Hari ini adalah hari pertama ia kuliah, Zaira sangat bersemangat karena ia ingin segera bisa lepas dari keluarganya. Ia ingin hidup mandiri bersama dengan adiknya, ya ... hanya dengan adiknya saja.
Saat hendak ke kampus, Zaira sejenak pergi ke toko bunganya sebentar untuk mengeceknya. Disana sudah ada Bu Lani, orang kepercayaan Zaira. Dia adalah yang bekerja dengan Zia sejak ia menikah dengan Tama hingga melahirkan Zaira dan Zein.
"Bu, aku pergi dulu ke kampus ya, titip toko sebentar. Doakan aku supaya semuanya lancar ya," ucap Zaira.
"Tentu saja sayang, hati-hati semangat belajarnya ya." ucap Bu Lani. Saat sedang berbincang-bincang dengan Bu Lani datanglah seorang pria tampan, tidak ... ini adalah pria paling tampan yang pernah Zaira lihat.
"Permisi," ucapnya dengan sopan. Zaira dan Bu Lani pun melihat ke arah pemuda tampan ini.
"Iya, ada yang bisa dibantu?" tanya Bu Lani.
"Saya mau beli bunga, emmm ... bunga yang cantik karena bunga ini untuk orang yang sangat spesial." ucap pemuda itu dengan sangat sopan. Zaira berpikir jika pria tampan ini akan memberikan bunganya itu untuk kekasihnya. Betapa beruntungnya perempuan yang menjadi kekasih pria itu. Sudah tampan dan juga sangat sopan, sangat sempurna pikir Aira.
"Apa bunga mawar putih cocok untukmu, Tuan?" tanya Bu Lani, saat Bu Lani sedang melayani pemuda itu, Zaira diam-diam memperhatikan pemuda tampan yang ada disampingnya. Sebagai seorang perempuan normal tentu saja ia tertarik dengan seorang pria. Apalagi pria itu tampan, dan sangat sopan dan juga sepertinya dia kaya.
'Ya Tuhan, dia adalah makhluk sempurna yang pernah aku lihat. Dia adalah pria paling tampan dan juga paling lembut yang pernah aku temui,' gumam Zaira dalam hati.
"Iya bunga itu sangat cantik, aku beli yang itu saja. Mamahku pasti sangat menyukainya," ucapnya. Zaira langsung membulatkan matanya, ia merasa terkejut sekaligus senang karena ternyata bunga itu bukan untuk kekasihnya melainkan untuk mamahnya. Fix dia adalah calon jodohnya, Zaira mengungkapkan semua itu dalam hati.
'Oh ya ampun, apa aku tidak salah dengar. Dia bilang bunganya untuk Mamahnya. Berarti dia belum punya pacar, Zaira ... kau memang sangat beruntung. Dan juga dia sepertinya orang kaya, benar-benar kandidat sempurna calon suami,' Zaira masih sedang bermonolog dalam hatinya. Ia membayangkan yang tidak-tidak dengan pria itu. Maksudnya membayangkan jika pria itu menjadi jodohnya pasti ia akan sangat bahagia.
"Ini Tuan, bunganya." Bu Lani memberikan bunga itu padanya, dan pria itu segera membayar bunganya dan kemudian ia pergi. Meskipun pria itu sudah pergi hati Zaira masih saja berbunga-bunga membayangkan pria barusan.
"Oh ya ampun, dia adalah pria yang paling sempurna yang pernah aku lihat." gumam Zaira sambil memegang pipinya dan membayangkan jika ia menikah dengan pria tampan barusan.
Bu Lani hanya tersenyum melihat kelakuan Zaira, menurutnya yang dilakukan Zaira adalah hal wajar. Wajar jika ia mengagumi lawan jenisnya. Apalagi pria barusan memang benar-benar tampan.
"Bu Lani," panggil Aira.
"Ya Zaira, ada apa?"
"Doakan aku berjodoh pria itu," ucapnya mantap, Bu Lani tertawa dan menganggukan kepalanya.
"Iya, semoga dia adalah jodohmu," jawab Bu Lani.
"Astaga, bahkan jantungku sedari tadi menari-nari saat melihatnya, untung saja tidak sampai menyanyi." Zaira menertawakan kebodohannya.
*
*
*
"Ini bunganya ... kau sangat menyebalkan," gerutunya sambil memberikan bunga kepada pria yang ada disampingnya.
"Hanya membeli bunga saja, kenapa wajahmu kau tekuk seperti itu." ejek Rafasya, ya ... pria yang barusan membeli bunga adalah Zayan. Karena permintaan Rafasya ia terpaksa membeli bunga. Itu karena untuk membujuk sang Mommy yang tadi marah padanya. Karena Zayan tidak mau merubah gaya rambutnya.
Namun, Nara bersikukuh jika Zayan harus terlihat rapi. Karena kesal Zayan tidak sengaja marah pada Nara. Hingga Nara merasa sedih dan juga tidak mau bicara padanya. Jadi Rafasya menyarankan untuk memberikan induk ayam itu bunga saja.
"Kenapa harus bunga ini, kenapa tidak bunga bank saja," ucap Zayan.
"Karena Mommy mu tidak membutuhkan bunga uang, uang pemberian Daddy mu sangat banyak." jawab Rafa.
"Benar juga, ngomong-ngomong apa gaya rambutku seperti ini terlihat keren?" tanya Zayan.
"Biasa saja," jawab Rafa.
"Ahhhh benarkan, aku jadi tidak tampan!" kesal Zayan.
"Sudahlah yang penting Mommy mu itu tidak sedih,"
"Benar juga, lalu bagaimana aku memberikan bunga ini pada Mommy?"
"Kau tinggal meminta orang untuk mengantarkannya, makanya gunakan otakmu. Pantas saja Aunty memintamu untuk merapikan rambutmu. Itu karena otakmu mu habis dimakan oleh rambutmu yang jelek itu!"
"Sialan ... !!!
Ini visual Babang Zayan yang rambutnya diminta di rapikan sama Mommy Tweety.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mamaheazkia Azkia
I like.. I like 😍😍😍😍😍😍😍🌹
2024-06-30
0
Qaisaa Nazarudin
Akhirnya doanya di kabulkan oleh para malaikat..🤲🤲😁😁
2024-03-31
0
Zanzan
àñak é sópó íkú rek,.,jék guañtenge....😂😂
2023-10-03
0