Bab 4

Zaira pergi ke kampus dengan menggunakan ojek online saja, tadinya ia ingin menggunakan taksi online akan tetapi ongkos sampai dua kali lipat jadi Zaira mengurungkan niatnya.

Baru saja ia turun dari motor itu, pandangan Zaira langsung mengarah pada seorang pria tampan yang ia lihat tadi pagi di toko bunganya. Betapa sangat bahagia perasaan Zaira, ternyata pria idamannya ini satu kampus dengannya.

"Oh ya ampun, inilah yang dinamakan jodoh. Kemana pun kaki ini melangkah pasti mata ini akan melihatnya," gumam Aira. Sebuah ungkapan yang ia karang, berhasil membuat hatinya semakin senang.

Aira kemudian masuk ke kampus itu, ia pun kemudian berkenalan dengan dengan teman-teman yang lainnya. Sifatnya yang ramah dan mudah akrab dengan orang lain membuatnya menjadi mudah untuk mendapatkan teman.

"Kalian tahu tidak di kampus kita itu ada dua pria yang dijuluki dengan pangeran kampus, pas tadi aku melihatnya. Wahhh wajah mereka benar-benar sangat tampan. Andaikan salah satu dari mereka jadi pacarku aku sangat rela," ucap salah satu seorang gadis disana.

"Memangnya siapa mereka?" tanya Zaira yang merasa penasaran. Jangan-jangan yang dimaksud oleh mereka adalah pria pujaan hatinya.

"Mereka adalah Zayan Guntara dan Rafasya Guntara, mereka adalah pewaris dari keluarga Guntara," jawab Naima salah satu mahasiswi disana.

"Wahhh, mereka kan orang yang sangat kaya." ucap Zaira, dulu ia pernah membaca sebuah artikel tentang tentang keluarga Guntara dan juga membahas tentang perusahaannya yang ada di dalam dan luar negeri. Perusahaan mereka berkembang dengan pesat dan juga sangat besar. Jika mampu bekerja di salah satu perusahaan itu maka kehidupan juga sangat terjamin. Karena perusahaan itu sangat menjamin kesejahteraan karyawannya.

"Kau benar, mereka sangat kaya menikah dengan salah satu anggota keluarga Guntara hidupmu akan terjamin tujuh turunan," jawab Naima.

"Jika hanya sampai tujuh turunan aku kasihan pada keturunan yang kedelapan. bagaimana nasibnya jika hartanya hanya sampai pada keturunan ketujuh saja," jawab Zaira, yang lainnya malah tergelak bahkan ada yang terbahak-bahak.

"Oh astaga, aku baru mendengar ada keturunan kedelapan," sambut tawa renyah dari yang lain. Dan setelah itu, dosen pun masuk ke dalam kelas dan mereka pun menyudahi obrolan mereka.

*

*

*

Setelah jam pelajaran selesai Zaira pergi ke kamar mandi. Namun, karena terburu-buru ia tidak melihat jalan hingga ia menabrak seseorang. hingga Zaira dan orang itu pun terjatuh.

"Aduh maaf ... maaf," ucap Zaira sambil terbangun.

"Hei, pelan-pelan lah jika berjalan! Astaga kau sangat menyebalkan," gerutunya, lalu kemudian ia pun mengambil cermin dan melihat tampilan wajahnya.

"Aku sedang buru-buru maaf," ucap Zaira, ia masih mencoba melihat jelas wajah laki-laki itu karena terus menunduk. Namun, saat ia mengangkat wajahnya Zaira terkejut karena pria itu adalah pria yang ia puja serta ia tanamkan di hatinya dan ia nobatkan sebagai calon pendamping hidupnya. Tapi kenapa sifatnya berbeda, pikir Zaira. Apa mungkin dia kembaran pria itu. Karena saat pagi ia melihatnya menggunakan kemeja yang rapi. Namun sekarang pria ini memakai jaket kulit dan terlihat seperti badboy.

"Gunakan matamu, lihatlah kau merusak tatanan rambutku!" Zayan bertolak pinggang dan memarahi Zaira. Sudah moodnya jelek karena rambutnya di potong Nara. Sekarang baru saja ia perbaiki sedikit - sedikit tapi karena ia terjatuh rambutnya jadi berantakan lagi.

Tidak terima dibentak Zaira pun melawan Zayan. " Hei kau rambut landak. Jika jika kau ingin rambutmu diam dan tidak bergerak Kenapa kau tidak mengoleskan gel untuk rambut saja agar rambutmu itu diam, bukan hanya mengoleskan dengan air yang jika akan kering maka rambut akan berubah seperti semula!!!"

"Ahhh ya ampun, kau seorang boncel berani memarahiku!!!" balas Zayan.

"Boncel! Siapa yang kau panggil boncel heeh... !!!" Zaira melawan Zayan dengan sengit.

"Tentu saja kau memangnya siapa lagi!!! sudah pendek tuli lagi, dasar boncel!!"

"Apa!!! Coba kau bilang sekali lagi!!!"

"Boncel... Boncel....Boncel... Seribu kali kau Boncel!!!"

"Dasar kurang ajar !!!"

"Kenapa kau mau memukulku, anak kecil bisa apa?" ejek Zayan. Cukup sudah Zaira tidak terima di panggil Boncel dan juga di ejek tidak bisa apa-apa.

Tak lama setelah itu ia mundur perlahan, tapi disambut senyum ejekan dari Zayan.

"Kenapa? Kau takut ?" senyum meremehkan muncul di wajah Zayan.

"Aku Zaira, tidak pernah kenal dengan yang namanya takut," ucap Zaira sambil berlari dan melayangkan tinjunya pas di wajah Zayan.

"Rasakan ini, makhluk aneh ....!!!"

Dughh....

Tubuh tinggi itu pun limbung dengan p u k u l a n dari gadis yang ia anggap anak kecil itu.

"Astaga..."

***

Likenya mana nihh 😘😘

Terpopuler

Comments

rosmawar Ishak daud

rosmawar Ishak daud

mantap jangan. mau kalah Dr laki2

2023-07-05

0

Rika Khoiriyah

Rika Khoiriyah

ya ampun🤣🤣🤣

2023-02-27

0

Defi

Defi

Auto ngakak 🤣🤣

2023-01-21

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!