Selamat membaca ^_^
***
Hari Sabtu. Artinya sekolah libur. Inilah saat Shinta berada dirumah. Kali ini berbeda kerja Shinta sekarang bersama Paman dan Bibi. Karna akan menyiapkan pernikahan ponakannya itu, Paman dan Bibi memutuskan untuk tinggal beberapa hari dirumah Shinta.
Pernikahan Shinta dan Joe akan digelar secara sederhana. Menurut orangtua Joe, pernikahan mereka akan dilaksanakan lusa. Berhubung Joe sudah di kota S, acara pernikahan akan dipercepat. Karna Orang tua Joe ingin segera kembali ke Amerika.
Ini pemaksaan! Aku nggak mau! Daddy dan Mommy tega sekali padaku, gerutu Joe.
Joe benar - benar tak bisa menghindar lagi. Rencana liburannya berantakan. Padahal dia sudah mencari destinasi di kota ini yang menarik. Percuma!
Sepanjang perjalanan Joe hanya bisa mengumpat kesal.
Sial! Hidupku akan berantakan setelah ini! Aku akan membuat gadis itu membenciku dengan seluruh jiwa dan raganya! Lihat saja!
Daddy dan Mommy tersenyum bahagia. Joe anak semata wayangnya akan menyelamatkan hidupnya dari tanggung jawab. Menikahkan mereka memang pilihan yang tepat. Membujuk Shinta saat masih menempuh pendidikan seperti akan lebih sulit. Apalagi umur Shinta yang masih dibawah umur.
"Mom, setelah menikah Mommy sama Daddy langsung pulang ke Amerika?" tanya Joe.
"Lihat nanti ya sayang. Memangnya kenapa? Jangan tinggalkan Shinta sendirian ya? Jaga dia sayang," pinta Rania.
"Mommy curigaan amat sih!" Joe mendengus kesal.
Hari ini Joe ketemu Shinta untuk pertama kalinya. Joe sama sekali tak antusias. Ia hanya melihat Shinta sekilas saja.
Dia sungguh bukan seleraku. What the hell? Joe.
Dia saja tak menatapku. Bicara saja enggan. Apalagi untuk hidup bersama? Shinta.
"Bagaimana persiapannya Nyonya Rania?" tanya Bibi.
"Orang saya sudah urus semua jeng. Tenang saja." Mereka berbincang lebih dalam tentang bagaimana selanjutnya.
Setelah menikah, Paman tidak akan menjadi wali lagi bagi Shinta. Semua kebutuhan Shinta akan ditanggung oleh Joe selaku suami. Setelah umur Shinta tujuh belas tahun nanti, surat - surat pernikahan negara akan diurus oleh keluarga Smith. Sebelum itu pernikahan ini akan berlangsung secara agama.
Itu artinya Paman dan Bibi sudah tidak bertanggung jawab lagi terhadap apa yang terjadi terhadap Shinta. Shinta sepenuhnya tanggung jawab Joe. Setelah ini Paman dan Bibi Shinta tidak mengirim uang bulanan lagi.
Mereka yang akan menikah hanya diam seribu bahasa. Shinta menunduk mendengarkan setiap kata dari para orangtua. Meski ingin membantah ia tidak berani. Bibi sudah mengancamnya untuk menurut saja.
Saat ini mereka makan bersama. Mendekatkan kedua mempelai yang akan menikah. Tapi satu kata sapaan pun tak mereka lontarkan. Bicara hanya sekenanya. Itupun saat diajak bicara Rania atau Andrew. Atau Bibi dan Paman memuji kepandaian Shinta mengurus rumah.
Aku bahkan tak bangga dengan semua itu! Aku benci dengan kalian semua! Shinta
Makan malam ini sangat menggembirakan kedua keluarga. Kecuali kedua orang yang akan mengikat janji didepan Tuhan ini. Mereka hanya bisu. Pernikahan yang bahkan takkan mereka impikan sebelumnya.
***
Cerita ini hasil murni kehaluan saya sendiri ya... meski sudah banyak yang berjudul sama, semoga karya saya ini dapat menghibur juga ya...
Bukan untuk menyamakan atau bagaimana tapi murni dari karya saya sendiri. Kalo ada kesamaan cerita mohon dimaafkan... ^_^
Ini hanya cerita fiktif ya... hehe
Terima kasih dah baca ^_^
Jangan lupa like komen tip dan vote ya...
nantikan terus kisah Joe dan Shinta selanjutnya
Peluk cium DevaNurAna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments