg
apa krena mafia ini jg

2023-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!