Bab16

Pernikahan antara Zayan dan juga Zaira, tidak bisa dihindari lagi. Mereka berdua harus menikah demi menjaga nama baik masing-masing. Rayan sebenarnya tidak mempermasalahkan jika Zaira berasal dari keluarga sederhana karena Nara istrinya juga berasal dari keluarga sederhana. Namun, perangai dari orangtuanya membuat Rayan kurang suka dengan sikap mereka.

Mereka terlalu materialistis, segala sesuatunya selalu disangkut pautkan dengan materi. Untungnya Rayan bisa dengan mudah membungkam mereka berdua. Rayan memberikan sejumlah uang untuk ayah dan ibu tiri Zaira. Setelah itu mereka tidak boleh mengganggu Zaira. Dan untuk Zein, Nara dan Rayan mengajaknya tinggal bersama. Namun, remaja itu menolaknya dan memilih tinggal di sebuah kost-kostan saja. Ia merasa tidak nyaman jika harus tinggal bersama dengan keluarga baru kakaknya itu.

Dan Rayan pun tidak memaksa Zein, karena Rayan mengerti bagaimana perasaan adik dari menantunya itu. Tapi ia tetap bertanggung jawab sepenuhnya pada Zein. Semua kehidupannya menjadi tanggung jawab Rayan.

Setelah menikah kini Zaira dibawa tinggal di rumah kediaman Guntara. Tapi mereka masih tidur terpisah demi keamanan pabrik bayi, agar jangan dulu berproduksi mengingat jika mereka masih muda. Dan Zayan sangat belum siap menjadi ayah. Bagaimana ia bisa menjadi ayah, kelakuannya saja masih membuat Rayan dan Nara senam jantung. Mereka khawatir jika ia mempunyai bayi, maka bayi mereka akan terkejut mempunyai ayah seperti Zayan, yang tingkat kewarasannya masih setengah-setengah.

Dan disinilah sekarang Zaira, ia sudah berada di rumah Zayan. Acara pernikahan mereka belum di rayakan secara besar-besaran. Pesta resepsinya nanti akan diadakan jika mereka berdua sudah lulus kuliah, begitulah rencana Nara dn juga Rayan.

Zaira sedang membereskan pakaiannya di kamar yang sudah disiapkan oleh Nara. Ia sangat senang melihat Zaira yang sangat cantik juga ceria, ia seperti melihat dirinya sendiri di masa lalu saat melihat menantunya itu.

"Hai Mickey ... " panggil Zayan dan di belakangnya diikuti oleh titisan kuda poni Rafasya. Zaira yang mendengar suara suaminya yang menyebalkan itu hanya mendelik saja. Ia kesal dan sangat sebal melihat tingkah Zayan yang selalu petakilan.

"Berhenti memanggilku Mickey ... namaku Zaira kau dengar itu!" ketus Zaira. Bukannya marah Zayan dan Rafa malah tertawa saja melihat Zaira kesal.

"Lalu aku harus memanggilmu apa, Baby ... atau lopi- lopi? ahhh itu tidak cocok. Kakimu pendek dan tanganmu panjang kau mirip Mickey mouse," jawab Zayan, Rafa yang mendengar ucapan sepupunya langsung tertawa terbahak-bahak. Sudah Rafa duga jika Zayan menikah, ia pasti akan menguji adrenalin istrinya.

Sejenak Zaira menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Zayan dengan tatapan tak bersahabat.

"Waah ... istrimu sangat seram," bisik Rafa.

"Kau baru tahu, dia itu sangat galak. Kau harus berhati-hati, jika tidak dia akan mengeluarkan jurus hame-hame nya padamu," jawab Zayan. Dengan bodohnya Rafa pun hanya mengangguk saja. Membuat Zaira semakin kesal pada dua pria tampan tapi minim akhlak yang ada di depannya ini.

"Hei kau rambut aneh, kau pikir dirimu itu tampan?!" Zaira mulai mengeluarkan tatapan mautnya pada Zayan dan juga Rafa.

"Aku memang tampan, bahkan kau juga jatuh cinta padaku, kan?!" jawab Zayan dengan percaya dirinya.

"Oh astaga, jika saja memakan suami itu diperbolehkan maka aku akan mengunyahmu sekarang juga!"

"Hei pendek, memangnya gigimu yang seperti kelinci itu kuat menggigitku?" ejek Zayan.

"Aku bahkan bisa mengunyahmu sekarang juga!"

"Uhhh aku takut, Rafa lindungi aku dari serangan si Mickey ..." ucap Zayan sambil bersembunyi dibalik punggung Rafa dengan wajah dibuat pura-pura takut pada Zaira.

"Aku akan melindungimu kau tenang saja, Zayan!" jawab Rafa sambil memasang badan sok keren di hadapan Zaira, mereka berdua memang sangat kompak dalam mengerjai Zaira. Hingga kini wajah Zaira benar-benar merah.

"Ayo sekarang kau mau apa, kami berdua dan kau hanya seorang!" ucap Rafa.

"Aku ... aku .... aku ... Huwaaaaa.... " Zaira tiba-tiba menangis dengan kencang. Sudah ia frustasi dengan pernikahannya yang mendadak dan kini ia mendapat suami yang setengah waras membuatnya semakin tertekan saja. Ia sudah tidak bisa menahannya. Dan akhirnya ia menangis dihadapan Rafa dan juga Zayan.

Kedua pemuda tengil ini pun terkejut, melihat Zaira yang tiba-tiba menangis. Mereka pikir jika mereka mengganggunya, maka Zaira akan mengajaknya duel atau bergulat. Nyatanya dia malah menangis, sama sekali tidak sesuai ekspektasi.

Suara berisik dari kamar Zaira mengundang Reyhan yang baru keluar dari kamarnya. Papa kudanil ini pun kemudian melihat putra dan sepupunya sedang mengerjai Zaira sampai menangis. Ia kesal pada dua bocah tengil ini. Hingga jitakan pun meluncur begitu saja pada kepala mereka.

Tak ... Tak ...

"Dasar bocah nakal, beraninya menggaggu perempuan!!!" Reyhan memarahi mereka berdua. Sudah terkejut melihat zaira menangis kini malah datang kudanil yang memarahinya, semoga saja induk ayam tidak datang karena itu akan membuat masalah menjadi semakin runyam.

"Kami hanya bercanda, Mickey saja yang cengeng. Benar kan Mickey ayo mengaku!" ucap Zayan sambil mengelus-elus kepalanya yang terkena serangan kudanil.

"Oh ya ampun, benar-benar dua bocah ini!" kesal Reyhan. Hingga akhirnya ia mengeluarkan jurus jitunya yang ampuh selama bertahun-tahun ini untuk mengontrol kenakalan mereka berdua.

"Naraaaa !!! lihatlah menantumu menangis diganggu oleh Zayan dan Rafa ...!!" teriak Reyhan.

"Oh tidak ... " wajah mereka berdua kini terlihat panik karena sebentar lagi mereka akan terkena amukan induk ayam.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***