Begitu Bambang Priambodo mengetahui bahwa Putri sudah menyetujui untuk menikah dengan putranya, langsung pulang ke rumah.
Kini, ia telah tiba di istana megah keluarga dan langsung mencari keberadaan satu-satunya putra laki-laki yang harusnya menjadi kebanggaan, tapi yang terjadi tidak demikian karena hanya bisa mempermalukan.
Begitu masuk ke dalam ruang pribadi putranya, Bambang melihat tengah tertidur di atas ranjang king size. Begitu melihat jika selama ini putranya selalu tidur saat siang hari dan tidak pernah bisa diharapkan untuk menjadi pemimpin perusahaan.
Kini, Bambang langsung mengarahkan pukulan pada lengan kekar putranya.
"Aldiano, bangun!"
Suara bariton yang cukup keras, berhasil membangunkan sosok pria yang kini perlahan menggeliat dan membuka mata. Aldiano yang masih sangat mengantuk, merasa kesal karena sang ayah tiba-tiba membangunkan.
"Papa? Apa yang Papa lakukan? Kenapa tiba-tiba membangunkanku?" Aldiano menatap ke arah jam di dinding untuk memastikan sekarang sudah pukul berapa.
Begitu melihat bahwa sekarang masih siang dan merasa aneh ketika sang ayah sudah pulang dari kantor karena tak biasa melakukan seperti itu.
Apalagi mengetahui bahwa pria paruh baya tersebut selalu pergi pagi dan pulang malam. Hingga jarang bertemu meskipun satu rumah.
Sementara itu, Bambang Priambodo yang merasa sangat kecewa, seketika langsung mengungkapkan apa yang diinginkan agar putranya segera menyetujui.
"Papa akan mengurus pernikahanmu."
"Setelah kejadian satu minggu yang lalu dan kamu hampir saja ketahuan oleh awak media, Papa tidak ingin mengambil resiko lagi untuk mengorbankan nasib para staf perusahaan yang mencari nafkah dengan menggantungkan hidup pada Martapura Corporation."
"Jika sampai kegilaanmu tersebar di media, dampak terburuk adalah perusahaan bangkrut karena harga saham langsung turun dan juga investor akan menarik modal."
"Bahkan para pemilik saham juga melakukan hal sama. Jadi, sebelum itu terjadi, Papa harus mengambil keputusan dan itulah hal terbaik yang harus dilakukan."
Sementara itu, Aldiano yang selama ini merasa yakin jika sang ayah bisa membereskan semua masalah tanpa terkecuali seperti biasanya, tidak pernah menyangka jika ternyata yang terjadi adalah menyuruh untuk menikahi lawan jenis yang bahkan membuatnya merasa sangat jijik.
"Apa Papa gila menyuruhku menikah dengan seorang wanita?" teriak Aldiano yang saat ini dengan wajah memerah mengungkapkan kemurkaan pada keputusan tiba-tiba dari sang ayah.
"Kau yang gila karena selama ini berhubungan dengan sesama jenis. Apa kau sama sekali tidak takut dilaknat oleh Tuhan? Orang-orang sepertimu ini yang menyebabkan kiamat segera tiba," sarkas Bambang Priambodo yang saat ini sudah tidak kuasa untuk menahan amarah ketika selalu mendapatkan jawaban konyol dari putranya tersebut.
"Kau bahkan ada di dunia ini karena lahir dari rahim seorang wanita, bukan seorang pria yang bahkan tidak diciptakan untuk memiliki seorang anak. Sadarlah dan segera kembali ke jalan yang benar sebelum Tuhan memberikan sebuah hukuman untukmu."
Aldiano yang saat ini memijat pelipis karena efek mabuk dan harus terbangun sebelum puas tertidur, semakin bertambah pusing begitu mendapatkan perintah tiba-tiba dari sang ayah serta ceramah panjang lebar.
Kemudian kini menatap ke arah sosok pria paruh baya di hadapan ketika mengungkit mengenai masalah sang ibu yang sudah lama meninggal.
"Aku memang lahir dari rahim mama dan tidak pernah memungkiri hal itu, tapi perasaanku tidak pernah salah ketika memilih pasangan."
"Aku bahkan tidak perduli apapun karena yang terpenting adalah merasa nyaman. Seharusnya sebagai seorang ayah yang menyayangi, harus memberikan kebahagiaan pada putranya."
"Bukan malah membuat putranya hidup menderita karena dipaksa menikah dengan wanita yang bahkan tidak dicintai."
Merasa jika semua yang dikatakan oleh putranya sangat konyol, saat ini Bambang seperti berbicara dengan orang gila dan tidak akan pernah menemukan jalan keluar.
"Kau bisa mengatakan apapun padaku, tapi Papa tidak akan pernah mengurungkan niat untuk segera menikahkanmu dengan wanita pilihan Papa. Kau harus mematuhi perintah jika tidak ingin berakhir menjadi gelandangan dan dicoret dari kartu keluarga!"
"Besok, aku akan menikah setelah hari ini semua diurus." Kemudian Bambang terlalu pergi meninggalkan putranya tanpa menoleh ke belakang dan bahkan sudah membanting pintu karena benar-benar sangat marah pada jawaban putranya tersebut.
Saat berjalan menuju ke ruang kerja, tak lupa beberapa kali mengumpat dan memenuhi kesunyian tersebut dengan berbagai macam kalimat kasar.
"Dasar putra sangat bodoh dan tidak tahu diri! Justru karena aku memikirkan kebahagiaanmu, sehingga melakukan hal ini demi kebaikanmu. Kamu tidak akan merasa malu dengan hujatan banyak orang, serta nasib semua staf perusahaan akan bisa diselamatkan."
"Aku benar-benar berutang budi pada Putri yang mau membantu untuk menyelesaikan masalah besar ini, sekaligus merasa kasihan karena harus melibatkan wanita itu dalam masalah pelik keluargaku.
Bambang Priambodo saat ini masih berdiri sambil mengamati ruang kerja yang selama ini merupakan saksi bisu dari perjuangannya untuk mencapai kesuksesan yang penuh dengan liku-liku.
Tanpa membuang waktu, langsung menghubungi seseorang untuk mengurus pernikahan yang akan dilangsungkan besok.
Meskipun hanya sebuah pernikahan sederhana yang akan dilangsungkan di rumah keluarga besar Priambodo, dianggap sudah cukup untuk menutup awak media.
Apalagi kabar berita bahwa putranya gay seperti sudah tidak bisa disembunyikan lagi lebih lama. Jadi, berpikir bahwa harus segera menyelesaikan masalah tersebut agar tidak semakin merebak kemana-mana.
Kemudian, Bambang mengirimkan pesan pada Putri mengenai pernikahan yang akan dilakukan besok dan akan mengirimkan make up artis serta menjemput dari tempat tinggal karena pernikahan akan dilangsungkan di rumah keluarga Priambodo.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments