Cinta kedua untuk Ardian.
Nalda yang sudah selesai berbelanja membawa belanjaannya kearah kasir, karena dia akan membayar semua belanjaannya.
"Semuanya satu juta lima ratus mbak." Ucap kasir kasir itu.
Nalda mengeluarkan atm-nya lalu memberikannya ke kasir."Ada lagi mbak?" Nalda menggelengkan kepalanya, tanda kalau hanya itu saja yang dia beli. Walaupun belum semuanya yang Nalda cari, karena barang yang Nalda cari tidak ada di sana.
Makanya belanjaan Nalda tidak terlalu banyak, karena besok dia akan meminta pak Samsir untuk berbelanja kebutuhan lainnya.
Nanda membawa barang-barang belanjaannya dengan kesulitan, walaupun sedikit tapi barang-barang itu tetap terasa berat. Nalda melangkah kearah mobilnya dan tanpa dia sadari kalau ada orang yang sedang melangkah kearahnya dengan tersenyum jahat.
"Aaaa, Apa yang kamu lakukan? Lepas!!" Teriak Nalda memberontak saat orang itu memeluknya dari belakang secara tiba-tiba. Sangking takutnya, Nalda sampai menjatuhkan semua barang belanjaannya.
"Tenang Sayang, ini aku." Bisik orang itu, dikuping Nalda. Yang membuat Nalda merinding mendengar bisikan orang yang sudah berani memeluknya. Nalda yang mendengar suara orang itu, seperti mengenalnya. Tapi dimana? Nalda lupa dimana dia mendengar suara itu." Apakah dia mabuk?" Ucap Nalda yang bisa merasakan kalau pria yang memeluknya ternyata sedang mabuk. Mengetahui kalau pria itu sedang kehilangan kesadaran, membuat Nalda ketakutan.
"Siapa kamu? Kenapa kamu memelukku?! Cepat lepaskan sekarang!!" Nalda terus berusaha untuk melepaskan pelukan pria itu yang terlalu kuat memeluknya. Tapi tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria itu. Nalda yang merasa kalau pria itu tidak melepaskannya mencoba untuk berteriak. Tapi mulutnya sudah duluan di bekap oleh tangan pria itu, sedangkan tangan satunya sudah menangkap tangannya dari belakang, dan tubuh pria itu mengunci pergerakannya, yang membuat Nalda tidak bisa bergerak, serta berteriak. Karena tubuh besar dan tegap itu sudah duluan mengunci pergerakannya.
"Jangan memberontak sayang, karena kita akan melewati malam ini, dengan kehangatan." Bisik pria itu semakin membuat Nalda ketakutan.
" Tidak!! aku tidak mau! Lepas!" Teriak Nalda dalam hatinya, karena pria itu masih membekap mulutnya."Ya Allah selamatkan aku dari orang jahat ini." Batin Nalda berdoa, karena dia sudah mulai pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi dia berharap, kalau ada orang yang akan membantunya.
Saat Nalda, akan diseret pergi oleh pria itu. Suara pria lainnya, berhasil menghentikan langkah pria yang sedang mendekap Nalda sekarang.
"Astaghfirullah, tuan! Lepaskan cepat, apa yang anda lakukan!!" Ucap pria itu, sambil melangkah dengan terburu-buru kearah mereka.
Perlahan-lahan pria itu melepaskan tangannya, dari mulut Nalda. Yang membuat Nalda bisa berbicara sekarang."Tolong mas! Tolong saya. Saya mau dibawah oleh pria ini!" Ucap Nalda ketakutan. Siapapun Nalda, pasti akan ketakutan, kalau berada dalam posisinya sekarang. Apalagi bersama dengan orang jahat yang tiba-tiba saja memeluknya dan menyeretnya pergi.
"Maaf mbak, maafkan kelakukan tuan saya, yang berperilaku seperti itu. Karena tuan saya sedang mabuk, mbak." Ucap pria itu merasa bersalah. Kerena tuanya itu mengganggu orang lain. Apalagi tuanya itu sedang dikendalikan oleh pikiran kotornya. Karena minuman keras, yang tuannya itu minum, memiliki kandungan alkohol yang sangat keras. Sehingga orang yang meminumnya pasti akan kehilangan akal sama seperti tuannya sekarang.
"Kenapa kamu meminta maaf Jidan, bukannya para wanita sepertinya, adalah wanita murahan, sama seperti wanita yang sering aku tiduri." Ya, pria yang berhasil membantu Nalda barusan adalah Jidan. Sedangkan pria yang memeluk Nalda tadi, adalah Ardian. Karena Ardian sedang mabuk berat, membuat dia melakukan hal-hal yang aneh, termasuk menangkap wanita yang tidak sengaja lewat didepannya.
Ardian kira, Nalda sama seperti wanita yang didalam bar. Apalagi dalam pikirannya yang ingin men**ntuh wanita lagi. Membuat Ardian sampai kehilangan akal sehatnya saat melihat ada wanita yang lewat didepannya.
"Apa yang anda katakan tuan?!" Ucap Nalda kesal saat mendengar ucapan pria itu, yang mengatakan kalau dirinya sama seperti wanita malam. Sungguh Nalda sangat marah dengan ucapan pria itu. Jika saja tangan tidak sedang dibekap, mungkin Nalda akan menonjok pria itu.
"Hahaha, bukannya semua wanita sama nona? Walaupun anda mengatakan seperti itu, tapi bisa sajakan kalau anda juga termasuk wanita yang berada didalam bar itu!" Ucap Ardian sambil tertawa hambar.
"Maafkan tuan saya nona, dia terlalu banyak minum tadi." Jidan merasa tidak enak dengan wanita didepannya, apalagi mendengar perkataan tuannya itu. Pasti wanita didepannya sangat marah, karena harga dirinya sebagai seorang wanita direndahkan.
