Sarah ingin protes namun Ia masih belum memiliki nyali. Ia akhirnya hanya diam dan memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Arga.
Arga membawa sebuah vibrator yang berukuran cukup besar.
Seorang gadis berbaring diranjang, saat Ia akan membuka menyibak rok pendeknya, Sarah berteriak histeris.
"Stop it! Apa kau akan melakukannya?" tanya Sarah yang kini berjalan mendekati Arga.
Arga tersenyum, "Tentu saja Baby, ini yang biasa ku lakukan pada semua gadis yang akan bekerja disini." balas Arga santai.
"Ada Vandam, ada juga pria itu, kenapa kau tidak meminta mereka yang melakukannya?" tanya Sarah seolah tak terima jika Arga melakukan hal seperti itu.
"Apa kau cemburu?" bisik Arga membuat mata Sarah langsung saja melotot.
"Tidak! Aku hanya..." Sarah buntu tidak memiliki jawaban, Ia akhirnya diam meskipun sebenarnya Ia tidak terima melihat Arga menyentuh gadis lain.
Arga tersenyum, Ia melanjutkan tugasnya. Menyalakan vibrator itu lalu mencoba memasukan sedikit ke milik gadis yang berbaring.
Gadis itu meringgis kesakitan membuat Arga menghentikan aksinya.
"Kau lulus." kata Arga lalu membiarkan gadis itu pergi.
Setelah mencoba kelima gadis itu dan dinyatakan lulus, Arga kembali duduk bersama Sarah yang terlihat marah padanya.
"Ajari kelima gadis itu cara bermain yang bagus." pinta Arga pada pria yang mengantar kelima gadis itu.
Pria itu tentu saja tersenyum senang mendengar perintah Arga.
Segera Ia melakukan tugasnya tepat didepan Arga, Sarah dan Vandam.
Sarah bergindik jijik melihat adegan pria itu yang mencium para gadis bahkan menyentuh satu persatu gadis itu meskipun tidak melakukan hingga akhir namun tetap saja, rasanya Sarah seperti melihat blue film secara langsung.
Arga kembali berdiri membuat Sarah menatap tajam ke arahnya, "Apa kau juga akan mencobanya?"
"Apa boleh?" tanya Arga sambil tersenyum.
Sarah mengepalkan tangannya, Ia benar benar sangat kesal dengan Arga saat ini.
Bagaimana bisa Arga menyentuh wanita lain sementara istrinya berada disana. Lihat saja jika Arga tetap seperti itu, Sarah tidak akan mau lagi disentuh oleh Arga batin Sarah.
Tadinya Sarah pikir Arga akan menghampiri kelima gadis itu namun ternyata Arga hanya mengambil ponselnya yang tertinggal dimeja tempat Ia mengambil vibrator.
Arga tersenyum mengejek ke arah Sarah dan kembali duduk bersamanya.
Sarah benar benar malu karena sudah salah paham.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Arga pada Vandam.
"Mereka cukup bagus Tuan." balas Vandam yang sedari tadi asyik menonton adegan blue film nyata tanpa berkedip.
"Apa kau tidak tertarik pada salah satu gadis yang ada disana? Kau bisa mencobanya jika mau." tawar Arga namun Vandam menggelengkan kepalanya.
"Tidak Tuan, saya tidak berminat."
"Jadi milik Nilam lah yang terbaik karena membuatmu tidak tertarik pada gadis lain?"
Vandam tersenyum malu, Ia merasa seperti sudah ketahuan karena memiliki hubungan gelap dengan Nilam.
"Siapa Nilam?" tanya Sarah penasaran.
"Jika kau ingin tahu, duduklah disini dan aku akan memberitahumu." pinta Arga sambil menepuk pahanya.
Sarah menatap Arga kesal, "Tidak mau, kenapa kau tidak meminta kelima gadis yang kau sentuh itu untuk duduk disini!" cibir Sarah.
"Baiklah jika itu yang kau inginkan."
Arga memanggil salah satu gadis, lalu menepuk nepuk pangkuannya.
Dengan girang, mereka berebutan agar bisa duduk dipangkuan Arga.
"Sialan!" umpat Sarah tak ingin ada gadis lain yang duduk dipangkuan Arga hingga akhirnya Ia sendiri yang duduk dipangkuan Arga.
Vandam tersenyum mengejek, "Kau terlalu posesif Nona."
Sarah mendengus sebal, Ia tidak memperdulikan ucapan Vandam karena Ia sendiri juga tak tahu kenapa bertingkah seperti ini.
Dan Arga tersenyum puas memandanginya.
Semakin lama duduk dipangkuan Arga membuat Sarah semakin gugup apalagi Arga tak henti hentinya memandang ke arahnya.
