Sedangkan Henritz tiba-tiba sudah berada di jalanan sebab tadi saat dia berteleportasi tidak ada niat untuk muncul di tempat manapun karena memang hanya sekedar untuk menghindari Valenesh saja.
"Siapa ya yang mencuri kantong darah di rumah sakit itu?" Henritz terus melangkah sambil memikirkan siapa yang sekiranya patut dicurigai melakukan aksi kejahatan itu.
"Apa mungkin Rodex dan Terex?" Henritz mencoba menerka-nerka. Dalam pikirannya Rodex dan Terex pasti marah karena Henritz telah mengacau di istana, terlebih-lebih telah membuat keduanya terluka.
"Mereka pasti melakukan ini karena ingin memisahkanku dengan Valenesh aku harus mencari tahu," pungkas Henritz begitu yakin. Pria itu langsung meninggalkan dunia manusia dan kembali ke dunia vampir.
"Pangeran ada apa? Kumohon jangan mengacau kembali di istana," mohon pelayan dari ibundanya, Rivanna sekaligus pengasuh Henritz sejak kecil, dimana wanita itu yang telah memberitahukan keberadaan Valenesh saat itu.
"Bibi jangan khawatir saya hanya ingin memata-matai ke-tiga saudara saya, terutama kedua saudara yang suka membuat ulah," jelas Henritz.
"Dimana mereka?" tanyanya lebih lanjut.
"Pangeran Rodex masih belum pulih dari sakitnya, dia belum bangun sejak Pangeran Henritz menyerangnya."
"Belum pulih? Dan mengapa bibi masih memanggil pangeran padanya, bukankah dia sudah menjadi raja?"
"Bagi bibi pangeran Henritz-lah yang berhak dan cocok sebagai raja. Pangeran Rodex sangat tidak pantas sebab dia temperamental dan suka bertindak sesuka hati tanpa memikirkan nasib rakyatnya. Saya berharap Pangeran bisa merebut posisi raja dari dirinya," ucap pelayan itu penuh harap.
"Masalah itu nanti saja saya pikirkan Bi. Apa benar Rodex belum pulih?"
"Iya Pangeran, sampai saat ini belum sembuh dan masih dalam keadaan kritis."
"Kritis?"
"Ya."
"Kalau begitu aku harus berhati-hati, keberadaanku di sini tidak boleh diketahui sebab ibu Sharon pasti akan marah dan dendam padaku."
"Iya pangeran, kau berhati-hatilah!"
"Iya Bi, terus Terex dimana?"
"Dia lumpuh Pangeran dan kehilangan kemampuan terbangnya jadi dia hanya mengurung diri di dalam kamar sejak waktu itu."
"Jadi mereka tidak bisa kemana-mana? Berarti yang melakukan pencurian itu bukanlah Rodex dan Terex, terus siapa?" gumam Henritz.
"Maaf pangeran pencurian apa? Maaf kalau saya lancang bertanya yang bukan merupakan urusan saya." Pelayan itu menunduk takut.
"Tidak apa-apa Bi, meskipun bibi adalah pelayanan di sini, tapi karena bibi adalah pelayan setia ibu maka saya menganggap bibi bukan orang lain, tetapi seperti ibu sendiri. Jadi bibi bebas bertanya apapun padaku asalkan harus tahu situasi."
"Wah terima kasih pangeran, Pangeran membuat bibi bangga dan merasa lebih dihargai."
Henritz mengangguk.
"Di rumah sakit tempat Valenesh bekerja selalu terjadi kehilangan kantong darah. Saya pikir mereka pelakunya, tapi kalau mereka sakit berarti tidak mungkin. Siapa ya kira-kira? Sudahlah Bi saya harus
pergi dari sini sebab kalau sampai ada yang melihat saya mengobrol di sini bersama Bibi, keadaan bibi di sini bisa terancam."
"Iya pangeran, pangeran mau meninggalkan dunia vampir lagi?"
"Setelah melihat keadaan Rodex dan Terex saya akan kembali ke dunia manusia." Setelah berkata demikian Henritz langsung mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Tunggu Pangeran!" Pelayan itu tahu Henritz akan menghilang.
"Ada apa Bi?"
"Atau mungkin pangeran Zorro yang melakukan pencurian itu?"
"Bisa jadi Bi, saya minta bibi awasi pergerakan dia ya, saya akan turun ke dunia manusia dan melakukan penyelidikan di rumah sakit itu barangkali si pencuri meninggalkan jejak yang bisa dideteksi."
"Baik Pangeran."
"Kalau begitu saya pergi Bi dan terima kasih sebelumnya."
Henritz langsung menghilang dan kini berpindah ke kamar Rodex. Henritz menatap Rodex yang kini benar-benar sekarat. Disampingnya ada Sharon yang menjaga dengan air mata berlinang. Bahkan sumpah serapah yang dilayangkan oleh Sharon terhadap Henritz terdengar nyaring di telinga Henritz padahal wanita itu tidak melihat keberadaan dirinya.
"Ayah maafkan aku. Henritz tidak bermaksud mencelakai anak yang lainnya, tapi Henritz terpaksa Melakukan ini ayah sebab mereka yang terlebih dahulu ingin mencelakaiku." Ada rasa sesal saat mengingat sang ayah selalu memperingatkan anak-anaknya semasa hidup.
"Kalian semua jangan sampai terpecah belah hanya karena suatu masalah apalagi sampai harus bermusuhan satu sama lain." Begitu yang sering Fanhouzan tekankan pada putra-putranya.
Sharon menoleh ke arah Henritz dan pria itu tersadar dan langsung menghilang.
Sampai di dunia manusia Henritz lalu mendatangi Harbour Hospital untuk mencari jejak yang mungkin saja tertinggal.
"Semoga ada petunjuk," ucap Henritz saat sampai di ruangan Bank Darah. Namun, Henritz sedikit ragu untuk melakukan penyelidikan sekarang sebab ada seorang pria yang bertugas di sana.
Smith yang bertugas shift hari itu tampak menguap beberapa kali membuat Henritz yakin akan melanjutkan aksinya.
"Aku mengantuk sekali karena semalaman harus mencari adikku yang tiba-tiba menghilang begitu saja. Tidur sebentar tidak apa-apa, kan? Sepertinya tidak apa-apa karena tidak ada yang meminta darah juga." Pria itu langsung menelungkupkan wajahnya di atas meja dan menutup mata. Tidak membutuhkan waktu lama, bahkan dia langsung tertidur seketika.
Sepertinya Smith belum tahu apa-apa, terutama tentang pencurian kantong darah lagi dan pemecatan Valenesh. Tadi saat menerima telepon dari Anne untuk bertukar shift, dia langsung terburu-buru berangkat ke rumah sakit.
"Tunggu! Itu apa?" Henritz tidak sengaja melihat sesuatu yang tersangkut di meja yang posisinya tepat berada di sebelah kanan kepala Smith.
Dengan pelan sekali Henritz melangkah dan meraih benda yang berbentuk bulu-bulu halus itu.
"Ini benar-benar bulu asli?" Henritz meneliti bulu di tangannya.
"Sepertinya aku tahu ini bulu apa."
Henritz langsung terbelalak saat menyadari bulu siapa yang ada di tangannya saat ini.
"Bulu manusia serigala? Jadi selama ini mereka yang melakukan pencurian kantong darah? Tapi untuk apa? Bukankah semua darah di dunia vampir sudah dijarah oleh manusia serigala?"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ir Syanda
Oh aku baru tahu manusia serigala juga doyan darah ...🤔
2023-03-11
0
Ir Syanda
Pray for Rodex wkwkwk
2023-03-11
0
Ir Syanda
Ayo kita cari tahu ... pertama2 kita curigai dulu saudara2 mu itu 😁 terus ...
2023-03-11
0