Bertahan Walau Terluka

Bertahan Walau Terluka

Bab 1 - Menjual Mobil

Pagi yang cerah di sebuah rumah mewah, satu buah keluarga sedang menikmati sarapan bersama.

Rutinitas setiap pagi yang dilakukan keluarga Ivan Dipa Ardjaya bersama istri dan kedua buah hatinya Dimas dan Tria.

"Kapan Papa mau berangkat ke Amerika?" tanya Dimas.

"Kemungkinan seminggu lagi,"

"Apa aku boleh ikut?" tanya Tria.

"Kamu masih kuliah Tria," ucap Mawar.

"Tapi, aku ingin ke sana, Ma."

"Lain kali saja," ujar Mawar.

"Memangnya Papa ada urusan apa selalu mondar-mandir ke sana?" tanya Dimas.

"Selain bisnis, Papa juga ingin menjenguk teman yang kebetulan lagi berobat di sana," jawab Ivan.

"Oh," ucap kedua anaknya.

"Dimas, apa kamu sudah memiliki kekasih?" tanya Ivan.

"Belum, Pa."

"Tak ada wanita yang mau mendekatinya, Pa." Celetuk Tria.

"Kenapa begitu?" Ivan penasaran.

"Aku belum bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan wanita, Pa." Jelas Dimas.

"Oh, begitu." Ivan pun paham.

"Kenapa Papa bertanya itu kepada Dimas?" tanya Mawar.

"Papa sebenarnya ingin menjodohkan Dimas dengan putri dari teman Papa," jawab Ivan.

Tria tertawa mendengarnya.

"Teman Papa yang mana?" tanya Mawar.

"Teman Papa yang lagi berobat di Amerika," jawab Ivan.

"Pak Joshi?" tanya Mawar.

Ivan mengiyakan.

"Mama tahu putrinya," ucap Mawar semangat. "Mama setuju jika Dimas menikah dengannya," lanjutnya berucap.

"Dimas tak mau dijodohkan!" tolaknya.

"Dimas, gadis itu sangat baik dan cantik. Mama pernah bertemu dengannya. Mama yakin kamu pasti suka," Mawar berkata penuh yakin.

"Mau secantik apapun dia, aku tak suka dijodohkan. Aku ini laki-laki, berhak menentukan calon istri. Bukan Mama atau Papa," ucap Dimas tegas.

"Dimas..." Mawar ingin bicara tapi suaminya menyentuh tangannya memberikan isyarat cukup.

Dimas mengakhiri sarapannya, meraih tas kerja dan kunci mobilnya kemudian berlalu.

"Ma, Pa, Kak Dimas itu tampan dan mapan. Aku rasa jika dia ingin mencari wanita yang cantik dan pintar serta kaya raya pasti bisa. Untuk apa lagi dijodoh-jodohkan?" tanya Tria.

"Tria, gadis ini sangat baik. Mama yakin dan percaya jika dia sangat tulus," ucap Mawar.

"Aku jadi penasaran seperti apa rupa gadis yang akan dijodohkan dengan Kak Dimas," Tria tersenyum sinis.

"Kalau memang Dimas tidak mau, Papa juga tak memaksa. Mungkin dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari kakak kamu," ucap Ivan.

-

Dimas tiba di kantornya, wajahnya tampak tak bersahabat. Bagaimana tidak, pagi-pagi kedua orang tuanya telah membahas perjodohan.

Pintu terbuka, seorang wanita berusia 25 tahun melemparkan senyuman kepada Dimas. "Secangkir kopi untukmu!"

"Terima kasih," ucapnya tanpa senyuman.

"Sepertinya ada masalah," tebak wanita bernama Lala.

"Tidak ada, kamu boleh keluar," ucap Dimas datar.

"Dimas, kita ini sudah berteman cukup lama. Cepat ceritakan apa yang sedang terjadi dengan kamu?"

"Aku tidak apa-apa," jawabnya tanpa menatap.

"Pasti kamu lagi ada masalah dengan keluargamu, ya."

Dimas menghela nafas lalu menatap wanita yang ada dihadapannya. "Bisa tidak kalau kamu tak perlu ikut campur urusanku?"

"Ups, maaf jika aku terlalu ikut campur," jawab Lala.

"Aku sedang tidak ingin diganggu," ucap Dimas.

"Baiklah, tenangkan dirimu sekarang. Jika butuh teman ngobrol, aku siap membantumu," Lala beranjak berdiri lalu melangkah keluar ruangan.

Dimas menyeruput kopi lalu memulai pekerjaannya.

Baru beberapa menit bekerja, pintunya kembali diketuk.

"Masuklah!"

Pintu pun terbuka seorang pria menyembulkan kepalanya lalu berkata, "Pak Dimas, kami butuh bantuan anda!"

Dimas mengarahkan pandangannya ke arah karyawannya, "Memang ada apa?"

"Ada seorang wanita dia maksa menjual mobilnya dengan harga mahal," jawabnya.

"Jika mobilnya masih bagus dan terawat berikan sesuai dengan harga pasaran," ucap Dimas.

"Tapi, dia mau seharga mobil baru," ujarnya.

Dimas menghela nafas lalu berkata, "Baiklah, aku akan menemuinya." Memundurkan kursinya lalu berdiri.

Karyawan pria membuka pintu lebar-lebar dan Dimas keluar dari ruangannya.

Melangkah lebih dahulu menghampiri pelanggan yang menurut karyawannya aneh.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya Dimas.

Wanita yang sedang berdebat dengan karyawan pria lainnya menoleh ke belakang, sejenak terpaku melihat ketampanan pemilik showroom mobil mewah tersebut.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Dimas sekali lagi.

"A...ada.." jawabnya terbata.

"Saya dengar dari karyawan jika anda ingin menjual mobil namun meminta harga tinggi," ucap Dimas.

"I..iya.. karena mobil saya mahal," jelasnya tampak gugup.

"Bisa saya lihat mobilnya?"

"Bisa, mobilnya ada di luar," jawabnya.

Dimas berjalan bersama wanita ke arah parkiran melihat mobil mewah keluaran beberapa tahun lalu.

"Berapa anda ingin menjual mobil ini?"

"Satu setengah milyar."

Dimas tertawa kecil.

Wanita itu menarik sudut bibirnya melihat senyuman pria yang ada dihadapannya.

"Anda jangan bercanda, mobil ini yang baru saja harganya satu setengah, tidak mungkin saya harus membelinya dengan harga yang sama."

"Kata Om Ivan, saya boleh menjual harga mobil sesuai yang saya mau."

"Om Ivan siapa?"

"Katanya dia pemilik showroom mobil ini, Om Ivan bilang jika nanti saya akan bertemu dengan anaknya," tuturnya.

"Sebentar saya akan telepon Pak Ivan," ucap Dimas.

Melangkah tak jauh dari sana itu Dimas lantas menelepon papanya, "Halo!"

"Halo, Dimas. Apa Alya sudah berada di sana?"

"Oh, jadi wanita itu namanya Alya."

"Iya, Dimas. Dia ingin menjual mobilnya, kamu berikan saja yang dimintanya."

"Aku tidak akan mau memberinya, Pa."

"Dimas berikan saja, tolong bantu dia!"

"Aku tetap tidak mau, Pa. Kita akan merugi jika harus membeli mobil bekas tapi dengan harga yang baru!"

"Tidak apa, Nak."

"Aku tetap tidak akan membeli mobil itu dengan harga segitu!" Dimas menutup teleponnya.

Dimas lalu kembali mendekati Alya.

"Bagaimana?" Dengan wajah semangat Alya begitu tak sabar menunggu jawaban dari Dimas.

"Saya tidak bisa membeli mobil ini dengan harga segitu."

"Kenapa?"

"Showroom kami harus menjual berapa lagi, jika harga yang ada minta terlalu tinggi."

"Mas, tolong saya. Beli mobil ini dengan harga segitu, saya lagi butuh uang banyak buat perobatan papa," ucapnya dengan wajah sendu.

"Saya tetap tidak bisa, jika kamu mau saya berani membayarnya dengan harga tujuh ratus juta."

"Itu terlalu murah sekali, apa tidak bisa ditambahkan?"

"Tidak bisa, jika mau saya akan membelinya."

Alya masih berpikir dan berdiri.

"Bagaimana?"

"Boleh ditambah dikit?"

"Tidak, saya hanya sanggup membelinya dengan harga segitu."

Alya mengatupkan kedua tangannya, "Tolong saya, Mas. Beli mobil ini dengan harga tinggi."

Dimas menatap arlojinya, "Saya tidak memiliki banyak waktu, jika mau saya akan membelinya. Atau anda bisa menawarkannya kepada orang lain."

Alya masih diam dan berpikir, ia memperhatikan mobil miliknya secara keseluruhan. Ada rasa sedih jika harus menjualnya, tapi dirinya tak punya pilihan lagi. Kesehatan sang papa lebih utama apalagi harta satu-satunya adalah pria paruh baya itu.

Dimas yang sudah jenuh akhirnya memilih pergi meninggalkan wanita itu.

...----------------...

Hai semua ini karyaku ke-16, cerita ini saling berkaitan dengan kisah cintanya Azzam dan Annisa.

Kalian sudah tahu 'kan, siapa Alya dan Dimas?

Jika tahu jangan lupa tinggalkan jejak kalian....

Selamat Membaca 🌹

Bahagia Selalu 😊

Terpopuler

Comments

Kinay naluw

Kinay naluw

absen ya thor sepertinya seru semangat berkarya.

2023-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Menjual Mobil
2 Bab 2 - Kepergian Sang Papa
3 Bab 3- Alya Tinggal Bersama dengan Keluarga Dimas
4 Bab 4 - Menikah Siri
5 Bab 5 - Istbat Pernikahan
6 Bab 6 - Resepsi Pernikahan
7 Bab 7 - Tak Mendapatkan Oleh-oleh
8 Bab 8 - Dilarikan Ke Rumah Sakit
9 Bab 9 - Alya Cemburu
10 Bab 10 - Kado Buat Dimas
11 Bab 11 - Dimas Bertemu Clara
12 Bab 12 - Bertemu Azzam
13 Bab 13 - Alya Bertemu Clara
14 Bab 14 - Melahirkan
15 Bab 15 - Oleh-oleh
16 Bab 16 - Menghadiri Pernikahan Tria dan Azzam
17 Bab 17 - Makan Malam Berdua
18 Bab 18 - Dimas Mulai Perhatian
19 Bab 19 - Izin Bekerja
20 Bab 20 - Mendapat Pelukan
21 Bab 21 - Dibandingkan Dengan Tria
22 Bab 22 - Zania Sakit
23 Bab 23 - Menasehati Tria
24 Bab 24 - Alya Melahirkan Anak Kedua
25 Bab 25 - Dimas Membantu Alya
26 Bab 26 - Tria Melahirkan Anak Ke-2
27 Bab 27 - Tak Peduli
28 Bab 28 - Rayn Dilarikan Ke Rumah Sakit
29 Bab 29 - Bertanya Pada Tria
30 Bab 30 - Tria Bercerai Dari Azzam
31 Bab 31 - Mendapatkan Getahnya
32 Bab 32 - Azzam Menghilang
33 Bab 33 - Mendatangi Rumah Azzam
34 Bab 34 - Mengejar Azzam
35 Bab 35 - Tria Akan Dijodohkan
36 Bab 36 - Hak
37 Bab 37 - Bertemu Calon Istrinya Azzam di Mall
38 Bab 38 - Mawar Menyesal
39 Bab 39 - Belum Mampu Sepenuhnya
40 Bab 40 - Menghibur Tria
41 Bab 41 - Alya Cemburu
42 Bab 42 - Menghadiri Pernikahan Azzam
43 Bab 43 - Memberikan Ucapan Selamat Kepada Azzam
44 Bab 44 - Tak Setuju
45 Bab 45 - Arsen Khawatir
46 Bab 46 - Menolak Arsen
47 Bab 47 - Bertemu Zania dan Zadya
48 Bab 48 - Tria Dilarikan Ke Rumah Sakit
49 Bab 49 - Melamar Tria
50 Bab 50 - Memberitahu Maya Sebenarnya (End)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 - Menjual Mobil
2
Bab 2 - Kepergian Sang Papa
3
Bab 3- Alya Tinggal Bersama dengan Keluarga Dimas
4
Bab 4 - Menikah Siri
5
Bab 5 - Istbat Pernikahan
6
Bab 6 - Resepsi Pernikahan
7
Bab 7 - Tak Mendapatkan Oleh-oleh
8
Bab 8 - Dilarikan Ke Rumah Sakit
9
Bab 9 - Alya Cemburu
10
Bab 10 - Kado Buat Dimas
11
Bab 11 - Dimas Bertemu Clara
12
Bab 12 - Bertemu Azzam
13
Bab 13 - Alya Bertemu Clara
14
Bab 14 - Melahirkan
15
Bab 15 - Oleh-oleh
16
Bab 16 - Menghadiri Pernikahan Tria dan Azzam
17
Bab 17 - Makan Malam Berdua
18
Bab 18 - Dimas Mulai Perhatian
19
Bab 19 - Izin Bekerja
20
Bab 20 - Mendapat Pelukan
21
Bab 21 - Dibandingkan Dengan Tria
22
Bab 22 - Zania Sakit
23
Bab 23 - Menasehati Tria
24
Bab 24 - Alya Melahirkan Anak Kedua
25
Bab 25 - Dimas Membantu Alya
26
Bab 26 - Tria Melahirkan Anak Ke-2
27
Bab 27 - Tak Peduli
28
Bab 28 - Rayn Dilarikan Ke Rumah Sakit
29
Bab 29 - Bertanya Pada Tria
30
Bab 30 - Tria Bercerai Dari Azzam
31
Bab 31 - Mendapatkan Getahnya
32
Bab 32 - Azzam Menghilang
33
Bab 33 - Mendatangi Rumah Azzam
34
Bab 34 - Mengejar Azzam
35
Bab 35 - Tria Akan Dijodohkan
36
Bab 36 - Hak
37
Bab 37 - Bertemu Calon Istrinya Azzam di Mall
38
Bab 38 - Mawar Menyesal
39
Bab 39 - Belum Mampu Sepenuhnya
40
Bab 40 - Menghibur Tria
41
Bab 41 - Alya Cemburu
42
Bab 42 - Menghadiri Pernikahan Azzam
43
Bab 43 - Memberikan Ucapan Selamat Kepada Azzam
44
Bab 44 - Tak Setuju
45
Bab 45 - Arsen Khawatir
46
Bab 46 - Menolak Arsen
47
Bab 47 - Bertemu Zania dan Zadya
48
Bab 48 - Tria Dilarikan Ke Rumah Sakit
49
Bab 49 - Melamar Tria
50
Bab 50 - Memberitahu Maya Sebenarnya (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!