Sarah akhirnya kembali duduk disamping Arga tidak peduli jika Arga akan meminta salah satu gadis, Sarah sudah tidak peduli lagi karena Ia benar benar malu saat ini.
"Sudah cukup, biarkan mereka istirahat sebelum mereka mulai bekerja besok malam." pinta Arga pada pria yang masih asyik bermain dengan kelima gadis itu.
Dengan raut wajah kecewa, Pria itu mengangguk dan mengajak kelima gadis itu keluar.
"Aku pikir sudah cukup untuk hari ini dan sebaiknya kita kembali ke apartemen." ajak Arga yang langsung diangguki Vandam.
Sebelum keluar, Arga sempat meneguk tiga gelas minuman beralkohol yang sudah disiapkan.
"Kau bisa mabuk nanti." Sarah memperingatkan.
Arga tersenyum sinis, "Kau mengejek ku? Sekalipun aku minum satu botol ini tidak akan membuatku mabuk!"
"kau terlalu sombong!"
Arga tertawa, "Tunggu aku diluar." pinta Arga pada Vandam.
Mata Sarah langsung saja melotot, "Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku tidak tahan jika harus menunggu sampai apartemen, kau benar benar selalu menggodaku!" ucap Arga dan entah sejak kapan Sarah sudah berada diatas Arga.
Sarah ingin menolak, Ia tidak ingin melakukan ditempat seperti ini namun suara Arga menghentikan perlawanannya, "Aku tidak ingin ditolak saat seperti ini, jangan membuatku marah dan bersikap kasar padamu!"
Sarah akhirnya menurut, diam dan pasrah dengan segala sentuhan Arga yang sangat menyenangkan untuknya.
Satu ronde sudah mengobati keinginan Arga.
"Apa kau ingin karena melihat para gadis seksi itu?" tanya Sarah yang kini sedang mengancingkan bajunya.
"Aku normal, tentu saja."
Sarah terlihat kecewa, "Jika tidak ada aku apa mungkin salah satu gadis tadi yang akan kau nikmati?" tanya Sarah penasaran.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Arga mendekatkan wajahnya membuat Sarah terkejut dan langsung gugup.
"Aku tidak tahu jadi aku bertanya."
"Apa kau cemburu jika aku mengatakan iya?" goda Arga membuat Sarah menjadi kesal.
"Terserah kau saja, aku tidak akan peduli lagi dengan jawabanmu!" ketus Sarah.
Arga tertawa, Ia menarik tubuh Sarah agar duduk dipangkuannya, "Aku tidak melakukan itu dengan semua gadis karena tidak semua gadis membuatku merasa ingin." jelas Arga.
Sarah diam, Ia melihat mata Arga sepertinya Arga berbicara jujur.
"Sekarang kau tahu seperti apa pekerjaanku, apa kau tidak takut padaku?" tanya Arga.
Sarah menggelengkan kepalanya,
"Mau berbohong huh,"
"Aku tidak takut, aku justru ingin membuatmu berhenti dari pekerjaan kejam ini!" kata Sarah.
Arga malah tertawa, "Itu tidak mungkin terjadi Baby, pekerjaan ini sudah melekat padaku sejak kecil, aku tidak akan mungkin berhenti semudah itu."
Sarah tersenyum, "Dan aku bukan orang yang mudah menyerah."
"Terserah kau saja, sebaiknya kita segera pulang." ajak Arga.
Keduanya segera keluar dari ruangan itu dimana Vandam masih setia menunggu didepan pintu dengan wajah masam.
"Wow siapa ini?" suara seorang wanita paruh baya yang tidak ingin didengar oleh Arga.
"Aku belum pernah melihat putraku mengenggam erat seorang gadis seperti ini." cibirnya saat melihat Arga mengenggam tangan Sarah.
Sarah menatap ke arah wanita paruh baya itu, Ia menebak jika itu mungkin Mama Arga namun Ia tidak melihat wanita itu menghadiri pernikahan mereka, lalu siapa wanita ini? Batin Sarah.
"Hanya gadis biasa yang akan ku buang saat aku sudah bosan, tidak perlu khawatir."
Deg... Ucapan Arga membuat dada Sarah terasa nyeri,
Gadis biasa yang akan dibuang setelah bosan?
Bersambung...
Jangan lupa like vote dan komenn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
laaaahh emak nya Arga kah 🙈🙈🙈
2024-05-17
2
Eka Bundanedinar
apa arga dikendalikan mamanya...hrsnya kamu memilih sembunyi sj sarah g prlu tau...klo bisa bikin arga brhenti dr mafia brati hebat kamu sarah
2023-02-08
1
HeRni Handayani
blm ku mengerti
2023-02-08
0