Sore harinya baru lah Renata selesai merapikan kamar yang tidak terlalu besar itu, bukan masalah ukuran kamarnya, tapi masalah kotor nya, yang luar biasa, dan Rena merapikan Edo yang berantakan, dan cucian baju entah dari sejak kapan tidak di cuci.
Harusnya orang baru nikah hanimun, ini mah kerja rodi, dan makan pun tidak di tawari nasib nasib.
Selah istirahat melepaskan lelahnya, malam hari sehabis magrib baru lah Renata ikut kumpul dan makan malam.
"Ngapain aja dari tadi Na, kok baru keluar?" tanya sang ibu mertua bernama Marni itu.
Renata cengok mendengar pertanyaan tak berbobot dari mertuanya itu, apa matanya buta, padahal kamar Renang dan Edo tidak lah jauh dari tempat mereka duduk tadi.
Pasti lah tau Renata kerja apa aja di dalam sana.
"Ngak ada Mah, cuma beres beres kamar bang Edo aja" jawab Renata.
"Ooh.. bagus lah, emang harusnya begitu, kirain kamu tadi tiduran aja, soalnya tadi Edo yang bawa pelan sama sapu" ucap Mama mertua Rena itu.
Renata hanya tersenyum kecut mendengar celotehan mertuanya itu.
Baru membawa pelan sama sapu aja dia sudah mendengar perkataan mertua laki lakinya itu, harga diri jatuh apa lagi anaknya yang menyapu dan mengepel, bisa jadi terkubur itu harga diri.
"Ngak Mah, abang cuma ngambilin aja, Rena yang ngerjain, soalnya kan tugas istri buat bersih bersih" ucap Rena.
"Bagus itu, kamu ngerti tentang tugas istri, emang seperti itu, ngak taunya tidur tidur doang" celetuk mertua Rena itu.
"Iya mah, tugas suami buat cari nafkah, dan mulai besok uang dapur urusan Renata kan rena istri bang Edo" skakmat.
Ucapan terakhir Rena lansung membungkam ucapan mertua.
"Sialan nih.. anak, gue ngak mau uang Edo di pegang dia, gimana ini."
Lama berfikir Mama marni lansung tersenyum cerah.
"Ngak usah lah kamu yang pegang uang dapur, biar mama aja yang pegang selama kamu di sini" elak ibu mertua.
"Oohhh... ngak apa apa mah, jadi selama mama yang pegang uang dapur, bearti Rena ngak usah ikut ke dapur masak ya mah... soalnya kan sudah tugas mama, mama yang pegang uang dapur, jadi tugas mama juga sekalian masak" jawab Rena.
"Ya ngak bisa gitu, mama yang beliin belanjaan kamu yang masak" Mama Marni.
"Ngak bisa Mah, soalnya apa yang mama beli belum tentu aku masak itu, jadi silahkan mama masak, aku tinggal ikut makan" santai Rena, dia tidak akan menurut sama sekali, enak saja mau di perbudak oh...no... bukan Rena you now...
"Kamu ini gimana sih, kan kamu ini menantu di sini, ya harus masak dong, masa mertua yang masak, kurang ajar sekali kamu ini" marah Mama.
"Akukan sudah bilang, klau aku yang masak uangnya kasih ke aku, aku belanja apa yang mau aku masak, tapi kalau mama yang belanja aku yang masak, aku ngak mau, sudah jelaskan" jawab Rena berlalu dari sana dengan santai, masa bodo mah sama dia, di usir ya ngak pa apa nyari kontrakan lah.
"Dasar mantu sialan, pembankang banget sih.." kesal Mama marni.
"Kenapa sih.. mah, marah marah aja?" tanya Lila dan Rani.
"Itu mantu kurang ajar, ngak mau ikutan masak, klau bukan dia yang megang uang dapur" kesal Mama.
"Dih... kok gitu sih... ngeselin banget deh, baru juga sehati jadi mantu. sudah ngajak ribut" kesal Rani.
"Lagian Mama juga sih, ngapain uang bang Edo mama tahan, itu kan emang jatah istri nya, mama aja yang serakah, jadi jangan salahin orang" omel Lila.
"Kamu ini kenapa sih.. bela dia terus bukan mama" kesal Mama Marni.
"Coba Mama bayangin klau aku atau kak Rani nikah, trus di gituin orang mama mau?" tanya Rani.
"Ya ngak lah, enak saja , kalian kan anak anak mamah, klau ketahuan kamu di gituin sama mertuar kamu, mama labrak lansung, enak saja semena mena sam anak mama" sungut Mama Mirna.
"Nah, gitu juga sama mama kak Rena, klau ketahuan anaknya itu di kasarin sama mama, habis mama kenalabrak" oceh Lila.
Lila juga ikut berlalu lalu dari sana.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments