06

Sarah berjalan pelan mengikuti langkah Vandam yang ada didepannya hingga Ia tertinggal jauh.

Vandam menghentikan langkahnya, berbalik menatap ke arah Sarah, "Jangan membuat Tuan Arga menunggu lama Nona." Vandam kembali memberi peringatan pada Sarah.

Kini Sarah sudah mengikuti langkah cepat Vandam hingga keduanya sudah sampai didepan kamar presidential suite.

Kamar paling mewah dan mahal yang ada dihotel ini.

Dan saat memasuki kamar itu, Sarah dibuat kagum oleh kemewahan kamarnya. Meskipun dulu sewaktu menjadi model, Sarah sering menginap dihotel namun baru kali ini Sarah melihat ada kamar hotel yang sangat mewah dan bagus seperti ini.

"Duduklah disana." perintah Vandam sambil menunjuk ke arah sofa yang ada disana.

Sarah mengangguk, Ia menuruti perintah Vandam dan duduk disalah satu sofa.

Vandam memasuki ruangan yang mungkin kamar, setelah beberapa menit, Vandam keluar dari kamar itu.

"Tetap disini dan tunggulah, sebentar lagi Tuan Arga akan keluar." kata Vandam.

"Kau mau kemana?" tanya Sarah menghentikan langkah Vandam yang akan keluar.

"Tentu saja keluar dari sini, Nona bilang ingin berbicara pada Tuan Arga? Aku tidak akan menganggu." kata Vandam yang langsung diangguki Sarah.

"Baiklah."

Setelah Vandam keluar, kini tinggalah Sarah duduk sendirian sambil berharap cemas, membayangkan seperti apa pria bernama Tuan Arga itu.

Apa dia pria tua yang kepalanya botak dan perutnya buncit? Ataukah dia pria yang memiliki wajah mengerikan? Entahlah Sarah benar benar tidak bisa menebak seperti apa wajah pria itu.

Deg.... Deg... Deg... Jantung Sarah berdegup sangat kencang, tangannya pun terasa dingin.

Sarah menatap kesamping ada balkon disana, Ia beranjak dari duduknya, berniat kesana untuk mencari udara karena Ia merasa pengap berada disini.

Baru satu langkah berjalan, pintu kamar yang tadi dimasuki oleh Vandam terbuka.

Sarah terkejut dan kembali duduk, Ia bahkan menundukan wajahnya, tak berani menatap ke arah pria yang kini berjalan mendekatinya.

Aroma mint yang sangat khas menyeruak saat Tuan Arga mendekatinya. Bahkan Tuan Arga kini sudah duduk disampingnya.

Deg ... Deg... Deg... Jantung Sarah semakin tak karuan.

Apalagi kini Ia benar benar sudah sangat dekat dengan Tuan Arga.

Baunya... Sarah merasa seperti pernah mencium bau ini tapi kapan dan dimana, Sarah sudah lupa dan tidak bisa mengingatnya.

"Apa kau ingin terus menunduk?" suara pria itu terdengar sangat seksi, seperti suara pria muda bukan pria tua.

Sarah akhirnya memberanikan diri untuk mendongak, menatap ke arah pria itu.

Seketika Sarah tersentak, yang Ia pikir pria tua, kepala botak dan perut buncit ternyata Tuan Arga pria muda yang memiliki tubuh atletis dan wajahnya ... Sangat tampan hanya saja, ada bekas goresan dipipi Tuan Arga yang cukup panjang namun tidak memudarkan ketampanan Tuan Arga, justru malah semakin terlihat seksi dan menawan.

"Sadarlah Sarah, sadar... Dia itu penjahat!" batin Sarah saat matanya tidak bisa berhenti memandangi Arga.

"Vandam bilang ada yang ingin kau katakan padaku, apa?" tanya Arga.

Sarah belum merespon ucapan Arga, Ia masih asyik memandangi wajah Arga.

Sarah merasa pernah melihat Arga sebelumnya tapi Ia lupa dimana melihat pria itu dan bau mint yang melekat ditubuh Arga terasa tidak asing.

Merasa tidak digubris, Arga mendekatkan wajahnya hingga Sarah terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Sarah sedikit bergeser agar tidak terlalu dekat dengan Arga.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau menatapku seperti itu bahkan tidak merespon ucapanku!"

Sarah menunduk malu karena merasa ketahuan.

"Vandam bilang jika kau ingin mengatakan sesuatu padaku, apa yang ingin kau katakan?" Arga mengulang pertanyaannya.

Sarah mendongak, kembali menatap Arga dan kali ini Ia serius, "Apa kau yang bernama Tuan Argantara?"

Arga mengangguk,

"Kenapa kau ingin menikahiku padahal kita belum pernah bertemu sebelumnya?" tanya Sarah.

"Karena Ayahmu tidak bisa membayar hutang!"

"Tapi bukankah biasanya para gadis yang tidak bisa membayar hutang akan kau jadikan pelacur diclub malam mu?" tanya Sarah semakin berani karena Sarah tidak ingin terlihat lemah dan mudah dikuasai.

Arga mengerutkan keningnya, "Siapa yang mengatakan itu padamu?"

"Ayahku dan semua orang banyak yang mengenalmu seperti itu."

Arga berdecak, "Aku tidak memaksa mereka, justru mereka sendiri yang datang padaku karena lelah hidup miskin."

Sarah memicingkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang Arga katakan.

"Ada lagi yang ingin kau tanyakan?"

Sarah menghela nafas panjang, sejujurnya Ia tak ingin mengatakan ini namun Sarah tidak ingin Arga menyesal jika tahu setelah mereka menikah.

"Aku mengatakan ini karena aku tidak ingin kau menyesal jika mengetahui setelah menikah." kata Sarah.

Arga terlihat masih menunggu Sarah mengatakannya,

"Aku sudah tidak perawan."

"Hanya itu?" tanya Arga yang membuat Sarah lagi lagi terkejut karena respon Arga terlihat biasa saja. Padahal tadinya Sarah berharap dengan Ia mengatakan jujur akan membuat Arga mundur dan memberikan kelonggaran waktu untuk membayar hutang.

"Apa itu tidak masalah bagimu?" tanya Sarah.

"Tentu saja tidak, aku sudah merasakan gadis perawan sebelumnya jadi sepertinya tidak masalah."

Deg... Dada Sarah terasa sesak mendengar ucapan Arga yang dengan santainya mengatakan sudah merasakan gadis perawan.

"Seharusnya aku tidak terkejut, dia memiliki banyak club malam, sudah pasti dia sering mencicipi para gadis bersegel.

Memang apa yang kau harapkan dari pria seperti ini Sarah?" batin Sarah merasa kecewa.

"Ada lagi yang ingin kau tanyakan?"

Sarah masih diam membuat Arga pun ikut diam, Arga malah asyik memandangi wajah cantik Sarah, apalagi polesan make up yang Sarah gunakan sangat tipis hingga terlihat cantik natural.

Sesekali Sarah menatap ke arah Arga dan langsung memutuskan tatapannya saat tahu Arga juga menatapnya.

seperti itu hingga beberapa menit.

"Ada yang ingin kau tanyakan lagi? Aku sibuk!" kata Arga akhirnya.

Sarah menggelengkan kepalanya, "Sudah tidak ada lagi."

"Sekarang giliran ku yang bertanya,"

Sarah menatap Arga dengan tatapan malas, "Tanya apa?"

"Kau mengatakan jika sudah tidak perawan lagi, ada berapa pria yang sudah menjamah tubuhmu?" tanya Arga yang entah mengapa membuat hati Sarah merasa sakit.

"Kau pikir aku pelacur? Aku memang bekerja sebagai model tapi hanya pure model. Aku tidak menjual tubuhku!" Sarah mulai emosi.

"Lalu bagaimana bisa kau sudah tidak perawan jika tidak menjual diri? Apa itu karena kekasihmu?"

Sarah melotot menatap kesal Arga, "Kekasihku pria baik baik, dia bahkan tidak menyentuhku meskipun aku menawarkan diri!"

Arga memutar bola matanya malas, "Lalu siapa? Cukup katakan, jangan berbelit belit!"

"Aku tidak tahu!"

"Bagaimana bisa kau tidak tahu?"

"Waktu itu aku mabuk, aku tidak tahu siapa yang sudah mengambilnya karena pria brengsek itu kabur setelah mengambil milikku!" jelas Sarah kembali merasa sakit mengingat hari itu.

Arga tersenyum, "Jadi hanya sekali? Baiklah aku bisa memaklumi itu."

"Padahal tadinya aku berharap kau membatalkan pernikahan ini." cibir Sarah.

"Jadi kau tidak ingin menikah denganku? Apa kau sudah memiliki uang untuk mengembalikan uangku?" tanya Arga membuat Sarah terdiam.

"Sekarang katakan jawabanmu, apa kau mau menikah atau tidak?"

Sarah terdiam cukup lama sebelum akhirnya Ia menjawab, "Baiklah aku akan menikah denganmu asal hutang ayahku lunas."

Arga tersenyum puas, "Baiklah, kita akan menikah besok."

Sarah sangat terkejut, "Be besok?"

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Sarah..Anak yg baik.ngabdi sama Ayahnya..Moga niatmu Brkah Sarah..meski Alasan Utang..

2023-11-17

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

jangan2 arga yng sdh tidur sama sarah,

2023-06-07

0

mochi_chici

mochi_chici

kayak apartemen anjir🗿

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!