Selamat membaca^_^
***
Suara bising itu terdengar dari sebuah televisi yang menyala. Shinta menonton acara salah satu stasiun televisi dengan santai. Jam segini tuh waktunya kartun anak - anak. Shinta memangku cemilan kentang pedas. Enak dan renyah. Itu slogan cemilan yang dipegang Shinta. Ada beberapa camilan lain yang belum dibuka disamping Shinta.
Joe menuruni tangga. Ia melihat Shinta sekilas sedang duduk menonton televisi animasi anak. Shinta tak menghiraukan suara langkah kaki besar Joe. Joe pun berlalu ke dapur. Perut perlu diisi. Karna setelah masuk kamar ia belum keluar untuk makan sesuatu.
Joe mengambil air putih. Meneguknya perlahan. Setelah setengah hampir habis, ia menaruhnya dimeja makan. Joe membuka lemari es dan mengambil sekotak buah strawberry. Lemari es itu penuh dengan buah - buahan. Yang pintu sebelah terisi sayur mayur. Semua sudah seperti permintaan Joe. Untuk memenuhi isi lemari es dengan bahan makanan yang sehat dan membersihkan bahan makanan yang berpengawet. Karna Joe sedang menjalani hidup sehat.
Joe melangkah kakinya menghampiri Shinta. Kemudian ia ikut duduk dan makan buah ditangannya.
"Itu tidak sehat. Berhenti makan itu. Makan ini." Ia berseloroh. Joe menatap Shinta sinis. Tak senang dengan apa yang Shinta makan. Joe memberikan sekotak strawberry ditangannya kepada Shinta. Shinta tak langsung menerima kotak itu.
"Makasih mas. Tapi aku suka camilanku ini."
Shinta menolak. Ia tak begitu suka dengan buah strawberry. Karna rasanya agak masam. Shinta menyunggingkan senyum manis. Agar Joe tak tersinggung.
"Berhenti nggak?! Makan ini!" suara Joe mulai meninggi. Ia kesal mendengar Shinta menolak buah strawberry itu dan memilih kripik pedas manis yang penuh dengan bumbu perasa ditangannya.
Shinta merinding. Ia mulai merasakan hawa mencengkam dari sosok Joe dihadapannya. Ia meraih sekotak strawberry itu kemudian memangkunya. Shinta mengambil satu - persatu buah strawberry itu dengan enggan untuk masuk ke mulutnya.
Aku bilang kan nggak mau! Kenapa dia memaksa begitu! Aku kan jadi takut lihat wajahnya yang melotot itu, batin Shinta.
Joe mengambil cemilan Shinta. Membawa semua cemilan itu kedapur. Shinta hanya diam. Memperhatikan gerak tubuh Joe yang menjauh.
Mau dibawa kemana camilanku yang enak dan renyah itu? Memangnya aku akan mati apa makan cemilan itu? Shinta menggurutu lagi.
Terdengar dari tempat Shinta duduk, Joe sedang memberi tau sesuatu kepada Mbak Asih. Beberapa menit kemudian Joe kembali ke tempat duduknya. Dengan membawa beberapa buah lagi. Shinta memperhatikan Joe yang makan dengan lahapnya.
Dia itu penggila buah ya? Apa jangan - jangan lemari es isinya buah semua? Shinta membatin.
Shinta memang belum melihat isi lemari es. Kalau lihat mungkin sudah hilang kata - kata. Karna semua sudah digantikan dengan selera suami bulenya.
"Sini remote control nya," pinta Joe.
"Ini mas," Shinta memberikan remote itu.
"Dasar childish!" ejek Joe. Ia mengganti program televisi. Beralih dengan acara berita. Membuat Shinta jadi kesal.
Ini apaan sih? Aku emang masih anak - anak tuan bule. Malah nonton berita. Membosankan! Kenapa dia yang ngatur - ngatur sih? Shinta.
"Apa lihat - lihat? Nggak suka? Sana belajar. Kerjakan tugas sekolahmu." suara Joe ketus. Melirik Shinta yang juga menatapnya sinis. Mereka saling menatap tajam. Ingin rasanya Shinta mengacak - acak rambut kecoklatan yang rapi kena pomade itu.
"Ini rumahku. Suka - suka aku dong." Shinta bercakap pelan. Takut Joe dengar, tapi sialnya Joe mendengar itu.
"Aku kepala rumah tangga disini." Joe menatap tajam. Joe dengan sombongnya membanggakan bahwa dirinya kepala keluarga.
Gila! Ia benar - benar tak tau diri, Shinta menggurutu.
Shinta sudah tidak tahan duduk berdekatan dengan Joe. Apalagi televisi animasi yang ia tonton sudah beralih jadi acara berita. Shinta berdiri. Menghentakkan kakinya. Sebal. Kemudian menaruh sekotak strawberry dimeja depan Joe. Lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Dasar bule sint*ng! Nggak tau diri! umpat Shinta dalam hati.
Sepanjang jalan menuju kamar Shinta menggerutu. Langkah kakinya tak sesantai saat ia sendiri dirumah. Lebih ringan dibandingkan saat ini. Sekarang ada Joe yang mengatur hidupnya. Ini baru awal hidupnya menjadi istri Joe. Di lihat dari suara Joe yang sinis dan tajam, Shinta jadi takut padanya.
***
Makasi sudah membaca ya...
Jangan lupa like komen tip dan vote ya
Nantikan terus kisah Shinta dan Jonathan selanjutnya ya... semoga menghibur...
Peluk cium DevaNurAna ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments