Putri memilih untuk bersikap setenang mungkin ketika disahkan oleh pria yang akan menjadi suaminya sebentar lagi. Bahkan karena tidak tahu harus berkomentar apa, saat ini hanya bisa tersenyum pada sosok pria yang diketahui bernama Aldiano tersebut.
Sebelumnya, ia sudah mendapatkan banyak informasi mengenai pria itu dari Bambang Priambodo agar bisa mengerti seperti apa seorang Aldiano.
Jadi, berharap tidak akan membuat kesalahan pada pria yang sebentar lagi mengikrarkan janji palsu di hadapan semua orang atas pernikahan yang hanya dianggap sebuah sandiwara tersebut.
'Semoga keputusanku tidak salah dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tuan Bambang,' gumam Putri yang saat ini seketika menelan saliva dengan kasar begitu mendengar perkataan dari Aldiano.
"Apa aku boleh berbicara empat mata denganmu?" Aldiano sudah tidak sabar ingin membahas mengenai ketidaknormalan yang diderita dan berharap wanita di hadapannya tersebut mau membatalkan rencana pernikahan hari ini.
Tadi mengajak Putri duduk di sofa dan begitu sang ayah pergi menjauh untuk menyambut kedatangan orang yang akan menikahkan hari ini, Aldiano langsung mengajak wanita itu ke kamar.
Awalnya Putri yang merasa kebingungan, menolak untuk berbicara di dalam kamar. Karena merasa sangat aneh dengan situasi yang terjadi di antara mereka dan jika berhadapan hanya dua orang di dalam ruangan tertutup, seperti sedang berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa yang membuatnya bergidik ngeri.
Aldiano yang tadi melihat keraguan di mata wanita itu dan tidak ingin berjalan mengikutinya ke kamar tamu yang ada di lantai dasar, seketika menarik pergelangan tangan agar mau ikut bersamanya.
Hingga beberapa saat kemudian, mereka sudah saling berhadapan.
Aldiano yang kini baru saja menutup pintu, seketika mengarahkan tatapan tajam penuh kebencian dan mengungkapkan rasa jijik pada wanita di hadapannya tersebut.
"Sepertinya aku harus mengatakan sesuatu padamu agar tidak hidup menderita karena ini adalah sebuah kebaikan yang kulakukan."
"Kau sepertinya tidak tahu sudah menjadi boneka dari papaku untuk memenuhi keinginannya atau mungkin berpikir bisa menjadi orang kaya mendadak setelah berhasil menikah denganku."
Putri saat ini hanya diam dan ingin mengetahui apa yang diinginkan oleh putra dari Dewa penolong yang tersebut. Meskipun mengerti bahwa pria di hadapannya tersebut seperti hendak menegaskan bahwa tidak menyukai pernikahan ini, tapi masih berpura-pura menjadi wanita bodoh.
"Boneka? Apa maksud Anda? Sepertinya saya memang terlihat hina di mata Anda karena dianggap ingin merubah hidup dengan menjadi menantu di keluarga ini."
Karena merasa sudah tidak ada waktu lagi untuk mengungkapkan niat, Aldiano langsung to the point ada puncak permasalahan.
"Kau harus membatalkan pernikahan dan segera pergi dari sini!"
"Maaf karena saya tidak bisa melakukan hal yang membuat hancur perasaan seorang ayah," sahut Putri yang kali ini merasa seperti seorang wanita tidak diharapkan dan memaksakan diri untuk hidup menderita bersama sosok pria di hadapan yang sama sekali tidak menyukainya.
Bahkan ia bisa melihat bahwa pria tersebut terlihat sangat jijik padanya. Namun, sama sekali tidak memperdulikan perintah dari Aldiano.
Tangan Aldiano mengepal dan wajah sudah memerah begitu mengetahui wanita di hadapannya seperti hendak melawan dan tidak ingin pergi, sehingga terpaksa mengatakan ketidakmampuan yang dialami.
"Kau tetap harus membatalkan pernikahan ini karena aku adalah seorang pria tidak normal. Aku tidak akan pernah bisa tertarik pada seorang wanita. Jika kau masih ingin hidup dengan tenang dan bahagia, batalkan pernikahan ini!"
Saat Aldiano merasa yakin jika wanita di hadapan akan langsung membatalkan pernikahan karena terkejut dengan fakta mengenai dirinya, tetapi seketika membulatkan mata begitu mendengar jawaban wanita dengan gaun pengantin berwarna putih tersebut.
"Saya tidak akan pernah membatalkan pernikahan ini, Tuan Aldiano. Lagipula saya sudah mengetahui hal itu dari tuan Bambang Priambodo." Putri yang saat ini baru saja menutup mulut, mendengar suara ketukan dari pria yang baru saja disebutkan.
"Aldiano, Putri, cepat keluar dari kamar karena acara pernikahan akan dimulai!" teriak Bambang Priambodo dari luar ruangan kamar tamu karena dari tadi merasa sangat khawatir begitu tidak melihat putra dan calon menantunya.
Jadi, bertanya pada pelayan dan begitu mengetahui ada di dalam kamar, berpikir bahwa putranya akan berbuat sesuatu untuk membatalkan pernikahan, sehingga segera menyuruh keluar.
Sementara itu, Aldiano yang sama sekali tidak pernah menyangka jika rencananya gagal karena ditolak mentah-mentah oleh wanita di hadapannya tersebut, seketika terbahak dan berkacak pinggang sambil mengarahkan tatapan penuh kebencian.
"Sepertinya papa membayar mahal dirimu, sehingga kau masih tetap bersedia menikah denganku begitu mengetahui ketidaknormalanku. Wah ... ternyata kau hanyalah seorang wanita murahan yang bisa dibeli harga dirinya dengan uang!"
