14

Nila baru saja merasa tenang dan lega saat Vandam keluar dari kamarnya namun ternyata hanya beberapa saat karena Nila mendengar suara pintu kembali terbuka dan seseorang berjalan mendekatinya.

Nila tahu jika itu Vandam.

"Bangunlah dan segera bersiap." pinta Vandam yang kini sudah berdiri didepan Nila.

Nila tidak mengubris, Ia masih memejamkan mata, pura pura tidur.

"Aku tahu kau pura pura tidur." ucap Vandam menyibak selimut Nila membuat Nila terkejut dan akhirnya membuka matanya.

"Bangun, bersihkan dirimu dan segera bersiap." pinta Vandam.

"Aku tidak ingin ikut!" balas Nila.

"Ini perintah dari Tuan Arga, apa kau ingin membantahnya?"

Mendengar nama Arga membuat Nila mau tak mau bangun.

Nila beranjak dari ranjang, berjalan pelan menuju kamar mandi.

Vandam yang tak sabar akhirnya mengendong tubuh Nila membawanya ke kamar mandi.

"Cepatlah, kita tidak punya banyak waktu." omel Vandam sudah menyalakan shower hingga tubuh Nila basah.

Vandam menunggu Nila hingga selesai mandi, setelah itu Ia juga membantu Nila mengemasi beberapa baju.

"Kau ingin aku ikut apa kau tidak takut aku akan kabur?" tanya Nila.

"Jika kau kabur aku bisa menemukanmu dimanapun kamu berada Nilam." balas Vandam santai.

Nila menghela nafas panjang, Ia mengikuti langkah Vandam keluar dari kamarnya. Diluar, Arga dan Sarah sudah menunggunya.

"Ayo kita berangkat sekarang!" ajak Arga.

Keempat orang itu keluar dari Villa, segera memasuki helikopter yang ada di lapangan belakang Villa.

Wajah Sarah terlihat sumringah senang berbeda dengan Nila yang masih saja datar, tidak senang tidak pula sedih.

"Tidurlah, perjalanan kita masih lama." pinta Arga pada Sarah dan Nila.

Sarah menyenderkan kepalanya di bahu Arga, berbeda dengan Nila yang memilih duduk memeluk dirinya sendiri.

Perjalanan yang cukup panjang membuat kantuk menyerang Sarah, Ia terlelap dengan sendirinnya dan saat bangun Ia sudah terbaring di ranjang yang entah kini berada dimana.

"Tunggu, aku akan segera kesana sekarang." suara Arga samar samar terdengar membuat Sarah beranjak dan mendekati arah suara dimana Arga sedang berdiri di balkon kamar.

"Dimana kita?" tanya Sarah yang merasa tempat ini seperti apartemen pribadi.

"Kau sudah bangun baby." Arga langsung memeluk Sarah tak lupa meninggalkan kecupan dikening Sarah.

Semua perlakuan Arga mengingatkan pada saat Ia bersama Alka. Dulu Alka juga sering melakukan hal romantis seperti ini padanya.

yang membedakan jika Arga mesum sementara Alka tidak mesum.

"Kita dimana?" tanya Sarah lagi.

"Di apartemen ku."

"Lalu Nila?"

"Ada dikamar samping."

"Kau mau pergi?"

Arga mengangguk, "Ada beberapa hal yang harus ku urus disini, jadi kau istirahat lah selagi aku pergi." pinta Arga.

"Aku mau ikut."

"No baby, kau disini." larang Arga.

"Tidak, aku mau ikut!"

Arga berdecak, "Jangan membantahku!" suara Arga mulai terdengar keras namun Sarah tidak menyerah, Ia menghadang Arga dan langsung memeluknya.

"Biarkan aku ikut." pinta Sarah dengan tatapan memohon membuat Arga tidak lagi bisa menolak.

"Sialan, wanita ini benar benar bisa membuatku kalah." batin Arga.

Arga akhirnya mengangguk membuat Sarah tersenyum senang.

Sarah sangat penasaran dengan pekerjaan Arga jadi Ia harus ikut dan mengetahui apa yang dikerjakan suaminya itu.

Arga keluar dari kamar bersama Sarah. Vandam yang sudah menunggunya pun segera beranjak dari duduknya.

"Kita berangkat sekarang Tuan?"

Arga mengangguk.

Vandan mengerutkan keningnya saat Sarah masih menempel pada Arga.

"Nona ikut?" tanya Vandam.

"Ya aku ikut." Sarah membalas Vandam.

