"Siapa kau! "
"Siapa aku, bukankah urusanmu! Sebaiknya hentikan apa yang kalian lakukan atau tidak aku akan ... "
"Akan apa, memangnya bocah kecil sepertimu bisa apa?" pria berjas hitam itu tertawa mengejek.
"Oh ya ampun, aku paling tidak suka diremehkan," gumam Zaira, ya dia adalah Zaira yang baru saja pulang makan malam bersama dengan Zein. Waktu perjalanan pulang mereka berdua tidak sengaja melihat ada seseorang yang di keroyok oleh banyak orang. Maka dari itu Zaira dan Zein memutuskan untuk menolongnya.
"Sudahlah anak kecil, pulang sana dan pergilah minum susu,"
"Sudah cukup! Kau jangan memanggilku anak kecil Paman!" ucap Zaira menirukan bocah kecil prindavan yang pandai terbang menggunakan sepeda.
Brugh...
Satu tendangan pun mendarat, hingga pria itu tersungkur.
"Kurang ajar! Serang dia!"
Kemudian orang yang tadi menyerang Zayan pun kemudian menyerang Zaira, Zein pun tidak diam saja ia pun membantu kakaknya yang akan dikeroyok.
"Jangan lukai Kakakku, brengs*k! Zein pun me m u k u l orang-orang yang ada disana. Untung saja kedua kakak beradik ini keduanya adalah sabuk hitam jadi mereka bisa melawan orang-orang itu walaupun mereka agak kewalahan.
Zayan pun kemudian bangkit dan membantu Zaira dan Zein, melihat situasi jelas mereka bertiga kalah jumlah. Kini mereka bertiga berada di tengah -tengah orang jahat itu.
"Kita terkepung," ucap Zein.
"Tenanglah, " ucap Zaira mencoba untuk bersikap tenang.
"Kita kalah jumlah dan kalah tenaga, sebaiknya kita menghindar. Kalian pasti tahu caranya," ucap Zayan. Zaira dan Zein pun mengangguk.
"Kalian sudah terkepung, menyerah saja!" ucap pria itu sambil terbahak.
"Tidak akan!" jawab Rayan kemudian mencoba melawan mereka lagi.
Perkelahian pun terjadi lagi, tapi kali ini mereka bertiga mencari celah untuk melarikan diri. Dan kemudian mereka bertiga pun akhirnya bisa berlari.
"Berhenti kalian!!!" mereka semua terus mengejar ketiga orang itu. Namun, saat Zayan akan berbelok ia ditarik oleh Zaira untuk bersembunyi.
"Diamlah, itu rumahku. Kita pelan-pelan kesana." bisik Zaira, ia menunjukkan sebuah rumah yang tak jauh dari sana, Zayan pun mengangguk setuju. Karena untuk saat ini Zayan berpikir untuk keselamatannya.
Perlahan akhirnya mereka bertiga bisa sembunyi-sembunyi ke arah rumahnya Zaira dan bisa masuk dengan selamat.
"Ahh syukurlah, kita bisa selamat," ucap Zaira sambil mengelus dada.
"Iya, Kak. Kau tidak apa-apa kan?" tanya Zein.
"Tidak, hanya sedikit memar saja tapi tidak apa-apa." jawab Zaira.
Terima kasih kau sudah menolongku, aku akan menunggu keadaan aman setelah itu aku akan pulang," ucap Zayan.
"Sebaiknya kau menginap dulu disini, aku khawatir jika mereka masih berada di luar." Zein mencoba memberi saran, ia memang khawatir karena orang-orang tadi tidak segan-segan untuk menyerang.
"Aku setuju, kau bisa tidur di kamar Zein." Nara pun mengiyakan saran Zein.
"Tapi ... "
"Sudahlah, kau masih sayang nyawamu, kan?" ucap Zaira.
"Tentu saja, makhluk tampan sepertiku terlalu berharga untuk lenyap begitu saja,"
"Masih saja menyebalkan," gumam Zaira mencebikkan bibirnya.
