07

Sarah keluar dari presidential suite setelah Arga mengusirnya.

Ya pria itu benar benar mengusir Sarah setelah mengatakan jika mereka akan menikah besok padahal tadinya Sarah ingin protes namun Arga dengan santainya mengatakan, "Pergilah sekarang, kita sudah selesai berbicara dan kita akan bertemu lagi besok diacara pernikahan kita."

Gila... Dia benar benar pria yang gila dan arogan.

Bagaimana bisa dia mengatur acara pernikahan hanya dengan waktu 1 hari saja? Pikir Sarah.

Sarah berjalan keluar hotel dan ternyata Vandam masih menunggunya.

"Silahkan masuk mobil Nona, saya akan mengantar Nona pulang kerumah."

Sarah mengangguk, menyetujui tawaran Vandam karena saat ini Ia tidak membawa uang sepeser pun.

Sarah dan Vandam memasuki mobil yang kini sudah berjalan keluar dari hotel.

Cukup lama keduanya diam hingga akhirnya bibir Sarah gatal ingin bertanya pada Vandam.

"Apa Tuan mu itu sudah memiliki istri?"

Vandam tersenyum, "Bukankah Nona sudah bertemu dengan Tuan Arga? Kenapa tidak bertanya sendiri."

"Aku lupa!"

"Apa karena ketampanan Tuan Arga membuat Nona terpukau hingga lupa menanyakan hal penting seperti itu?" tanya Vandam dengan nada mengejek.

Sarah menatap Vandam sebal, "Dia tidak tampan sama sekali!"

"Benarkah? Tapi banyak sekali gadis yang menggilai Tuan Arga." kata Vandam.

"Jika memang banyak yang mengilai dia, kenapa tidak menikahi para gadis itu saja? kenapa harus aku?" kesal Sarah.

"Karena Nona tidak bisa membayar hutang."

Sarah akhirnya diam, Ia tidak bisa protes lagi karena apa yang dikatakan Vandam memang benar, Ia tidak bisa membayar hutang.

"Baiklah kau menang, aku tidak akan berbicara lagi!" ketus Sarah membuat Vandam tertawa.

Sesampainya di gang masuk rumahnya, Sarah segera turun dari mobil.

"Kita akan bertemu lagi besok Nona." kata Vandam tersenyum lalu segera menutup kaca mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan Sarah.

"Kenapa aku bisa lupa menanyakan hal sepenting itu, bagaimana jika Ia sudah punya istri? Aku tidak mau jadi pelakor!" gumam Sarah merasa kesal dengan dirinya sendiri.

Sampai dirumah, Sarah melihat motor Ayahnya terparkir didepan.

"Jam berapa ini? Kenapa Ayah sudah pulang?"

Sarah segera memasuki rumah karena takut terjadi sesuatu pada Ayahnya.

"Ada apa Ayah?" tanya Sarah panik saat melihat Tono tertunduk lemas disofa ruang tamu.

"Ayah dipecat." balas Tono dengan suara pelan.

Sarah menghela nafas panjang, Ia segera duduk disamping Ayahnya.

"Ayah buat kesalahan apa sampai dipecat?"

Tono menggelengkan kepalanya, "Tidak ada masalah apapun, tiba tiba Ayah dipecat." kata Tono sambil memegangi kepalanya, terlihat sangat jelas jika Tono sedang pusing saat ini.

"Tempat itu satu satunya lahan Ayah untuk mencari uang, sekarang Ayah dipecat, bagaimana Ayah bisa melunasi hutang juga biaya lahiran untuk adikmu." ungkap Tono yang bekerja dipabrik roti.

Sarah kembali menghela nafas panjang, "Untuk masalah hutang, Ayah tidak perlu khawatir karena aku setuju menikah dengan pria itu agar Ayah terbebas dari hutang."

Tono terkejut, antara senang dan sedih saat putrinya mengatakan itu.

Senang karena Ia bisa terbebas dari lilitan hutang dan sedih karena harus mengorbankan kebahagiaan putrinya.

"Jika memang kamu merasa tidak bahagia, jangan lakukan itu nak. Pergilah sejauh mungkin, jangan kembali kesini dan jangan pikirkan tentang Ayah." kata Tono merasa bersalah.

Sarah tersenyum, mengenggam tangan Tono, "Aku sudah memikirkan segalanya dan aku sudah memutuskan itu jadi Ayah tidak perlu khawatir lagi."

"Tapi kamu pasti tidak bahagia?"

Sarah kembali tersenyum, "Melihat Ayah dan Rista bahagia sudah membuatku ikut bahagia, jadi jangan pikirkan apapun. Sekarang Ayah hanya harus memikirkan tentang Rista dan membahagiakan Rista." kata Sarah.

Tono tak kuasa menahan air matanya, "Maafkan Ayah Nak... Maafkan Ayah." kata Tono menangis dipelukan Sarah.

Tono menyesali perbuatan masa lalunya, jika saja Ia tidak tergiur dengan permainan haram seperti judi, mungkin Ia tidak akan terlilit hutang sebanyak ini.

Semua salahnya, semua yang terjadi karena salahnya.

"Lagipula aku sudah bertemu dengan pria itu."

Tono melepaskan pelukannya dan Ia juga sudah berhenti menangis, "Bertemu dengan siapa?"

"Pria itu, Tuan Arga."

Tono terkejut, "Kau bertemu dengan Tuan Arga? Apa kau baik baik saja?" khawatir Tono.

Sarah tertawa, "Aku baik baik saja Ayah, lagipula aku pulang kerumah tentu saja aku baik baik saja."

"Pria itu kejam, Ayah takut..." Tono tak melanjutkan ucapannya.

"Aku masih belum melihat kekejamannya, yang aku lihat dia sangat menyebalkan!" ungkap Sarah mengingat Ia di usir padahala

"Menyebalkan, apa yang sudah Tuan Arga lakukan padamu?"

Sarah menggelengkan kepalanya, "Dia mengajak ku menikah besok, bagaimana tidak menyebalkan!"

"Dia memiliki segalanya jadi tidak sulit untuk mempersiapkan pernikahan secepat itu. Saran Ayah, jika memang kamu belum siap, nanti malam pergilah keluar kota, kerumah paman. Bersembunyilah disana karena jujur Ayah masih belum rela kamu menikah dengan Tuan Arga."

Lagi lagi Sarah tersenyum, Ia merasa Ayahnya sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Aku baik baik saja Ayah, mungkin aku hanya harus bertahan beberapa bulan setelah itu aku akan meminta cerai padanya."

"Apa semudah itu?" Tono terlihat tidak yakin.

"Percaya padaku Ayah, semua akan baik baik saja."

Tono sedikit lega karena putrinya begitu tulus membantunya.

"Katakan pada Ayah jika dia berani menyakitimu."

Sarah mengangguk dan kembali tersenyum.

Setelah cukup lama Sarah mengobrol dengan Ayahnya, Sarah memasuki kamar. Ia ingin istirahat karena merasa lelah telah melewati banyak hal meskipun ini masih setengah hari.

Berkali kali Sarah menghela nafas panjang, Ia masih tak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.

Dia menolak lamaran dari kekasihnya yang sangat Ia cintai dan mencintainya lalu sekarang dia harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak Ia cintai.

"Apa ini karma karena aku sudah menolak lamaran Alka? Bahkan Alka sudah mendapatkan penggantiku secepat itu, apa dia sudah tidak mencintaiku?" gumam Sarah tanpa Ia sadari, air matanya ikut menetes.

"Sudahlah, aku hanya harus berusaha lebih keras untuk melupakan Alka dan menjalani hidupku sekarang, menikah dengan Tuan Arga yang sama sekali tak ku cintai."

Sarah mengusap pipinya yang penuh air matanya, Ia bertekad untuk menjadi wanita yang lebih kuat lagi.

Sarah beranjak dari ranjang setelah sore hari, Ia berniat membantu Rista memasak makan malam.

"Kok sepi? Kemana Ayah dan Rista?" batin Sarah mencari keseluruh ruangan namun mereka tidak ada.

"Mungkin Ayah masih menjemput Rista." batin Sarah akhirnya memutuskan untuk mandi.

Selesai mandi, Sarah membuka pintu dan melihat seluruh ruangan gelap.

Sarah mencari saklar lampu untuk menyalakanya, dan Saat lampu sudah menyala,

"Selamat ulang tahun Sarah..."

Suara Tono dan Rista mengejutkan Sarah.

Tono berdiri disamping Rista yang saat ini membawa kue ulang tahun.

Sarah menepuk jidatnya, Ia baru ingat jika hari ini berulang tahun.

Sejak awal kepulangannya Ia sudah memikirkan hutang Tono hingga lupa hari spesialnya.

Sarah tersenyum namun mendadak senyumnya pudar saat mengingat Alka.

Setiap hari ulang tahunnya Alka selalu datang untuk memberikan surprise dan kado mahal untuknya namun sekarang...

Sarah hanya bisa mengenang itu semua.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komennn

Terpopuler

Comments

Ning Ning

Ning Ning

keren Thor cerita nya ngga terlalu sakit hati ibu tiri dan anak tiri nya saling menyayangi love you author

2023-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!