Lima tahun lalu...
Di sebuah kontrakan, terlihat para pekerja yang masih belum pulang ke rumah masing-masing karena sangat mengkhawatirkan bos mereka yang belum pulang semenjak siang tadi.
Namun, ketika menelpon, nomor Putri tidak aktif dan kebingungan mengenai bos mereka berada di mana karena sampai malam belum pulang.
Bahkan tadi salah satu pekerja menjemput Xander dan anak laki-laki berusia 3 tahun tersebut sibuk menangis karena mencari sang ibu yang tidak kunjung pulang.
Mereka sibuk merayu putra Putri agar tidak terus menangis sambil menunggu kabar mengenai wanita itu yang bahkan sampai malam belum pulang.
"Apa terjadi sesuatu pada Putri?" tanya salah satu wanita berbadan gemuk yang selama ini menjadi tukang masak nasi.
"Jangan bicara buruk karena perkataan adalah doa. Lebih baik kita berpikir positif dan mungkin Putri tengah pergi ke suatu tempat dan tidak ingin diganggu, sehingga menonaktifkan ponsel."
"Siapa tahu sebentar lagi pulang." Wanita yang merupakan orang kepercayaan Putri, masih mencoba untuk memenuhi pikiran dengan hal-hal positif.
Meskipun jauh dilubuk hati, juga sangat mengkhawatirkan keadaan Putri, tetapi merasa harus menghibur semua orang agar tidak berpikiran buruk.
Kini, tiga orang wanita yang tidak berniat pulang ke rumah sebelum melihat Putri kembali, tengah menemani Xander bermain di ruang depan sambil menikmati camilan dan minum kopi.
Hingga sampai malam menunggu kedatangan bos mereka, tetapi tidak pulang juga. Karena dua orang yang sudah ditelpon oleh suami agar segera pulang, akhirnya berpamitan dan hendak keluar dari rumah kontrakan tersebut.
Namun, di saat bersamaan mendengar suara mobil berhenti dan berpikir jika itu adalah Putri. Hingga kekecewaan mereka rasakan ketika ada seorang pria tidak dikenal yang datang.
"Apa benar ini adalah kontrakan nyonya Putri yang mempunyai seorang putra bernama Xander?" tanya sosok pria yang merupakan teman dekat Yeni dan bekerja di salah satu bengkel mobil yang tak jauh dari rumah di kontrakan tersebut.
Sontak saja semua orang menganggukkan kepala dan menjawab benar. Bahkan saat ini merasa khawatir jika apa yang mereka pikirkan benar. Bahwa terjadi sesuatu hal pada Airin dan pastinya membuat mereka tidak bisa tenang sebelum mendengar pertanyaan pria itu.
Sementara itu, pria yang membawa pesan tersebut langsung menceritakan tujuannya datang untuk menyuruh salah satu wanita dihadapkan membawa Xander ke rumah sakit karena sang ibu ingin bertemu.
Tiga wanita yang baru saja mendengar kabar buruk mengenai bos mereka. Seketika wajah mereka terlihat dipenuhi oleh kekhawatiran dan tentu saja berpikir bahwa bos mereka saat ini tengah mengalami kemalangan.
"Biar aku yang berangkat ke rumah sakit sekarang bersama Xander," sahut wanita yang memiliki badan sedikit gemuk di antara yang lain.
Merasa iba pada nasib Putri yang ingin bertemu dengan Xander begitu tersadar Setelah mengalami kecelakaan, sehingga tanpa pikir panjang, langsung menyuruh pria itu untuk mengantarkan.
Bahkan saat beberapa orang yang masih berdiri terpaku di depan rumah kontrakan Putri belum beranjak dari posisi, bulir air mata saat ini sudah menghiasi wajah mereka karena benar-benar khawatir setelah mengetahui kabar kecelakaan.
"Lebih baik kalian pulang saja dan besok tetap bekerja seperti biasa karena aku yang akan mengatur semua. Kita tidak mungkin membatalkan pesanan yang sudah jauh hari dipesan karena itu akan menghancurkan usaha bos."
Wanita yang baru saja selesai menyiapkan perlengkapan Xander karena membawa anak kecil membutuhkan banyak hal yang perlu dipikirkan.
Para wanita itu mengangguk tanda setuju dan sama sekali tidak keberatan untuk bekerja tanpa bos mereka.
"Sampaikan salam kami pada Putri dan semoga segera sembuh." Dua wanita itu dengan kompak berbicara sambil menatap anak laki-laki yang berada di gendongan tersebut.
Kemudian langsung menuju ke rumah sakit dengan perasaan yang diliputi kekhawatiran sambil memangku Zafer di mobil dan sesekali bertanya mengenai keadaan Putri yang baru saja mengalami kecelakaan.
"Bagaimana keadaan Putri sekarang dan di mana mengalami kecelakaan?"
"Aku sama sekali tidak tahu karena hanya disuruh temanku untuk membantu mengecek putra dari pasien yang baru saja mengalami kecelakaan. Hanya itu saja," jawab pria yang saat ini berada di balik kemudi.
Kebetulan hari ini ada satu mobil yang selesai diperbaiki dan baru akan diambil esok hari, sehingga bisa meminjam untuk mengantarkan wanita itu ke rumah sakit seperti perintah dari sang kekasih.
Sementara itu, terlihat wajah kekecewaan sangat jelas dari wanita yang tengah memangku anak kecil laki-laki tersebut. Apalagi dari tadi sibuk menenangkan Xander yang mencari-cari sang ibu karena tidak kunjung kembali.