"Kak, kau mengenalnya?" Zein melihat interaksi antara Zaira dan Zayan yang terlihat dekat.
"Dia satu kampus denganku, tapi kami bukan teman. Ehh, Goku ngomong-ngomong siapa orang tadi? Kenapa mereka bisa menyerangmu?" tanya Nara penasaran.
"Mereka adalah musuh-musuh Daddy ku, mereka pasti ingin mengalahkan Daddy jadi mereka mencoba menyerangnya melaluiku. Dan namaku bukan Goku!!!" jawab Zayan yang kemudian ia bersandar di dinding kamar Zein.
"Maksudmu, mereka musuh Daddymu?" tanya Zein
"Iya." Zayan menganggukan kepalanya dengan mata terpejam.
"Oh astaga, jadi kau anak seorang mafia!!! Pantas saja, sebenarnya aku sudah curiga saat pertama kali aku melihatmu. Dari gaya rambutmu yang aneh itu!" ucap Nara.
"Dasar itik jelek jangan bicara sembarangan! Daddy ku bukan mafia. Kami para pengusaha sudah terbiasa dalam hal ini. Persaingan bisnis yang ketat membuat sebagian pengusaha berbuat curang," jelas Zayan.
"Oh, baiklah ya sudah aku tidur dulu. Zein ambilkan bahan masakan corong ungu dan berikan padanya. Wajahnya jelek sekali banyak memarnya.
"Dasar gadis menyebalkan!!!"
*
*
*
Saat tengah malam, Zayan terbangun karena ingin pergi ke kamar mandi. Ia pun kemudian keluar dan mencarinya. Rumah Zaira yang tidak besar membuat Zayan bisa dengan mudahnya menemukan kamar mandi itu.
Setelah selesai Zayan pun kembali ke kamarnya, tapi ia sempat bingung mana kamar Zein karena ada dua kamar berdampingan di depannya.
"Astaga kamarnya yang mana ... Pasti yang ini," gumam Zayan kemudian masuk ke dalam kamar. Saat tertidur Zayan merasa ada yang beda dengan kamar yang ia tiduri sekarang karena ada aroma lembut sekitarnya. Namun, karena ia merasa lelah dan mengantuk ia pun tidak memperdulikannya dan kemudian tertidur dengan nyenyak.
*
*
*
Pagi pun datang menjelang, Zaira merasa sangat nyaman pagi ini terasa hangat dan menyenangkan membuat ia ingin bermalas-malasan saja. Ia merasa seperti sedang berada dalam dekapan hangat seseorang.
'sangat hangat,' batin Zaira.
Di ruang makan semua orang sudah berkumpul untuk sarapan, Zein pun sudah berada disana. Saat terbangun ia tidak melihat Zayan ada di kamarnya dan berpikir mungkin Zayan sudah pulang.
"Zein, dimana kakakmu?" tanya Tama.
"Mungkin masih bersiap," jawab Zein.
"Panggilkan dia," ucap Tama, Zein pun kemudian bangkit tapi langkahnya di hentikan oleh Mirna.
"Biar aku saja yang membangunkannya." Zein pun mengangguk dan kembali duduk. Dan Mirna pun langsung pergi ke kamar Zaira, mulutnya sudah gatal ingin memarahi anak sambungnya itu.
Tanpa mengetuk pintu dulu Mirna pun langsung masuk ke kamar Zaira. Akan tetapi ia sangat terkejut saat melihat pemandangan di depannya. Ia melihat Zaira tengah tidur saling berpelukan bersama dengan seorang pria yang tidak ia kenal.
Apakah semalam Zaira ...
"Aaaaarkhhhh ...!!!
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Typo Zayan thor BUKAN Rayan..😂
2024-03-31
0
🌹🪴eiv🪴🌹
hiyak.....hiyak.......hiyak.....😂
2023-03-04
2
Keser Galby
aaaaaakhhh aku terkejut🤭🤭🤭
2023-01-25
0