Cinta kedua untuk Ardian.
"Kenapa aku malah memikirkan pria itu." Batin Nalda merasa aneh, karena ia terus teringat pria yang tadi memeluknya. Apalagi ucapan pria itu membuat Nalda terus teringat sampai sekarang. Jika mengingat pria itu, Nalda merasa kasian, apalagi pria itu terlihat seperti tersiksa tadi."Apa yang kamu pikirkan Nalda, dia hanya pria asing yang tidak sengaja bertemu dengan mu. Jadi untuk apa kamu memikirkannya." Gumam Nalda kembali sambil terus menjalankan mobilnya, kearah kompleks perumahan rumahnya yang kini sudah sepih.
Walaupun Nalda terlihat tidak perduli, tapi dalam hati kecilnya, terdapat kepedulian yang besar. Apalagi Nalda pernah merasakan trauma lama, yaitu saat dia kehilangan sang adik berapa tahun yang lalu. Makanya Nalda akan merasa sedih, jika melihat orang-orang yang memiliki trauma berat. Karena dirinya pernah merasakan hal yang sama seperti mereka.
.
.
Jidan membaringkan tubuh tuannya di atas kasur, lalu Jidan membantu membuka sepatu serta jas yang Ardian pakai.
Ditatapnya pria, yang menurut orang-orang sangatlah kejam, apalagi kepada setiap kaum wanita. Tapi yang mereka tidak tau. Kalau Ardian sebenarnya sangatlah rapuh selama ini, dan dia tidak pernah memperlihatkan betapa rapuhnya dirinya. Karena Ardian akan menutupi rasa sedihnya dengan cara minum-minum seperti tadi. Bahkan Ardian akan melakukan zina, jika dia sedang stres berat.
Kalau di bilang sih, Ardian mulai kecanduan akan hal-hal itu, saat dia stres berat. Karena menurutnya, semua yang dia lakukan bisa mengatasi stres nya serta traumanya yang dia dapatkan. Karena menurut Ardian, dia bisa mendapatkan hiburan serta pelampiasan.
Tapi yang Ardian tidak tau, kalau dirinya sedang dipermainkan oleh hawa nafsunya sendiri, dan tanpa dirinya sadari. Kalau hal yang menyenangkan ini, akan membuat dirinya semakin tersakiti.
" Tuan, saya berdoa semoga anda bisa berubah seperti keinginan anda tuan. Walaupun anda tidak pernah bercerita ke saya, kalau anda ingin berubah. Tapi melihat anda menjauhi minuman keras, serta bermain dengan wanita malam. Membuat saya yakin, kalau anda benar-benar ingin berubah menjadi orang yang lebih baik lagi, dan terhindar dari hal-hal seperti itu." Batin Jidan menatap Ardian dengan iba. Walaupun Jidan tidak yakin dengan pemikirannya, tapi melihat tingkah tuanya selama dua bulan ini, membuat Jidan semakin yakin. Kalau tuannya itu ingin berubah.
.
.
Malam yang panjang, cepat sekali berlalu. Mengantikan matahari yang mulai terbit dan mulai memperlihatkan cahayanya yang silau. Burung-burung juga sudah berterbangan, melewati beberapa pohon yang basah karena embun. Kicauan burung begitu sangat merdu berhasil menyejukkan pendengaran di setiap paginya. Tapi suara itu akan semakin menghilang, saat orang-orang kembali beraktivitas, seperti pagi biasanya.
Jika hewan maupun orang-orang sudah kembali beraktivitas, bahkan mereka sudah sangat sibuk pagi ini. Tapi berbeda dengan pria yang masih setia dalam selimutnya, bahkan pria itu mengabaikan cahaya matahari yang mulai masuk dari celah-celah gorden kamarnya. Padahal sekarang hampir jam sembilan, tapi pria itu masih saja tidur.
Sampai, pria itu harus terusik oleh suara ponsel disampingnya. Yang dari tadi berdering.
"Ahhh, Siapa sih yang mengganggu pagiku yang indah ini?" Ucap Ardian perlahan-lahan membuka matanya, dan hal pertama yang dia lihat adalah kamar yang tidak asing untuknya, karena kamar itu adalah kamarnya menginap."Bukannya aku di bar semalam?" Batin Ardian, tapi kenapa aku bisa sampai disini." Gumam Ardian, sambil bangun dari tidurnya, lalu duduk untuk mengingat kejadian semalam setelah dia mabuk. Tapi apa yang dia ingat tidak ada sama sekali." Apa yang sebenarnya terjadi semalam?" Batin Ardian yang berusaha untuk mengingat kejadian semalam. Berusaha mengingat, apa saja yang dia lakukan. Tapi semakin ia paksa untuk mengingat kejadian semalam, Ardian semakin dibuat sakit kepala. Karena kejadian semalam tidak hadir sama sekali dalam ingatannya.
Saat Ardian sedang memikirkan tentang apa yang terjadi. Pintu kamarnya di buka, dan yang membukanya tidak lain adalah Jidan sekretarisnya.
"Maaf tuan, saya kira tadi anda belum bangun. Makanya saya masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu." Jelas Jidan, takut kalau sampai tuannya itu marah, karena dia masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Karena tadi Jidan berpikir kalau tuannya itu masih tidur.
"Tidak masalah." Jawab Ardian cuek."Lalu apa yang kamu lakukan disini?"
"Saya hanya ingin mengantarkan ini tuan." Jawab Jidan sambil menunjukkan satu gelas air jahe panas yang sengaja Jidan bawakan untuk tuannya.
"Apakah kamu membawakanku air jahe seperti biasanya?" Jidan hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan tuannya itu."Kamu selalu tau apa yang aku butuhkan Jidan. Padahal aku tidak terlalu membutuhkannya." Ucap Ardian."Tapi, karena kamu sudah membawakannya, maka terpaksa aku akan meminumnya." Ucap Ardian kembali, sambil meraih minuman yang Jidan bawah tadi.
Sedangkan Jidan hanya tersenyum kecil mendengar ucapan tuanya itu. Walaupun Ardian mengatakan kalau dia tidak terlalu membutuhkannya, tapi Jidan tidak percaya, Karena Jidan tau sifat gengsi Ardian yang terlalu besar untuk berkata jujur. Apalagi tuannya itu tidak menolak seperti biasanya, saat dia memberikan minuman itu.
"Jidan, apakah kamu tau apa yang terjadi semalam? Kenapa aku tidak mengingat apapun? Apakah karena tadi malam aku mabuk berat?" Tanya Ardian memberikan banyak pertanyaan kepada sekretarisnya itu.
Jidan mendengar pertanyaan tuannya itu hanya bisa menghela nafas, karena Jidan tau kalau tuannya itu pasti akan lupa dengan kejadian yang terjadi kemarin malam, seperti ini. Walaupun dia melakukan hal-hal yang berbahaya, pasti Ardian akan bertanya keesokan harinya.
Karena Ardian terkena gangguan. Blackout Amnesia. Amnesia jenis ini disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Seseorang yang mengalami blackout amnesia ini akan kehilangan memorinya dalam keadaan mabuk. Setelah sadar, orang yang mengalami blackout ini akan lupa apa yang dikatakan atau dilakukan pada saat mereka dalam keadaan mabuk, dan itu yang terjadi kepada Ardian selama beberapa tahun ini.
Walaupun dia sudah melakukan hal-hal yang berbahaya saat dia mabuk, keesokan paginya Ardian akan lupa kejadian semalam.
" Kenapa kamu diam Jidan? Apakah aku melakukan hal berbahaya lagi?" Tanya Ardian kembali. Karena biasanya sekretarisnya itu akan menjelaskan apa saja yang dia lakukan saat dirinya mabuk. Karena Ardian benar-benar tidak akan mengingat semuanya jika sekretarisnya itu tidak menceritakannya.
" Tuan, ada hampir saja...." Jidan menceritakan apa yang Ardian lakukan semalam. Dimana dia mengira kalau wanita itu adalah seorang pe***cur, dan hampir saja melecehkannya jika saja ia tidak datang dengan tepat waktu.
"Bukannya wanita yang suka keluyuran malam-malam itu sama saja dengan wanita malam, Jidan? Apalagi jam segitu, pasti wanita itu sama seperti wanita yang berada didalam klub."
"Tapi tuan, wanita itu berbeda. Karena dia datang untuk berbelanja." Jelas Jidan kembali. Yang tidak habis pikir dengan pikiran tuannya itu." Segitu benci nya anda terhadap wanita tuan, sehingga anda menganggap mereka sama." Batin Jidan menatap Ardian dengan tatapan heran serta kasian."Semoga anda mendapatkan wanita yang bisa merubah pemikiran anda tuan. Kalau setiap wanita itu berbeda, dan tidak semuanya sama." Batin Jidan kembali.
"Tapi menurutku mereka sama saja Jidan. Karena kamu belum melihat sifat asli mereka." Jawab Ardian menatap langit-langit kamarnya."Lupakan wanita itu. Sebaiknya kamu menyiapkan air mandiku! karena aku sudah merasa gerah sekarang."
" Baik tuan." Jawab Jidan ingin melangkah kearah kamar mandi, tapi langkahnya harus terhenti saat mendengar ucapan tuannya itu.
"Jangan lupa, pesankan aku soda." Ucap Ardian." Untuk kali ini tidak ada bantahan Jidan, karena disini aku bos-nya." Ucap Ardian kembali, saat melihat sekretarisnya itu akan melayangkan protesnya. Karena Ardian begitu sangat hafal dengan sifat Jidan, yang tidak suka kalau dirinya minum-minuman bersoda, sedangkan dirinya belum sarapan pagi. Karena kata Jidan.
"Minuman bersoda tidak baik untuk kesehatan, kalau diminum saat pagi dan belum sarapan." Ucap Ardian menirukan ucapan Jidan. Walaupun disini Ardian bos, tapi sekretarisnya itu paling senang mengaturnya, apalagi soal kesehatan. Tapi Ardian tidak marah akan hal itu.
"Terserah anda tuan. Tapi pagi ini saja, setelah pagi lainnya. Aku tidak akan membiarkan anda untuk meminum-minuman tidak sehat itu." Ucap Jidan lalu mengambil telfon disamping nakas untuk memesan pesanan tuannya, lewat resepsionis. Setelah memesan pesanan tuannya. Jidan melangkah kearah kamar mandi untuk menyiapkan air mandi untuk Ardian.
"Jidan, apakah kamu sudah menemukan informasi dan keberadaan wanita itu?" Tanya Ardian yang sekarang sudah berada didalam kamar mandi.
" Sedikit tuan."
" Sedikit saja? Jelaskan bagaimana kabarnya sekarang?"
"Untuk kabarnya sekarang saya kurang tau tuan. Tapi mendengar informasi dari tetangganya, kalau wanita itu terkena penyakit kanker paru-paru, dan dia hidup bertiga bersama dengan kakaknya, serta gadis kecil yang katanya sih anaknya."
Ardian tampak mengerutkan keningnya, saat mendengar kalau wanita itu sudah memiliki anak. Yang artinya dia sudah menikah, atau wanita itu hamil anak pria lain, tapi bukan anaknya.
"Lalu dia berada di kota mana?"
" Dia berada di kota ini tuan."
" Benarkah?!" Ucap Ardian terkejut menatap Jidan."Lalu dia tinggal dimana sekarang? Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang, Jidan?!" Terlihat kalau sekarang Ardian tampak kesal, saat mendengar informasi dari sekretarisnya.
"Beberapa tahun ini, wanita itu bersama dengan kakak dan anaknya masih tinggal di kota ini tuan, tapi beberapa bulan yang lalu mereka pindah karena diusir oleh warga, dan para tetangganya tidak tau mereka sekarang berada dimana. Saya juga baru
mengetahui informasi ini tuan, jadi saya tidak tau kalau wanita itu ternyata pernah tinggal di kota ini." Jelas Jidan.
"Aku tidak mau tau Jidan, kalau kamu harus menemukan wanita itu secepatnya!"
"Saya akan mencobanya tuan." Jawab Jidan, setelah itu Jidan melangkah keluar dari kamar tuannya, setelah pekerjaannya selesai.
"Aku akan menemukanmu Mayla, walaupun kamu bersembunyi sejauh mungkin." Gumam Ardian menatap lurus ke depan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Defi Danny Firmansyah
Ardian.....kmu hnya akn menemukan batu nisan yg bertuliskan nama Malya.....
2023-04-10
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
percuma nyari Maya
Gk bakal ketemu jg
Ry Benci Pakpol 🌻 For Jidan
2023-02-24
1