Bab 17

Zayan dan Rafasya takut mendengar nama induk ayam, mereka sangat tahu jika Nara marah. Maka ia akan menghukum mereka dengan ilmu bela dirinya. Jika melawan Nara pasti mereka akan kalah, karena mereka tidak akan mungkin melawan Nara bukan.

"Bersiaplah, tendangan si tweety akan mendarat pada wajah kalian," ejek Reyhan.

Kedua pemuda itu tentu sangat takut jika tendangan kaki ayam mengenai wajah tampan mereka. Mereka sangat takut ketampanan mereka akan berkurang karena noda merah di wajahnya. Maka untuk itu mereka berdua langsung melarikan diri dan mengunci mereka di kamar mereka masing-masing.

Reyhan tertawa terbahak-bahak melihat anak dan keponakannya lari terbirit-birit, begitu pun dengan Zaira yang melihat suami barunya lari dengan kecepatan cahaya karena takut dengan serangan induk ayam.

"Kau lihat itu, jangan takut pada mereka. Aku tahu memang sangat menyebalkan dan jika mereka menggangumu panggil saja mertuamu. Mereka akan pergi dengan sendirinya," ucap Reyhan sambil masih tertawa.

Satu hal yang Zaira tahu, jika di rumah ini ia tidak di diskriminasi dan di terima dengan baik. Bahkan sepupu mertuanya juga sangat baik. Sangat jauh dengan sikap ayahnya apalagi ibu tirinya.

.

'Tuhan, aku tahu jika kau selalu melindungiku dan juga adikku, aku juga tahu jika semua ini adalah salah satu rencana-Mu. Semoga kedepannya hidupku dan adikku menjadi bahagia,' doa Zaira dalam hati.

*

*

*

Pagi pertama Zaira berada di kediaman Guntara, ternyata mereka di sibukkan oleh kedua pria minim akhlak. Siapa lagi kalau bukan Zayan dan juga Rafasya.

"Mickey," panggil Zayan. Zaira yang sedang menyiapkan buku-bukunya pun menoleh ke arah suaminya.

"Ada apa?" tanya Zaira.

"Oh astaga, sedang apa kau disini?" tanya Zayan.

"Apa jika siang kau tidak bisa melihat?"

"Ahh kau memang menyebalkan, bersikap manislah sedikit pada suamimu yang tampan ini," rajuk Zayan dan kemudian duduk di ranjang Zaira.

"Sayangnya tubuhku tidak mengandung banyak gula, jadi Jangan harap aku akan bersikap manis padamu!" ketus Zaira.

"Baiklah ... Baiklah, Mickey ku yang kurang manis. Tolong siapkan pakaianku ya, aku mau berangkat kuliah sebentar lagi," ucap Zayan dengan senyum tengilnya seperti biasa.

"Apa!!"

"Dekat-dekat denganmu, lama-lama aku bisa tuli." Zayan menggosok-gosok telinganya.

"Aku tidak percaya, tubuh sebesar ini masih meminta tolong untuk di siapakan pakaian. Dasar manja!" kesal Zaira.

"Jadilah istri yang berbakti pada suamimu ini, aku tidak mau tahu pokoknya siapkan pakaianku. Aku tunggu di kamar, aku mau kau menyiapkan semuanya," ucap Zayan setelah itu, Zayan pun pergi kembali ke kamarnya.

Zaira menghela napas kasar, merasa kesal pada Zayan. Tapi apa boleh buat, memang benar dengan apa yang dikatakan oleh Zayan jika Zaira adalah istrinya. Maka ia harus melayani suaminya, tapi ya ... hanya sebatas itu saja tidak lebih.

Zaira pun masuk ke dalam kamar Zayan, disana ia segera mengambil pakaian milik Zayan di lemari. Ia mengambil sesuai dengan setelan yang seperti selalu Zayan pakai.

"Eh tunggu dulu, apa aku juga harus menyiapkan sangkar burungnya," gumam Zaira. Zaira pun memutuskan untuk mengambil sangkar burungnya di laci Zayan. Pikirnya daripada suaminya itu mengomel lebih baik ia menyiapkannya. Karena bukankah lebih baik mencegah, daripada mendengar omelan Zayan yang sangat menguji kekuatan hati.

Zaira pun membuka laci Zayan untuk mencari sangkar burung milik suaminya itu. Dan saat tempatnya ketemu, Zaira malah tertawa terbahak-bahak.

"Astaga ... apa ini," ucapnya sambil tertawa. Tak lama setelah itu, Zayan pun keluar dari kamar mandi dan melihat jika istri barunya itu sedang tertawa terpingkal-pingkal. Zayan pun mengernyit heran, kenapa Zaira tertawa sampai seperti itu.

"Hei, Mickey! Kenapa kau tertawa seperti orang gila?" tanya Zayan. Zaira pun berbalik dan melihat Zayan, awalnya ia agak terkejut saat melihat Zayah hanya menggunakan handuk saja, hingga tubuh seksinya terlihat begitu saja dan memanjakan matanya.

Namun, saat Zaira melihat lagi benda ditangannya. Ia pun terbahak lagi.

"Kenapa si pendek ini?" gumam Zayan.

"Hei Goku, lihatlah ... sangkar burungmu besar sekali. Kau tahu, aku baru pertama kali melihat sangkar burung sebesar ini," ucap Zaira tertawa lagi, Zayan pun kemudian dengan cepat mengambil sangkar tongkat ajaib miliknya nya.

"Kemasan itu menunjukkan kualitas barangnya, dasar Mickey menyebalkan, begitu saja tidak tahu!"

Terpopuler

Comments

Rahayu Tina

Rahayu Tina

🤣🤣🤣🤣🤣

2025-02-21

0

Samaniah

Samaniah

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-10-22

0

Ati Pct

Ati Pct

hati2 Zaira klau sangkar burungnya lepas bisa masuk ke dalam Guamu bisa berbahaya jadilah telur burung 🤣🤣🤣🤣🤣🤣gokil paraaaah

2023-04-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!