Jidan melangkah mendekati Ardian, lalu menarik tuannya itu." Apa yang kamu lakukan Jidan?! Kenapa kamu melepaskan wanita itu! Kamu tau kan kalau aku butuh dia!" Bentak Ardian, saat Jidan sedang berusaha untuk melepaskan wanita didepannya.
"Maaf tuan, tapi saya tidak akan memperbolehkan anda untuk melakukan hal itu lagi." Jawab Jidan tidak mendengarkan bentakan dari Ardian. Karena satu hal yang harus dia lakukan adalah melepaskan wanita didepannya, dan membawa tuannya itu pergi.
"Alhamdulillah, aku lepaskan juga. Terimakasih ya Allah karena engkau masih menjaga ku." Batin Nalda menghembuskan nafasnya dengan lengah, karena dia berhasil terbebas dari pria yang hampir saja melecehkannya. Nalda menjauhi pria itu, Karena Nalda sedang berjaga-jaga, takut, kalau sampai pria itu melakukan hal-hal yang berbahaya, dan dia akan menjadi sasarannya. Maka dari itu dia akan menghindar terlebih dahulu.
"Lepaskan aku Jidan! Apa yang kamu lakukan!" Ardian terus memberontak, agar dia bisa terlepas dari Jidan, dan menangkap wanita didepannya."Lepaskan Jidan! aku ingin membawanya pergi!" Teriak Ardian yang sudah benar-benar gila.
Karena merasa, kalau tuannya sudah tidak terkendali lagi. Anak buah Ardian, yang memang berada disana. Langsung keluar dari persembunyian mereka, dan mencoba untuk menenangkan tuan mereka, mengunakan obat penenang. Karena mereka tidak ingin melihat tuan mereka itu, melakukan hal-hal yang berbahaya, apalagi sampai menyakiti orang lain, karena keinginan kegilaannya itu.
"Apa yang kalian lakukan, cepat lepaskan!" Ardian terus memberontak. Sampai dia merasakan kalau ada sesuatu yang menancap di lengannya."Kalian memang brengsek!" Tidak membutuhkan beberapa lama, obat itupun berkerja, dan Ardian jatuh tertidur, dan Jidan berserta anak buahnya yang lain dengan sigap menangkap tubuhnya.
Sedangkan Nalda yang menyaksikan semuanya, hanya bisa menatap pria itu dengan kebingungan." Sebenarnya apa yang telah terjadi?" Gumam Nalda. Sekilas dari cahaya lampu, dan juga sahaya mobil. Nalda bisa melihat wajah pria itu." Bukannya dia pria yang tadi sore?" Batin Nalda saat dia bisa melihat dengan jelas wajah Ardian. Karena tadi, Nalda tidak terlalu memperhatikan wajah pria itu, karena Nalda hanya berfokus dengan satu yaitu, ucapan pria itu dan juga apa yang telah terjadi tadi barusan. Sungguh kejadian tadi, membuat Nalda terus saja berpikir keras.
"Maafkan tuan saya nona. Dia memang akan seperti ini jika traumanya sedang kambuh." Ucap Jidan menatap Nalda dengan tatapan bersalahnya.
"Iya, tidak apa-apa mas. Tolong jaga tuan anda, dengan baik, Jika traumanya sedang kambuh. Karena tuan anda bisa saja menyakiti orang lain, termasuk dirinya sendiri tanpa dia sadari." Ucap Nalda. Sebenarnya dia penasaran dengan trauma pria itu, apalagi melihatnya seperti tadi. Tapi Nalda tidak bisa menayangkannya langsung, mengingat dia tidak ada hak disini. Apalagi Nalda tidak mengenal mereka.
"Terimakasih mbak. Saya akan menjaga tuan saya dengan sebaik mungkin. Sekali lagi maaf, mbak. Kalau gitu kami permisi." Pamit Jidan.
"Iya mas, hati-hati. Terimakasih sudah membantu saya tadi." Ucap Nalda, yang ditanggapi dengan senyuman oleh Jidan. Setelah itu Jidan menyusul tuannya yang sudah berada didalam mobil. Karena tadi, anak buah Ardian yang membawanya, saat Jidan sedang berbincang dengan Nalda.
"Jidan, antarkan aku kepada Mayla. Aku ingin meminta maaf kepadanya." Ucap Ardian sedikit berteriak, saat Jidan membuka pintu mobil. Walaupun matanya tertutup dan kesadarannya tidak ada. Tapi Jidan bisa mendengar dengan jelas, kalau tuannya itu benar-benar mengatakan hal itu dengan serius. Bukan karena efek mabuknya.
"Saya berjanji tuan, akan menemukan wanita yang ada sebutkan tadi. Walaupun saya tidak tau dia dimana sekarang." Batin Jidan menatap Ardian dengan tatapan kasihan.
Sedangkan Nalda yang memang belum pergi, masih bisa mendengar teriakan Ardian barusan. Apalagi nama, yang Ardian sebutkan pernah dia dengar."Mayla? Bukannya dia adalah ibunya Harum?" Batin Nalda yang mengingat kalau nama itu, ternyata nama dari ibunya Harum." Tapi bisa sajakan kalau nama mereka sama." Batin Nalda yang mencoba untuk berpikir positif, menganggap nama yang pria tadi sebutkan, hanya sama dengan nama ibunya Harum.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Syukurlah😪😪
2024-01-05
0
Defi Danny Firmansyah
Syukurlah Jidan dtng tpt wktu untk menyelamatkan dktr Melisenda dr Ardian.....
2023-04-10
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
Perjuangan Ucup Mampir
2023-02-09
1