Sore hari Rena pulang kerja, masuk ke dalam kamar, yang tadi kamar itu sudah rapi dan tidak ada sedikit pun kotor dan kamar itu pun belum kosong, Edo suaminya itu juga belum pulang, tapi kenapa kamarnya bisa seperti bekas orang tidur di sini.
"Mah... Bang Edo sudah pulang ya mah?" tanya Rena kepada Mama mertua.
"Belum, kenapa emang?"
"Ohh... ngak, cuma itu tadi pagi kamar sudah aku rapiin kenapa berantakan ya?" bingung Rena.
"Oohhh.. tadi Heru tidur di sana" cuek Mama mertua.
Renata menggerinyitkan jidatnya, apa maksudnya tadi pagi mertuanya itu memberi kunci kepada Renata, klau memang kamar itu masih bisa di buka, nyatanya masih bisa orang masuk, apa mungkin kuncinya sudah di duplikat, Rena ngak ngerti dengan semua itu.
Beruntungnya dia tidak menyimpan barang barang berharganya di rumah itu, dan beruntungnya bibinya sudah mewanti wanti jangan dulu membawa apa apa ke rumah ini, dan beruntung dia menurut, klau tidak Rena tidak tau apa yang akan terjadi.
Rena hanya bisa mendesah kesal dan berlalu ke belakang, mencari jemuran yang tadi sebelum berangkat di cuci.
Ya Allah.... benar benar bikin emosi naik, namun apa lah daya, klau anak kecil mungkin sudah Rena amuk ini orang tua, Mama mertuanya.
"Tadi hujan, Mama ngak sempat masukin baju kamu, jadi ya basah deh tu baju, kamu bilas lagi aja" dengan entengnya Mama mertuanya itu ngomong tanpa dosa, padahal tidak dia angkat ke dalam juga bisa, tolong pinggirin aja juga bisa kok, ini sama sekali tidak di angkat, padahal tadi dia ngejemur juga ada baju Rani, Lila dan baju Mama mertuanya, yang lain sudah tidak ada, yang tersisa hanya pakaian dia dan Edo.
Ingin rasanya Renata menangis, dia capek pulang kerja namun masih mengulang pekerjaan yang seharusnya sudah rapi, ingin rasanya merebahkan badannya di kasur empuk itu, tapi apa lah daya, harus kembali membilas baju yang tadi pagi sudah ia cuci.
Edo pulang kerja mencari sang istri.
"Kok nyuci lagi dek?" tanya Edo.
"Membilas baju yang tadi pagi aku cuci, bajunya ngak ada yang masukin, ya kena hujan lagi" adu Renata.
"Ohh... ya sudah bilas lagi aja" cuek Edo tak berperasaan.
"Bukan masalah balasnya Bang, tapi ke pedulian orang di rumah ini ngak ada" kesal Renata.
"Emang kenapa?" tanya Edo bingung.
"Yang basah itu baju kita doang, padahal tadi ada cucian Mama, Rani dan Lila, cuma baju kita doang yang ngak di angkat" oceh Rena.
"Ya sudah lah dek, itu saja di permasalah kan, tinggal bilas lagi aja, paling Mama ngak sempat ngangkat jemuran kamu" oceh Edo dan meninggalkan Rena yang kesal di belakang sana.
"Astaqfirullah..." Rena hanya bisa mengucap dalam hati.
Begini amat menikah, klau tau menikah itu hanya mengandalkan diri sendiri mending Rena hidup sendiri aja tanpa ada suami, buat apa capek sendiri, bukan ini tujuan dia menikah.
Selesai mencuci Rena masuk kedalam rumah, ternyata ke keluarga itu lagi berkumpul bersama, dan makan martabak tampa ingat ada Rena di rumah itu, termasuk suaminya itu sedang makan dan main game, tampa mempedulikan Rena sedikit pun.
Sakit sungguh sakit hati Rena, benar benar tidak di hargai dan tidak di anggap, ok lah... klau sama mertua atau ipar, ini sama suami sendiri pun Rena tidak di anggap.
Dia masuk ke dalam kamar, dengan pakaian yang sudah berganti, dia ke luar dari rumah itu, dan pergi ke pinggir jalan dan membeli makanan buat dia sendiri tanpa memikirkan orang orang di rumah itu, menjaga kewarasan sendiri lebih baik, dari pada memikirkan orang yang tidak perduli sama kita.
Bersambung....
Haii... jangan lupa like komen dan vote.
"Terimakasih..."
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments