Cinta kedua untuk Ardian.
Ardian sedang duduk di balkon kamar yang akan dia tempati, sedangkan pandangannya tertuju pada seorang wanita yang sedang berdiri di atas balkon sama sepertinya, hanya saja Nadila tidak melihat keberadaannya.
"Tuan... Saya ingin memberikan ini pada anda." Jidan memberikan satu map berkes berwarna hitam.
"Apa ini Jidan?"
"Itu berkas informasi tentang dokter Melisenda, tuan." Jawab Jidan yang mendapatkan anggukan dari Ardian.
"Kamu bisa keluar."
"Baik tuan. Permisi." Setelah mengantarkan berkas Jidan melangkah keluar meninggalkan kamar tuannya itu.
Sedangkan Ardian melangkah mendekat kearah kursi sambil membuka map berkas yang dibawa oleh Jidan tadi.
Melisenda Nalda Alessandro. Wanita berusia tiga puluh tahun, anak pertama dari pengusaha Alba Baltasar Alessandro, yang berasal dari negara Spanyol. Sebenarnya dokter Melisenda memiliki saudara kandung hanya saja meninggal karena kecelakaan sembilan belas tahun yang lalu.
Dokter Melisenda berforvesi sebagai Seorang dokter dan psikolog. Mungkin terdengar aneh karena pekerjaan keduanya tidak bisa di kerjakan dalam satu bidang. Tapi dokter Melisenda bisa melakukannya, karena dia seorang wanita yang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Bahkan dokter Melisenda berhasil lulus dari universitas kedokteran saat usianya masih dua puluh tiga tahun.
Dokter Melisenda sangat senang dengan profesinya sebagai seorang dokter, tapi karena trauma yang pernah dia alami di masalalunya, dimana ia pernah kehilangan sang adik yang membuat dokter cantik itu memutuskan untuk kembali berkuliah di ilmu psikologi dan sekarang dia menjalankan tugasnya dengan dua bidang antara dokter dan juga psikologi.
Karena betah dengan karirnya, dokter Melisenda belum menikah di usianya yang sudah kepala tiga. Sebenarnya dokter Melisenda pernah dekat dengan seorang pria yang berasal dari Jerman. Tapi setelah putus dia tidak pernah memiliki kekasih sampai sekarang.
Ardian menutup map yang berisi informasi mengenai Nalda yang sudah dia baca dengan teliti, tanpa terlewatkan satupun. Setelah membaca informasi mengenai Nalda, Ardian semakin tertarik dengan wanita itu.
"Aku masih ragu untuk membuka hati kembali." Gumam Ardian sambil menyimpan map itu keatas meja berukuran sedang. Ardian menatap langit yang gelap, yang terdapat bintang-bintang kecil dan juga bulan sabit setengah. Malam ini tidak terlalu terang karena awan menutupi separuh langit.
...🌺🌺🌺🌺🌺...
"Kenapa harus mogok sih." Gumam Nalda sedikit kesal karena pagi ini tiba-tiba saja mobilnya mati sedangkan ia sedang memiliki pasien yang menunggunya dan pasien nya itu tidak mau jika orang lain yang memeriksanya.
"Apa yang harus aku lakukan? Bengkel masih jauh lagi." Ucap Nalda kebingungan terus menatap kearah mobilnya."Sebaiknya aku telfon Annchi aja, Siapa tahu dia bisa membantu." Ucap Nalda saat mengingat sahabatnya.
"Halo, Anc."
^^^"Iya Nald." Jawab diseberang sana.^^^
"Kamu sibuk nggak?" Tanya Nalda.
^^^"Sepertinya aku sedang sibuk Nald, soalnya hari ini aku memiliki klien yang ingin mendesain baju pengantin dan harus selesai secepatnya." Jawab Annchi yang terdengar dari seberang sana kalau dia sedang sibuk."Emangnya kenapa Nald?"^^^
"Nggak ada apa-apa Annc, aku cuman nanya aja." Jawab Nalda bohong."Kalau gitu aku matikan ya, kamu lanjut saja sana. Takut nggak selesai nanti."
