12

Seharian berada dipulau ini Sarah merasa sangat kesepian apalagi tidak ada Arga, hanya ada Nila dan beberapa bodyguard yang berjaga disana.

Sarah menikmati deruan ombak pantai hingga Ia bosan dan memilih kembali ke villa. Sampai di villa Ia melihat ke arah jam, sudah pukul 4 sore dan tidak ada tanda tanda Arga pulang kerumah.

"Mungkin Tuan tidak akan pulang hari ini Nona." kata Nila melihat Sarah duduk didepan Villa.

"Dari mana kau tahu? Apa dia menghubungimu?"

Nila menggeleng, "Saya mengatakan ini karena tahu kebiasaan Tuan dan saya tidak ingin Nona kecewa jika tetap menunggu seperti ini." jelas Nila.

"Baiklah aku akan masuk dan tidak akan menunggu lagi." ucap Sarah kesal lalu memasuki villa.

Sarah menutup pintu kamarnya dengan kasar hingga menimbulkan suara.

"Menyebalkan, apa aku harus menurut dalam keadaan seperti ini? Tidak Sarah... kau harus melawan. Dasar pria brengsek, bagaimana bisa dia meninggalkan ku ditempat seperti ini tanpa ponsel tanpa apapun!"

Sarah keluar dari kamarnya setelah bosan berada dikamar. Ia menemui Nila yang kini tengah duduk santai dibelakang Villa.

"Katakan padaku apa yang harus ku lakukan sekarang, aku benar benar bosan." keluh Sarah pada Nila.

"Nikmati saja Nona, terkadang saya juga bosan tapi saya menikmati kebosanan saya ini hingga hari berganti, semua berlalu begitu saja." balas Nila santai.

Sarah menggelengkan kepalanya tak percaya, "Aku tidak bisa hidup seperti ini Nila, aku ini wanita karir, aku biasa bekerja tidak malas malasan seperti ini."

Nila tersenyum, "Mulai sekarang mulailah hidup seperti ini Nona."

"Gila, ini bisa membuatku gila. Tidak bisakah kau membantuku kabur dari sini?" tanya Sarah sudah sangat frustasi.

Nila malah tertawa, "Bagaimana bisa aku membantu Nona sementara aku saja juga tertawan disini. Lagi pula kita berada di pulau terpencil, jika ingin keluar dari sini harus menggunakan helikopter," jelas Nila.

Sarah menghembuskan nafas berkali kali,

"Jika Nona mau saya memiliki cara untuk kabur dari sini."

Sarah tersenyum senang, "Bagaimana caranya? Katakan padaku?" pinta Sarah tak sabar.

"Nona berenang saja sampai dipulau sebelah, disana ada banyak kendaraan untuk sampai ke kota."

Seketika tawa Sarah membuncah, "Kau gila, aku bisa mati dimakan hiu!"

Nila pun ikut tertawa, "Terkadang saya memikirkan hal bodoh seperti itu jika sedang bosan Nona."

"Apa sejak awal kau sudah tinggal disini?" tanya Sarah mulai penasaran dengan kehidupan Nila.

"Tidak Nona, awalnya saya masih tinggal dikota, dirumah Tuan Arga namun setelah Tuan Arga membeli pulau ini, dia ingin saya tinggal disini karena..." Nila tak melanjutkan ucapannya.

"Karena apa?"

"Tidak Nona, tidak ada apapun."

"Wah kau mau menyembunyikan sesuatu padaku ya?" curiga Sarah.

"Bukan hal yang penting Nona, tidak perlu dibahas lagi." kata Nila.

"Ck, jangan jangan kau ini juga istrinya Arga sama sepertiku." tuduh Sarah.

"Tidak Nona, tentu saja bukan. Tuan mana mungkin menyukai saya." kata Nila terdengar gugup.

"Lalu jika bukan Arga yang menyukaimu mungkin kau yang menyukai Arga?" tebak Sarah membuat Nila semakin gugup, wajahnya sudah memucat.

"Ti tidak Nona saya hanya-" Suara tawa Sarah menghentikan ucapan Nila.

"Aku hanya bercanda, kenapa kau takut seperti itu." kata Sarah yang membuat Nila bernafas lega.

Satu hari bisa Sarah lewati, dua hari hingga tiga Sarah mulai terbiasa dengan segalanya.

Paginya Sarah akan bermain dipantai hingga siang hari setelah itu Sarah membantu pekerjaan Nila, entah memasak atau hanya sekedar merawat tanaman dan yang terakhir Sarah menghabiskan malam hari untuk membaca buku hingga kantuknya menyerang dan akhirnya terlelap dengan sendirinya.

Dan malam keempat, saat Sarah terlelap, Sarah merasa ada memeluknya. Bau mint khas yang menyeruak membuat Sarah bisa menebak jika yang memeluknya saat ini adalah Arga.

Sarah membuka matanya, Ia melihat Arga tersenyum ke arahnya.

"Pasti ini mimpi." gumamnya kembali memejamkan mata hingga Ia merasakan pipinya geli karena Arga menciumnya dan terkena bulu bulu halus didagu Arga, barulah Sarah bangun dan sadar jika ini bukan mimpi.

"Kau..." gumam Sarah menatap Arga tak percaya.

"Apa aku ini hantu? Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Arga sambil tersenyum.

Sarah melepaskan diri dari pelukan Arga, Ia tak mengatakan apapun, memilih beranjak dari ranjangnya, berjalan pergi ke kamar mandi.

Selesai buang hajatnya, Sarah kembali berbaring di ranjang dimana Arga sudah menunggunya.

"Aku masih mengantuk!" kata Sarah berbalik memunggungi Arga.

"Tidurlah." kata Arga menarik tubuh Sarah hingga berada dipelukannya lalu menciumi leher Sarah.

"Jika seperti ini mana mungkin aku bisa tidur!" Sarah mulai kesal.

Arga tertawa, "Apa kau marah padaku sayang?" tanya Arga.

Sarah akhirnya berbalik, kali ini kesempatan dirinya untuk protes pada Arga, "Aku benar benar tak mengerti apa tujuanmu menikahiku, apa aku hanya akan menjadi penjaga villa ini?"

Arga tersenyum, "Jadi kau bosan?"

"Tentu saja aku bosan dan lagi mana ponselku? Aku tidak menemukan barang barang pribadi yang kubawa waktu itu!"

"Aku membuangnya."

Sarah melotot tak percaya hingga Ia melepaskan diri dari pelukan Arga dan bangun, "Kau gila? Itu ponselku kenapa kau membuangnya!"

"Barang seperti itu tidak penting lagi untukmu, jadi kau tidak perlu menggunakannya lagi." balas Arga santai.

"Tapi setidaknya jika ada ponsel, aku tidak merasa bosan disini!"

"Untuk apa? Untuk menghubungi para pria yang nomornya tersimpan diponselmu?" tanya Arga sinis.

Sarah menggelengkan kepalanya tak percaya, tidak hanya menyebalkan ternyata Arga juga sangat posesif.

"Jika memang begitu bawalah aku keluar dari pulau ini, setidaknya aku bisa pergi kerumah Ayah jika aku bosan." pinta Sarah.

Arga malah tertawa, "Untuk apa kau menemui Ayahmu lagi? Mereka sudah menjualmu. kau tidak perlu kembali bersama mereka!"

"Mereka tidak menjualku, aku yang menyerahkan diri!" kata Sarah dengan penuh emosi.

"Mereka menerima uang pernikahan 1 milyar dengan catatan tidak akan menemuimu lagi dan mereka setuju. Ku anggap mereka menjualmu."

Sarah menatap Arga tak percaya, rasanya mustahil dan tidak mungkin Ayahnya akan melakukan itu.

"Tidak mungkin." kata Sarah sambil menggelengkan kepalanya.

Arga tersenyum, Ia bangun, ikut duduk disamping Sarah yang masih menatapnya nanar.

Arga mengelus pipi Sarah penuh kelembutan, "Aku ini seorang mafia, pekerjaan ku teramat berbahaya itulah mengapa aku membuat acara pernikahan kita tertutup agar para musuhku tidak mengincar dirimu.

Aku membuatmu tinggal disini, semua demi keselamatanmu.

Setelah kau menyetujui pernikahan itu sama saja kau menyetujui hidup seperti apapun bersamaku.

Setelah malam ini aku tidak ingin mendengar keluhanmu, cukup nikmatilah hidup seperti ini bersamaku, jangan lagi berpikir untuk bisa lari atau kembali pada keluargamu karena sekarang kau milikku sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan mu!"

Sarah hanya bisa menatap Arga dengan mata berkaca, Ia tak menyangka menikah dengan Arga sama saja seperti memenjarakan hidupnya.

Bersambung...

Jan lupa like vote dan komennn

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

apa nila jg prnh tidur sama arga
klo iya psti sarah akn smkin sedih dg ini

2023-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!