Cinta kedua untuk Ardian.
Nalda terlihat ragu saat ia ingin mengatakannya, tapi ia harus bisa jika ia ingin lepas dari sepeda yang sekarang menindih kakinya.
"Hmmm.... Ardian, tolong bantu aku..." Lirih Nalda dengan suara yang kecil dan juga sangat lembut.
Ya, pria itu adalah Ardian. Pria yang selama sebulan ini selalu mengganggu hari-harinya, yang tadi tenang seakan terusik karena ulah pria itu. Tidak ada seharipun pria itu tidak menggangu nya, karena Ardian akan selalu datang saat Nalda sedang tenang ataupun tidak. Pria itu seperti mata-mata yang selalu berada dimana-mana.
Sangking seringnya bertemu, kini Nalda tidak memanggil Ardian dengan panggilan formal lagi. Karena keduanya memanggil dengan panggilan aku, kamu atau nama saja.
Sebenarnya Nalda ingin menghindari pria itu setelah kejadian dimana Nalda memergoki Ardian sedang bercumbu dengan seorang wanita, di rumah sakit waktu itu. Tapi itu tidak akan mungkin selama Ardian selalu menghampiri nya dan mengusiknya terus.
"Katakan lagi, aku tidak mendengar nya." Jawab Ardian sambil tersenyum penuh kemenangan, karena berhasil mengerjai wanita itu. Sebenarnya Ardian mendengar dengan jelas apa yang wanita itu ucapakan, hanya saja Ardian ingin mengerjai nya, makanya Ardian pura-pura tidak mendengarnya.
Sedangkan Nalda hanya mendengus kesal mendengar ucapan Ardian, yang tidak mendengar ucapannya, padahal tadi ia mengatakannya dengan jelas walaupun dengan suara yang sedikit lirih."Ardian.... Tolong bantu aku.... Ini sangat sakit..." Lirih Nalda benar-benar merasakan sakit pada kakinya. Ia tidak bohong mengatakannya, karena semakin lama kakinya terasa sakit."Jika kamu tidak ingin menolongku, sebaiknya kamu mencari orang yang mau menolong ku Ardian!"
Mendengar dan juga melihat wajah Nalda yang terlihat menahan kesakitan, membuat Ardian merasa bersalah, karena ingin mengerjai wanita itu. Ia sampai lupa untuk membantunya.
"Iya, aku akan membantumu..." Jawab Ardian dengan gerakan cepat mendekati Nalda dan juga mengangkat sepeda itu lalu menaruhnya disamping."Berdirilah! Aku sudah menjauhkan sepedanya dari kakimu." Ucap Ardian tapi wanita itu tidak merespon, karena Nalda bukannya berdiri tapi wanita itu masih tetap berada pada posisinya."Kenapa kamu tidak berdiri?"
"Kakiku keseleo Ardian, sehingga aku tidak bisa berdiri. Karena setiap aku mencoba untuk berdiri kakiku terasa sangat sakit." Jelas Nalda menatap wajah Ardian yang kini sedang menatapnya."Apakah kamu boleh membantuku untuk berdiri?"
Mendengar pertanyaan wanita itu dengan wajah kasihan nya, membuat Ardian mengulum senyumnya. Karena hal ini yang dia inginkan, melihat wanita itu meminta tolong padanya dengan wajah pasrah.
"Kau selalu menyusahkan saja!" Ketus Ardian, tapi dalam hatinya ia tiba-tiba saja merasakan kesenangan tersendiri.
"Ardian!!" Pekik Nalda terkejut saat Ardian menggendongnya ala bridal style, karena terkejut Nalda sampai melingkarkan tangannya di leher Ardian."Kenapa kamu menggendongku?! Seharusnya itu kamu memapaku bukan mengendong ku seperti ini!" Omel Nalda yang berada di dalam gendongan Ardian."Cepat turunkan aku!!" Teriak Nalda kesal, mencoba untuk turun.
"Bisa diam tidak!" Nalda langsung berhenti bergerak saat mendengar bentakan Ardian."Syukur-syukur aku sudah mau membantu mu, jika tidak mungkin kamu masih berada di bawah karena tidak ada yang menolong mu!" Ucap Ardian dengan tegas dan tatapan tajam yang kini menatap Nalda, karena ia merasa kesal dengan wanita cerewet dalam gendongannya itu yang berteriak-teriak, seperti ia sedang memperkosanya saja.
Sedangkan Nalda, langsung dibuat diam oleh bentakan pria itu. Nalda merasa terkejut karena melihat pria yang selama beberapa hari ini bertingkah lucu, tiba-tiba saja marah.
.
.
"Ternyata tubuh kecil mu itu sangat berat, ya." Ucap Ardian yang kini sudah berada didalam mobil.
"Apa! Kamu mengatakan aku berat!" Gerutu Nalda kesal, menatap pria itu dengan tatapan tajam.
"Emang iya, badan aja kecil, Tapi beratnya kayak gajah." Jawab Ardian dengan santai yang semakin membuat wajah Nalda memerah karena menahan kekesalannya.
"Daripada kamu. Pria brengsek yang nggak tau malu." Jawab Nalda dengan ketus menatap kearah luar jendela.
Ardian yang mendengar ucapan Nalda hanya terkekeh."Jika aku sehbrengsek itu, mungkin dari kemarin sudah aku buntingin kamu." Gumam Ardian hampir tidak terdengar sama sekali, karena pria itu bergumam sangat kecil mungkin nyamuk pun tidak akan bisa mendengarnya.
Tidak berselang lama mobil Ardian telah sampai didepan pagar rumah sakit.
"Kenapa kamu mengantarkanku ke rumah sakit? Seharusnya kamu mengantarkanku pulang ke rumah?" Tanya Nalda bingung karena mereka berada di rumah sakit, padahal tadi Nalda meminta Ardian untuk pulang ke rumahnya bukan ke rumah sakit.
"Kamu dokter tapi bodoh juga ya!" Ucap Ardian menoleh kearah Nalda yang sekarang menatapnya dengan tatapan horor."Aku mengantarkan mu kesini agar kamu segera di periksa, bukannya kakimu keseleo."
"Tapi aku bisa mengobati nya di rumah Ardian! Kamu lupa aku seorang dokter."
"Aku tidak lupa kalau kamu itu seorang dokter. Tapi yang perlu kamu tau, kalau dokter juga perlu diperiksa oleh dokter lain!"
"Tapi aku bisa melakukannya sendiri." Ucap Nalda yang terdengar seperti rengekan di kuping Ardian."Sekarang antarkan aku pulang!" Suruh Nalda.
"Tidak akan, sampai kamu di periksa!" Jawab Ardian tidak mau di bantah.
"Tapi Ardian...."
"Diamlah Nalda! Kalau tidak aku akan memperkosa mu didalam mobil ini karena suara rengekan mu itu! Kamu tau kalau aku adalah Casanova!" Potong Ardian tegas karena merasakan sesuatu dalam tubuhnya saat mendengar rengekan Nalda. Padahal Nalda mengucapkan nya biasa-biasa saja. Tapi entah kenapa di kuping Ardian terdengar seperti rayuan.
"Jangan macam-macam, atau aku teriak!" Ucap Nalda yang kini menatap Ardian dengan tatapan waspada.
"Hahaha. Nalda, Nalda! Kamu seorang psikolog tapi ternyata kamu penakut juga saat berhadapan denganku." Ucap Ardian sambil terkekeh menatap wajah Nalda yang terlihat waspada kearahnya.
"Aku tidak takut, hanya waspada saja!"
"Benarkah!" Karena gemas Ardian berniat ingin mengerjai wanita didepannya dengan cara mendekati tubuhnya."Aku tau, kalau kamu pasti akan takut, Nalda." Batin Ardian sambil tersenyum jahil dari bibirnya.
"Menjauh Ardian!!" Pekik Nalda ketakutan, bahkan tangannya sampai mendorong tubuh pria itu. Sedangkan Ardian langsung tertawa.
"Hahahaha, kamu sangat lucu Nalda saat tertawa seperti ini." Ucap Ardian sambil tertawa lebar karena merasa lucu dengan tingkah Nalda. Ia yang jarang tersenyum atau tertawa kini selalu tertawa jika ia berhasil mengerjai wanita itu, karena tingkahnya yang lucu.
Nalda yang melihat tawa pria itu dibuat terpaku, karena pria itu akan semakin terlihat tampan saat tertawa seperti ini. Bahkan Nalda bisa merasakan dibalik tawa nya tidak ada luka sama sekali melainkan kebahagiaan.
"Kamu sungguh menyebalkan!"
🌾🌾🌾🌾🌾
"Ini hanya keseleo ringan nyonya, anda tidak perlu khawatir karena beberapa hari lagi akan sembuh." Ucap dokter perempuan yang sudah selesai mengobati luka Nalda dan juga memeriksa kaki Nalda yang keseleo."Saya akan meresepkan anda obat agar tidak terlalu nyeri." Jelas dokter perempuan itu kembali sambil tersenyum.
"Terimakasih dokter." Ucap Nalda membalas senyuman dokter itu. Nalda sudah menduganya tadi kalau keseleo pada kaki nya hanya keseleo ringan makanya ia meminta Ardian untuk pulang, hanya saja pria itu tetap memaksa nya untuk pergi ke dokter. Sungguh Ardian membuat ia kesal saja.
Kini dokter perempuan itu beralih menatap kearah Ardian yang memang berada di ruangan itu dan dari tadi mendengarkan ucapan dokter.
"Tuan. Ini obat untuk istri anda dan anda bisa menembusnya di apotik." Ucap dokter wanita itu menatap Ardian.
Ardian dan Nalda langsung terkejut saat dokter itu mengira kalau mereka adalah suami istri.
"APA! Istri?!" Batin keduanya terkejut dan membantinkan hal yang sama-sama.
"Tapi dokter kami....." Belum selesai Nalda menjelaskan kalau mereka berdua bukanlah suami istri. Ardian langsung menggendongnya tanpa permisi.
"Baiklah dokter terimakasih." Setelah mengatakan langsung keluar.
"Ardian! Aku belum menjelaskan kalau kita bukan suami istri!" Gerutu Nalda didalam gendongan Ardian. Sedangkan Ardian hanya diam tidak menjawab."Ardian turunkan aku, aku bisa jalan sendiri!"
"Kamu terlalu cerewet Nalda, sampai-sampai kupingku rusak karena rengekan mu itu. Jika aku mendengar mu bersuara lagi, jangan salahkan aku meninggalkan mu di rumah sakit jiwa!" Ancam Ardian.
"Kamu kira aku gila!"
"Ya, kamu memang gila! Sangking gila nya, aku sampai pusing."
"Kalau aku gila, cepat turunkan aku!" Kesal Nalda."Cepat!" Lagi-lagi Nalda hanya mengerut kesal karena Ardian tidak menyahut sama sekali. Bahkan pria itu dengan santainya Ardian melangkah menyusuri lorong rumah sakit itu sambil menggendong Nalda, bahkan Ardian mengabaikan mata yang tertuju padanya.
"Kamu memang pria yang menyebalkan! Menjengkelkan!"
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Tidak terasa siang yang tadi menyebalkan untuk Nalda, kini telah berubah menjadi malam yang menenangkan untuk wanita itu. Hampir satu hari bersama dengan Ardian akhirnya ia terbebas juga dan sekarang Nalda sedang video call bersama dengan ketiga sahabatnya.
"Seharusnya tadi pagi aku mengantar mu pulang, Nal. Pasti kamu nggak keseleo seperti itu." Ucap Jerry diseberang sana.
"Nggak apa-apa, Jer, ini hanya keseleo ringan. Setelah beberapa hari akan sembuh." Jelas Nalda tersenyum menatap layar laptopnya yang kini menampakan kedua wajah sahabatnya.
"Tapi itu sakit, Nal. Pasti kamu kesulitan saat berjalan nanti." Sambung Annchi.
"Nggak juga sih Annc, soalnya tadi sudah di obati." Jawab Nalda tersenyum."Bagaimana dengan fashion show mu hari ini, apakah berjalan lancar?" Tanya Nalda mengalihkan pembicaraan mereka.
"Lumayanlah Nal, sangat melelahkan." Jawab Annchi memasang wajah lelahnya."Tapi aku senang, karena hampir semua disain bajuku di terima dengan senang hati. Bahkan tadi banyak model papan atas yang membelinya.... Mereka mengatakan kalau disain nya sangat bagus dan juga sangat elegan." Jelas Annchi dengan binar bahagia di wajahnya.
"Syukurlah, aku senang mendengarnya Annchi. Semoga urusan mu lancar terus Annchi."
"Aamiin, makasih Nal."
Sedangkan Jerry, yang berada di tengah-tengah obrolan kedua sahabatnya hanya menyimak, tapi ia ikut senang mendengarnya, apalagi karir mereka semakin naik.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
PaMud Mampir
2023-06-20
1