^^^"Oh oke. Nanti kalau butuh sesuatu kabari aja." Jawab Annchi.^^^
"Iya Annch." Jawab Nalda setelah itu mematikan sambungan teleponnya.
"Kalau aku telfon Jerry pasti dia lagi sibuk sekarang." Ucap Nalda yang tidak ingin menganggu Jerry mengingat sahabatnya itu pasti sedang sibuk saat jam segini.
Karena tidak ada pilihan langsung, Nalda memutuskan untuk mencari taksi. Tapi sudah lama menunggu, taksi tidak ada yang lewat sama sekali.
"Apa terlalu pagi ya? Tapi nggak mungkin, ini baru saja jam tujuh pagi." Gumam Nalda kebingungan karena jam segini taksi tidak ada yang lewat sama sekali, padahal biasanya banyak. Sebenarnya Nalda ingin memesan taksi lewat online, hanya saja tidak bisa karena tiba-tiba saja aplikasi itu eror saat ia mengunakannya, beda sekali saat ia menelfon sahabatnya.
Saat sedang berdiri menunggu angkutan umum yang tidak kunjung datang. Mobil hitam dengan merek Rolls-Royce berhenti tepat di depannya.
"Mobil siapa?" Batin Nalda menatap mobil itu dengan bingung.
"Hay nyonya Nalda, apakah ada yang bisa saya bantu?" Sapa pria itu setelah menurunkan kaca mobilnya menatap kearah Nalda dengan tersenyum ramah.
"Tuan Ardian?"
"Jangan menatapku curiga seperti itu, karena saya tidak sengaja lewat sekitaran sini dan melihat anda yang sepertinya sedang kebingungan." Jelas Ardian saat melihat tatapan curiga dari Nalda."Apa anda membutuhkan sesuatu nyonya Nalda?" Tanya Ardian sambil turun dari mobilnya melangkah mendekati Nalda.
Nalda yang mendengar penjelasan Ardian sebenarnya tidak percaya, hanya saja melihat wajah pria itu tidak tidak terlihat mencurigakan membuat Nalda percaya saja. Apalagi saat ini ia sangat membutuhkan sesuatu.
"Apakah mobil anda mogok nyonya Nalda?"
"Ya, mobil saya mogok tuan Ardian, sedangkan bengkel jauh dari sini." Jawab Nalda.
"Mungkin saya bisa membantu nyonya Nalda, karena saya memiliki kenalan yang seorang montir. Mungkin bisa membantu masalah anda sekarang." Ucap Ardian, membuat Nalda tampak berpikir."Bagaimana nyonya Nalda apakah anda menerima tawaran saya?"
"Boleh tuan Ardian, kebetulan saya membutuhkan kenalan anda sekarang." Jawab Nalda cepat.
"Baiklah, kalau begitu saya akan mengabari nya." Ucap Ardian sambil mengambil ponselnya."Tapi nyonya Nalda, mungkin ini akan membutuhkan waktu lama. Apakah anda tidak masalah menunggu?"
Nalda terlihat berpikir."Apakah tidak bisa cepat tuan Ardian? Karena saya ada urusan penting." Tanya Nalda balik.
"Sepertinya tidak bisa nyonya Nalda. Karena memperbaiki mobil yang mogok itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak bisa cepat." Jelas Ardian."Apakah urusan anda sangat penting dan tidak bisa di tunda?"
"Tidak bisa tuan Ardian." Jawab Nalda yang terlihat tidak tenang.
"Hmmm...... Bagaimana kalau saya mengantar anda saja nyonya Nalda?" Tawar Ardian membuat Nalda menatap kearahnya."Karena kalau anda menunggu mobil anda selesai diperbaiki mungkin akan membutuhkan waktu lama. Sedangkan anda juga tidak bisa menaiki kendaraan lain karena saya lihat seperti nya taksi tidak ada yang lewat dari tadi."
Nalda tampak berpikir saat mendengar ucapan Ardian yang ada benarnya."Apakah saya tidak akan menyusahkan anda tuan Ardian?" Tanya Nalda ragu-ragu.
Ardian tersenyum."Tidak nyonya Nalda, anda tidak akan menyusahkan saya." Jawab Ardian."Bagaimana apa anda mau saya antar nyonya Nalda?" Tanya Ardian ingin memastikan.
"Hmmm... Boleh tuan Ardian." Jawab Nalda ragu-ragu. Sebenarnya Nalda tidak ingin menerima tawaran Ardian, tapi karena ia sedang membutuhkan tumpangan ini, maka dengan terpaksa ia menerima nya.
Mendengar jawaban Nalda membuat Ardian tersenyum samar. Senyuman yang memiliki arti tersendiri."Selamat nyonya Nalda anda sudah terjebak dalam permainanku."
...🍂🍂🍂🍂🍂...
Jidan memasuki bagunan kampus yang terkenal di kota S. Kebetulan Jidan memiliki urusan penting untuk membantu mengurus kuliah adiknya Jami dan Jaiz yang sebentar lagi akan lulus SMA dan akan masuk kependidikan selanjutnya.
Saat ia sedang melangkah melewati koridor kampus, tanpa sengaja tubuhnya disenggol, karena orang yang menyenggolnya itu melangkah dengan terburu-buru.
Bakkk.
Seperti kejadian kemarin, kini buku yang orang itu bawah jatuh dan berhamburan di koridor kampus.
"Ma.... Maaf tuan, saya nggak sengaja menyenggol tuan tadi." Ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya dengan takut.
Sedangkan Jidan yang melihat gadis berhijab itu, mengerutkan keningnya. Apalagi suara nya seperti pernah ia dengar.
"Tidak apa-apa. Lain kali jalan hati-hati jangan ceroboh seperti tadi." Jawab Jidan, membuat gadis itu mengangkat kepalanya untuk menatap kearah Jidan.
"Anda." Gadis itu tampak terkejut saat melihat siapa orang yang sudah ia senggol barusan.
"Kamu." Sama seperti gadis itu, Jidan juga tidak kalah terkejutnya saat mengetahui siapa orang yang menyenggol nya."Bukannya Mbak yang menyenggol saya kemarin?" Tanya Jidan saat menyadari, kalau yang menyenggol adalah gadis yang kemarin menyenggol nya saat ia berada di hotel.
"Be_nar mas. Mas yang kemarin kan." Ucap gadis itu terlihat gugup.
"Sangat aneh, tapi ini pertemuan kita yang kedua." Jawab Jidan tersenyum karena merasa lucu dengan pertemuannya dengan gadis didepannya itu. Terkesan lucu.
"Iya mas, sangat aneh." Jawabnya ikut tersenyum. Gadis itu berjongkok untuk memungut buku-bukunya yang jatuh berhamburan di atas lantai koridor.
Melihat gadis didepannya berjongkok untuk mengambil buku-bukunya, Jidan ikut berjongkok untuk membantu gadis itu yang sepertinya sedikit kesulitan.
"Tidak usah mas, saya bisa sendiri." Ucap gadis itu merasa tidak enak hati karena Jidan ingin membawa buku itu sendirian.
"Tidak apa-apa mbak. Kamu juga pasti kesulitan membawa buku sebanyak ini sendirian." Jawab Jidan tetap melanjutkan tangan mengambil satu bersatu buku itu.
Gadis didepannya yang mendengar jawaban dari Jidan dibuat diam. Karena Jidan terlihat sangat keren saat bersikap manis seperti sekarang.
"Terimakasih mas, sudah membantu saya." Ucap gadis itu saat melihat buku yang tadi berhamburan sudah selesai di ambil.
"Iya mbak sama-sama." Jawab Jidan."Maaf mbak, ini buku nya mau di bawah dimana?"
"Nggak usah mas, biar saya saja yang bawah." Tolong gadis itu merasa tidak enak.
"Nggak apa-apa Mbak, sekalian saja. Kebetulan juga saya sedang ada urusan di kampus ini."
"Tapi mas...."
"Sudah, sebaiknya kamu antarkan saya kemana kamu membawa buku ini."
Walaupun nggak enak, karena buku-bukunya di bawah oleh Jidan. Tapi gadis itu tetap menurut dengan mengikuti mengarahkan kemana ia akan membawa buku-bukunya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Kayak Itu Cewk Jodoh Jidan
Ry Benci Pakpol Mampir
2023-05-17
1