Akhirnya memilih sabar karena sebentar lagi akan bisa melihat sendiri keadaan Putri. Hingga setengah jam lebih telah berlalu dan beberapa saat kemudian, mobil yang mengantarkan sudah tiba di area rumah sakit.
Kemudian mematikan di tempat yang disediakan dan langsung menelpon sang kekasih agar ke depan.
Namun, malah diperintahkan untuk masuk saja ke rumah sakit dan mencari ruangan kamar VVIP.
Karena tidak ingin membuat sang kekasih merasa kecewa dan kesal, akhirnya mengantarkan wanita itu untuk masuk ke dalam rumah sakit menuju ruangan terbaik.
Beberapa saat kemudian, mereka telah tiba dan disambut langsung oleh Yeni yang tadi sangat malas keluar karena tengah makan di ruangan perawatan.
"Terima kasih sudah menolongku," ucap Yeni yang tersenyum lebar karena merasa bahagia bisa bertemu sang kekasih di malam hari karena jarang-jarang bisa melakukannya jika bekerja di rumah majikan.
Mungkin akan bertemu ketika pergi ke pasar saat belanja untuk kebutuhan keluarga bos karena dari dulu menyuruh para pelayan untuk berbelanja ada orang-orang yang berasal dari kalangan bawah.
Memang keluarga Priambodo termasuk salah satu konglomerat di kota, tapi lebih suka berbelanja bahan makanan di pasar tradisional dengan alasan berbagi dengan sesama karena kebanyakan yang berjualan adalah orang-orang yang lebih membutuhkan uang.
Daripada belanja di Mall yang tak lain merupakan gaya hidup konsumtif dan tentu saja harganya jauh lebih mahal.
Kini, anak laki-laki yang berada dalam gendongan tersebut seketika bergerak dan berteriak memanggil sang ibu yang dalam keadaan menutup mata.
"Mama!"
Wanita yang masih menggendong Xander berusaha untuk menenangkan agar tidak berisik dan mengganggu Putri karena berpikir jika saat ini dibawah pengaruh obat.
Namun, pergerakan dari Putri, membuatnya mengerti bahwa saat ini hanya tengah tertidur.
"Putri."
"Mama," seru sosok wanita yang saat ini langsung mengarahkan tangannya pada sang ibu, agar bisa turun di ranjang.
Sementara itu, Putri yang tadi bisa mendengar suara panggilan dari putra kesayangan, merasa sangat lega begitu melihat baik-baik saja.
Dari tadi, berbagai macam perasaan khawatir mengganggu saat memikirkan keadaan putranya dan sekarang sudah tidak lagi berpikiran buruk setelah melihat Xander.
"Putraku." Putri mengusap lembut punggung putranya dengan tangan yang tidak diinfus. "
Xander yang tidak mengerti kenapa sang ibu saat ini berada di tempat itu dengan banyak alat di tubuh, tapi seperti secara naluri bisa memahami bahwa wanita yang sangat disayangi sedang tidak baik-baik saja.
Hingga hanya duduk diam tanpa merengek seperti biasanya. Berpikir tidak boleh bermanja-manja saat melihat sang ibu hanya bisa berbaring di atas ranjang.
"Putri, bagaimana ini bisa terjadi? Apakah kamu kecelakaan setelah mengantarkan pesanan di perusahaan?" tanya wanita yang terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan bosnya.
"Aku belum sempat mengantarkan, tapi sudah ada mobil yang menghantam tubuhku dan aku berakhir di sini karena pertolongan dari pemilik perusahaan yang langsung membawaku ke rumah sakit." Putri saat ini tengah memikirkan keadaannya yang tidak memungkinkan.
Kemudian menatap ke arah Xander dan beralih pada pekerja tersebut. "Tolong cari orang untuk menjaga Xander selama aku dirawat di rumah sakit. Semoga aku cepat baikan dan keluar dari rumah sakit."
"Kau harus meneruskan pesanan dari para pelanggan karena aku tidak bisa mengurusnya."
"Jangan kecewakan para pelanggan yang telah mempercayai kita." Putri tidak tahu kapan bisa pulih dan pulang dari rumah sakit, tapi berharap secepatnya.
Sementara itu, sosok wanita yang saat ini merasa seperti mendapat pesan terakhir dari Putri, tidak ingin memenuhi pikiran dengan berpikir jika bosnya tersebut akan meninggal.
Dengan langsung mengangguk perlahan, kini mengeluarkan suara, "Serahkan semuanya padaku."
"Kamu fokus saja pada kesembuhanmu, agar bisa segera kembali ke rumah." Mengusap lengan Putri untuk memberikan semangat.
Putri kini mengangguk perlahan dan menatap ke arah Xander. "Anak kecil tidak boleh dibawa ke rumah sakit, apalagi jika sampai menginap karena rentan tertular virus penyakit. Jadi, aku ingin putraku tetap di rumah sampai aku kembali ke rumah."
"Baiklah, kamu tenang saja. Aku dan yang lain sangat menyayangi Xander dan akan menjaganya. Kamu harus cepat sembuh, Putri." Kami semua menunggumu pulang."
Tentu saja Putri merasa sangat terharu dengan perkataan dari wanita yang selama ini sudah menjadi teman setia setahun belakangan.
Meskipun tidak berhubungan lagi dengan saudara karena merasa malu dan tidak pantas saat menganggap diri sendiri menjijikkan, tetapi hari ini sangat terhibur mendapatkan perhatian dan diharapkan segera pulang.
'Semoga aku selalu dikelilingi oleh orang-orang baik seperti ini, agar hidup damai tanpa masalah seperti dulu,' gumam Putri yang saat ini tersenyum simpul.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
lanjut
2023-03-24
0