Vandam menatap ke arah Arga tak percaya, "Tuan, bukankah seharusnya Nona tidak ikut?"

Arga menghela nafas panjang, "Aku sudah mengatakan padanya tapi dia terus membantahku, sudahlah biarkan saja dia tahu seperti apa pekerjaan suaminya!"

Vandam menatap Sarah dengan tatapan tak suka, "Tapi Tuan, Jika Nona ikut bisa membahayakan-"

"Kau juga ingin membantahku?" potong Arga terlihat mulai kesal.

"Aku benar benar lelah dengan bantahan semua orang hari ini!"

"Baiklah Tuan, maafkan saya." kata Vandam lalu berjalan lebih dulu keluar dari apartemen.

Sarah masih mengandeng tangan Arga, Ia tidak peduli dengan apapun yang diucapkan Arga asal Ia bisa ikut bersama Arga.

Vandam memasuki mobil diikuti oleh Arga dan Sarah. Mobil segera melaju meninggalkan gedung apartemen.

Arga terlihat sibuk dengan tabnya, Vandam fokus menyetir mobil dengan wajah murung sementara Sarah, hanya bisa melihat kedua orang itu secara bergantian.

Mereka sampai disebuah club yang terlihat ramai pengunjung padahal ini sudah hampir pagi.

Arga memasuki club itu diikuti oleh Sarah yang terus masih terus mengenggam tangannya.

"Selamat datang Tuan." sapa para bodyguard yang berjaga didepan club.

"Dimana orangnya?"

"Dia ada di gudang belakang Tuan."

Arga mengangguk paham, Ia segera pergi ke gudang belakang masih diikuti Sarah dan Vandam.

Dan betapa terkejutnya Sarah saat melihat ada pria muda yang terikat disana dengan keadaan penuh luka pukulan.

"Tu tuan..." sapa pria yang terikat itu, seperti ketakutan melihat Arga.

"Pistolku." tangan Arga mengulur dan Vandam langsung mengulurkan pistol untuknya.

Sarah yang melihat Arga mematuk pistolnya pun segera melepaskan tangan Arga dan memilih sedikit menjauh.

"Tuan ampuni saya, saya tidak bermaksud mengkhianati Tuan, saya membutuhkan banyak uang untuk biaya kuliah adik saya jadi saya terpaksa melaku-"

Dorrr....

Belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya, Arga sudah menembak pria itu yang kini jatuh tersungkur dilantai dengan darah yang mengalir sangat banyak.

Arga memberikan pistolnya pada Vandam, Ia mengusapi tangannya menggunakan tisu lalu berbalik menatap Sarah yang tertegun seolah shock melihat yang baru saja terjadi.

"Urus dia!" perintah Arga pada anak buahnya.

Arga mengenggam tangan Sarah lalu mengajaknya keluar. Tangan Sarah terasa dingin membuat Arga paham jika Sarah tengah ketakutan saat ini.

Ketiganya kini memasuki sebuah ruangan, Arga mengajak Sarah duduk disalah satu sofa yang ada disana. Diikuti Vandam yang juga duduk disamping Arga.

Tak berapa lama, seorang gadis cantik dan seksi memasuki ruangan itu dengan membawa sebotol minuman alkohol beserta gelasnya.

"Selamat datang Tuan kami yang sangat tampan." sapa Gadis itu menyiapkan minuman untuk Arga.

"Buatkan dia jus jeruk." pinta Arga sambil menunjuk ke arah Sarah yang masih disampingnya.

"Baiklah Tuan."

Gadis itu segera pergi keluar dan tak berapa lama ada 5 gadis yang juga berpakaian seksi memasuki ruangan itu.

"Barang baru bos!" ucap pria yang bersama kelima gadis itu.

"Masih segel?" tanya Arga.

"Masih bos!"

Arga tersenyum sinis, seolah tak percaya.

Arga segera beranjak dari duduknya, Ia mengambil sesuatu dilaci,

"Berbaringlah, aku akan memeriksa kalian." pinta Arga menunjuk ke arah ranjang yang ada diruangan itu.

Lagi lagi Sarah terkejut dengan apa yang akan dilakukan oleh Arga.

Setelah membunuh pria digudang, apa sekarang Arga akan mencicipi kelima gadis itu satu persatu?

Benar benar pria gila!

BERSAMBUNG...

Jan lupa like vote dan komennn

Terpopuler

Comments

LiLiana Veronica Lie

LiLiana Veronica Lie

aduh aduh

2023-03-29

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

suamimu kn mafia mknya g usah ikut sarah biar g sakit hati

2023-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!