Masih mengarahkan tatapan kejam mengintimidasi, Aldiano seketika berjalan mendekati wanita yang terdiam di tempat dan menutup mulut rambut tersebut.
Kemudian mendekatkan wajah dan berbisik di dekat daun telinga wanita tersebut. "Akan aku pastikan hidupmu menderita karena berani melawanku dan tidak mau membatalkan pernikahan ini!"
Setelah puas mengungkapkan ancaman, Aldiano berbalik badan dan berjalan menuju ke arah pintu keluar. Tentu saja begitu membuka pintu, melihat sosok sang ayah masih berdiri di sana dan terlihat khawatir.
"Baiklah, kita lakukan pernikahan sekarang!" Aldiano berbicara untuk membuang kekhawatiran dari raut wajah sang ayah dan berjalan meninggalkan pria paruh baya tersebut.
Sementara itu, Bambang Priambodo yang tadinya merasa khawatir jika ingin berubah pikiran dengan membatalkan pernikahan, merasa lega begitu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh putranya.
Hingga masih menunggu Putri yang keluar dari ruangan kamar dan bertanya mengenai apa yang dilakukan oleh putranya.
"Apa yang dikatakan oleh putraku padamu? Apa tadi mengancammu?"
Putri langsung menggelengkan kepala karena tidak ingin ada pertengkaran di antara ayah dan anak tersebut. "Tuan Aldiano berpikir bahwa saya tidak tahu mengenai ketidaknormalan yang dialami."
"Cuma itu?" Bambang Priambodo seolah merasa tidak percaya dan mengerutkan kening.
"Iya, Tuan. Tadi tuan menceritakan semuanya pada saya dan berpikir akan mundur dan membatalkan pernikahan begitu mengetahui kenyataan itu."
"Jadi, putraku tidak berani menolak perintahku karena takut dicoret dari kartu keluarga dan memilih menyerangmu. Jika nanti berbuat macam-macam padamu, laporkan saja padaku dan akan langsung kuberikan pelajaran!" Bambang langsung mengajak Putri untuk ke depan karena tidak ingin semua orang menunggu.
Putri yang langsung menganggukkan kepala, kini berjalan di sebelah pria paruh baya yang sebentar lagi akan menjadi ayah mertuanya.
Kemudian mendaratkan tubuh pada kursi yang disediakan di sebelah sosok pria yang tadi mengancam akan membuat hidupnya menderita.
Putri yang sudah banyak mengalami penderitaan dalam hidup, seolah tidak pernah takut akan terjadi hal lainnya karena menganggap bahwa ini adalah sebuah karma yang harus dijalani.
Apalagi masih mengingat mengenai kutukan dari Bagus dan setelah banyak mengalami penderitaan yang tiada henti. Ia berpikir bahwa seumur hidup tidak akan pernah merasakan kebahagiaan.
Namun, akan menjalani semuanya dengan ikhlas dan menganggap itu hanya adalah hukuman yang pantas untuknya karena dulu berselingkuh dengan Arya.
Kemudian acara pernikahan dimulai dan beberapa saat kemudian, Putri sudah sah menjadi istri dari Aldiano Priambodo.
Pernikahan yang sama sekali tidak diinginkan karena berpikir bahwa dulu tidak akan menikah lagi dan menjadi single parent untuk putranya, tetapi takdir selalu membawanya pada sebuah kenyataan pahit.
Namun, ia yang tidak bisa menolak, memilih untuk menerima semua takdir hingga membawanya sampai pada titik terendah dalam hidup karena harus menikah dengan pria yang bahkan memiliki ketidaknormalan.
Saat ucapan selamat dari banyak orang diterima oleh Putri. Perasaannya saat ini benar-benar sangat bertolak belakang karena sama sekali tidak merasa bahagia.
'Jika dulu aku mengejar kepuasan *** dan harta, sekarang posisiku saat ini seperti menunjukkan bahwa aku paling pantas untukku adalah ini. Aku memang tidak berniat untuk menikah lagi, tetapi takdir membawaku menjadi istri dari seorang pria yang memiliki ketidaknormalan.'
'Meskipun aku menikah dengan seorang pria tidak akan pernah merasakan hubungan layaknya pasangan suami istri dan ini adalah sebuah karma yang paling tepat karena masuk menghancurkanku sampai pada titik terendah seperti ini.'
Putri bisa melihat senyuman penuh kepalsuan dari pria yang terlihat bahagia ketika mendapatkan banyak ucapan selamat setelah resmi menjadi seorang suami.
Bahkan saat ini tidak bisa membayangkan seperti apa rumah tangga yang akan dijalani dan sampai kapan bertahan dalam sebuah labirin yang mungkin akan menjebaknya seumur hidup.
Ia hanya akan menjadi sebuah alat untuk menutupi ketidaknormalan pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut.
'Tuhan, jika memang ini bisa menebus segala dosa-dosaku di masa lalu, aku tidak akan pernah mengeluh dan menjalani semua ini dengan ikhlas,' gumam Putri yang saat ini memilih untuk menyempitkan senyuman dan berakting layaknya seorang istri yang sangat bahagia.
Apalagi dari pandangan semua orang, pasti melihatnya adalah seorang wanita yang paling beruntung di dunia karena bisa menikah dengan pria tampan dan kaya raya serta merupakan putra tunggal yang mewarisi harta melimpah.
Sebuah pandangan yang penuh kepalsuan itu seperti sebuah rantai yang mengikat tangan dan kakinya, sehingga tidak bisa lepas dari sebuah kebohongan yang dirancang untuk menutupi ketidaknormalan seorang Aldiano Priambodo.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments