Bab 2. Pria Tampan Yang Lemah Dan Bodoh

Malam mencekam, awan menggantung dan terlihat kilatan cahaya di langit. Suara guntur sesekali terdengar. Valenesh yang baru pulang dari stadion sehabis menonton acara sepakbola bareng di layar lebar, menyetir mobilnya dengan kencang sebab memprediksi sebentar lagi akan turun hujan.

Saat menyetir mobilnya itu samar-samar dia melihat benda jatuh dari langit.

Bruk.

Ckiiit!

Valenesh mengerem mobilnya secara mendadak kala melihat benda besar menghalangi pandangannya ke depan.

"Benda apa itu?" Valenesh turun dari mobil untuk memeriksanya.

Gadis itu kaget saat melihat sesosok makhluk yang terbaring tidak berdaya di tengah jalan beraspal. Mahkluk itu terlihat sangat besar.

Dengan langkah pelan Valenesh mendekat. Semakin dekat semakin kecil benda itu di mata Valenesh.

"Tolong aku! Tolong!" Terdengar suara pria yang meminta tolong.

"Apakah itu manusia?" valenesh sedikit ragu untuk melanjutkan langkahnya.

"Auw, sakit tolong aku! Ada manusia, kah di sini?"

"Benar itu manusia dan suara minta tolong berasal dari benda itu."

Valenesh yang mempunyai rasa kemanusiaan tinggi pun berlari mendekat dan menyorot benda tersebut dengan senter handphone-nya.

Dia kaget ketika melihat seorang pria tampan dengan tubuh penuh luka berbaring tak berdaya.

Valenesh mendekatinya lebih dekat lagi. "Kamu kenapa?"

"Aku dirampok, mobil dan dompetku dibawa kabur. Tolong aku, aku sudah tidak kuat! Aaarggh!" Pria itu mengerang kesakitan.

"Baiklah, ayo aku bantu berdiri. Kita ke mobil sekarang!"

Pria itu mengangguk dan Valenesh memapah pria itu hingga masuk ke dalam mobil.

Valenesh pun membawa pria itu ke rumah karena jaraknya lebih dekat dibandingkan dengan rumah sakit.

Sampai di rumah, Valenesh mendudukkan tubuh pria tersebut di atas sofa ruang tamu lalu menghidupkan lampu di ruangan tengah rumahnya itu.

Henritz Fanhouzan nama pria itu. Dia begitu kaget saat Valenesh menghidupkan lampu karena sedikit silau. Dia langsung menutup matanya.

"Kenapa ditutupi begitu?" Valenesh Falencia menyingkirkan tangan di wajah Henritz.

Setelah tangan pria itu tidak menghalangi wajah Henritz lagi, Valenesh kaget sebab orang yang ditolongnya itu sangat tampan sekali seperti orang korea.

"Siapa namamu dan kenapa sampai seperti ini?"

"Bukankah sudah kukatakan tadi aku dirampok, mengapa masih bertanya lagi?" Henritz balik bertanya.

"Oh iya saya lupa. Sorry habisnya aku terpana melihat wajahmu yang begitu tampan dan mirip dengan Jungkook," ucap Valenesh terkekeh lalu bangkit untuk mengambil kotak obat.

"Jungkook siapa?" tanya Henritz saat Valenesh kembali ke sisinya dan mencoba mengobati luka-luka di tubuhnya.

"Auw." Henritz meringis kesakitan.

"Sakit?"

"Perih."

"Nanti akan hilang sendiri."

Henritz mengangguk.

"Beristirahatlah!" perintah Valenesh saat sudah menyelesaikan pekerjaan membersihkan dan mengobati luka-luka Henritz.

"Katakan dulu siapa Jungkook!" Henritz penasaran.

"Kamu benar-benar tidak tahu?"

Henritz menggeleng.

"Oh ya kamu pasti tidak tahu, kalau cowok tuh pasti tahunya black pink bukan BTS," ujar Valenesh membuat Henritz mengerutkan dahi semakin tidak mengerti.

"Jungkook tuh salah satu anggota dari grup band korea. Salah satu band ternama yang terkenal dan mendunia."

"Oh." Barulah Henritz bisa memahami bahwa yang dimaksud Valenesh adalah penyanyi band.

"Oh ya siapa namamu tadi? Masa aku harus panggil Jungkook KW sih?" Valenesh tertawa renyah membuat rona wajahnya semakin bersinar diterpa sinar lampu kristal yang menggantung tepat di atasnya.

"Dia cantik sekali. Andai dia juga vampir, setelah berhasil mengalahkan Rodex, Geof, dan Terex aku pasti membawanya ke istana untuk dijadikan permaisuri," batin Henritz.

"Ya sudah aku panggil Jungkook saja," ujar Valenesh sebab Henritz tidak menjawab pertanyaannya.

"Namaku Henritz Fanhouzan. Kau boleh memanggilku Henritz."

"Henritz? Nama yang bagus. Oh ya kamarmu yang di sana!" Valenesh menunjuk ke arah kamar yang ada di pojok ruangan.

Henritz menatap kamar yang ditunjukkan oleh Valenesh lalu mengangguk.

Sepersekian detik kemudian Valenesh bangkit dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya sendiri yang berada di lantai 3.

Henritz yang masih berada di sofa merasa kelaparan. Dilemparkan dari tempat yang sangat tinggi tidak hanya membuat tubuhnya terluka, tetapi juga remuk dari dalam. Henritz merasa tidak punya kekuatan sama sekali bahkan untuk berjalan pun dia rasanya tidak sanggup.

"Darah, aku harus mendapatkan darah saat ini juga untuk memulihkan kekuatanku." Henritz lalu teringat dengan benda cair yang berwarna merah yang tadi sempat dioleskan Valenesh pada lukanya.

Segera Henritz meraih kotak obat yang ditinggalkan oleh Valenesh begitu saja di atas meja. Henritz membuka kotak tersebut dan mengambil povidone iodine di dalamnya.

"Lumayan walaupun hanya sedikit siapa tahu bisa membuatku berjalan dan mencari darah yang lainnya." Henritz membuka tutup botol povidone iodine lalu menciumnya.

"Kok baunya beda ya dengan darah biasanya? Ah mungkin ini yang dimaksud darah murni oleh ayah sewaktu masih hidup. Makanya wanita tadi mengoleskan pada luka-lukaku karena darah murni memang mempunyai keunikan tersendiri." Henritz langsung meneteskan obat merah itu di lidahnya.

"Ah, kenapa rasanya pahit dan asam?" Henritz mengecap tetesan obat merah di lidahnya.

"Bodoh! Kan darah murni rasanya memang unik." Henritz meraih gunting yang berada di sebelah povidone iodine itu lalu menggunting leher botol povidone iodine agar bisa langsung meminumnya dengan sekali tegukan untuk mengurangi rasa pahit di lidahnya.

Slurp.

Selesai meneguk obat merah atau povidone iodine itu Henritz menyandarkan tubuhnya untuk menunggu reaksi dari benda cair berwarna merah yang dia anggap adalah darah murni itu.

Beberapa saat kemudian jantung Henritz berdegup kencang dan lidahnya terasa terbakar.

"Ah panas!" teriak Henritz dengan suara yang menggelegar sambil mengibaskan tangan di depan mulutnya yang menganga.

Valenesh yang baru saja menyelesaikan mandi malamnya dengan air hangat langsung mengambil bathrobe panjangnya dan berlari keluar kamar. Setelahnya dia memilih turun ke lantai dasar dengan mengunakan lift agar lebih cepat sampai.

"Kau kenapa lagi?" tanya Valenesh sambil berlari ke arah Henritz.

"Lidah dan mulutku terasa panas, hah, hah, hah," sahut Henritz sambil menjulurkan lidahnya keluar.

"Kau meminum ini?" tanya Valenesh langsung saat melihat botol povidon iodine sudah tergeletak sembarangan dalam keadaan kosong.

Henritz mengangguk.

"Oh God! Apa mau dia sebenarnya?" keluh Valenesh.

"Aku ingin lekas sembuh, jadi lebih cepat kalau aku meminumnya, kan daripada hanya mengoleskan saja pada luka?" Tidak mungkin Henritz berkata jujur bahwa dirinya menganggap cairan itu adalah darah. Bisa curiga nanti Valenesh tentang dirinya yang bukanlah manusia.

"Bodoh! Ayo kita ke rumah sakit!"

Akhirnya Valenesh membawa Henritz ke ruang IGD rumah sakit tempatnya bekerja.

Di belahan dunia lain, Rodex dan Terrex malah senang melihat Henritz ditolong oleh Valenesh sebab dengan kehadiran Henritz di samping Valenesh, mereka tidak perlu khawatir kejahatan mereka ditemukan. Pihak rumah sakit pasti akan menyangka bahwa Henritz, lah pelaku pencurian kantong darah yang selama ini terjadi.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Pink Blossom

Pink Blossom

oh trnyta yg slma ini jd pencuri itu rodex dn adik kndung'y henritz

2023-03-05

1

Pink Blossom

Pink Blossom

darah murni? jgn² veleseh pemilik drh murni jd

2023-03-05

0

Pink Blossom

Pink Blossom

itu bkn drh henritz

2023-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kehilangan Kantong Darah
2 Bab 2. Pria Tampan Yang Lemah Dan Bodoh
3 Bab 3. Takut Cahaya Matahari
4 Bab 4. Pencuri Kantong Darah
5 Bab 5. Diusir
6 Bab 6. Kembali Bersama.
7 Bab 7. Kecewa
8 Bab 8. Diculik
9 Bab 9. Depresi
10 Bab 10. Pertolongan Henritz
11 Bab 11. Pernyataan Cinta
12 Bab 12. Membeli club
13 Bab 13. Persiapan Liga Domestik
14 Bab 14. Dipecat
15 Bab 15. Penyelidikan
16 Bab 16. Henritz Vs Manusia Serigala
17 Bab 17. Kemarahan Manusia Serigala.
18 Bab 18. Mengintai
19 BAB 19. Valenesh Sakit.
20 BAB 20. Menjadi Manager Club
21 Bab 21. Pria Misterius
22 Bab 22. Cincin Untuk Henritz
23 Bab 23. Tamu Tak Diundang
24 Bab 24. Musuh Dalam Selimut
25 Bab 25. Melenyapkan Kekey
26 Bab 26. Terjebak di Dunia Vampir
27 Bab 27. Tak Sengaja Menjadi Mata-mata
28 Bab 28. Pura-pura
29 Bab 29. Menemukan Jejak
30 Bab 30. Praduga
31 Bab 31. Laporan Kekey
32 Bab 32. Valenesh Meninggal
33 Bab 33. Rodex Yang Sebenarnya
34 Bab 34. Henritz Murka
35 Bab 35. Kejahatan Lain Yang Terungkap
36 Bab 36. Tiada Maaf
37 Bab 37. Kewarasan
38 Bab 38. Bangun Dari Tidur Panjang
39 Bab 39. Banyak Yang Berubah
40 Bab 40. Juara 1 Liga Champions
41 Bab 41. Will You Marry Me?
42 Bab 42. Pengumuman Pernikahan
43 Bab 43. Rencana Jahat Ansel
44 Bab 44. Hari Pernikahan
45 Bab 45. Bisakah Hamil?
46 Bab 46. Ketakutan Henritz (1)
47 Bab 47. Ketakutan Henritz (2)
48 Bab 48. Siapa Itu?
49 Bab 49. Siaga
50 Bab 50. Ansel Tertangkap
51 Bab 51. Mimpi Valenesh
52 Bab 52. Ada Ansel di Istana
53 Bab 53. Informasi Tak Terduga
54 Bab 54. Ansel Ganda
55 Bab 55. Rahasia Henritz
56 Bab 56. Maafkan Aku
57 Bab 57. Malam Penobatan
58 Bab 58. Tabir Yang Terkuak
59 Bab 59. Serangan Mendadak
60 Bab 60. Pertempuran
61 Bab 61. Pengorbanan Valenesh
62 Bab 62. Jelang Melahirkan
63 Bab 63. Akhir Kisah
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kehilangan Kantong Darah
2
Bab 2. Pria Tampan Yang Lemah Dan Bodoh
3
Bab 3. Takut Cahaya Matahari
4
Bab 4. Pencuri Kantong Darah
5
Bab 5. Diusir
6
Bab 6. Kembali Bersama.
7
Bab 7. Kecewa
8
Bab 8. Diculik
9
Bab 9. Depresi
10
Bab 10. Pertolongan Henritz
11
Bab 11. Pernyataan Cinta
12
Bab 12. Membeli club
13
Bab 13. Persiapan Liga Domestik
14
Bab 14. Dipecat
15
Bab 15. Penyelidikan
16
Bab 16. Henritz Vs Manusia Serigala
17
Bab 17. Kemarahan Manusia Serigala.
18
Bab 18. Mengintai
19
BAB 19. Valenesh Sakit.
20
BAB 20. Menjadi Manager Club
21
Bab 21. Pria Misterius
22
Bab 22. Cincin Untuk Henritz
23
Bab 23. Tamu Tak Diundang
24
Bab 24. Musuh Dalam Selimut
25
Bab 25. Melenyapkan Kekey
26
Bab 26. Terjebak di Dunia Vampir
27
Bab 27. Tak Sengaja Menjadi Mata-mata
28
Bab 28. Pura-pura
29
Bab 29. Menemukan Jejak
30
Bab 30. Praduga
31
Bab 31. Laporan Kekey
32
Bab 32. Valenesh Meninggal
33
Bab 33. Rodex Yang Sebenarnya
34
Bab 34. Henritz Murka
35
Bab 35. Kejahatan Lain Yang Terungkap
36
Bab 36. Tiada Maaf
37
Bab 37. Kewarasan
38
Bab 38. Bangun Dari Tidur Panjang
39
Bab 39. Banyak Yang Berubah
40
Bab 40. Juara 1 Liga Champions
41
Bab 41. Will You Marry Me?
42
Bab 42. Pengumuman Pernikahan
43
Bab 43. Rencana Jahat Ansel
44
Bab 44. Hari Pernikahan
45
Bab 45. Bisakah Hamil?
46
Bab 46. Ketakutan Henritz (1)
47
Bab 47. Ketakutan Henritz (2)
48
Bab 48. Siapa Itu?
49
Bab 49. Siaga
50
Bab 50. Ansel Tertangkap
51
Bab 51. Mimpi Valenesh
52
Bab 52. Ada Ansel di Istana
53
Bab 53. Informasi Tak Terduga
54
Bab 54. Ansel Ganda
55
Bab 55. Rahasia Henritz
56
Bab 56. Maafkan Aku
57
Bab 57. Malam Penobatan
58
Bab 58. Tabir Yang Terkuak
59
Bab 59. Serangan Mendadak
60
Bab 60. Pertempuran
61
Bab 61. Pengorbanan Valenesh
62
Bab 62. Jelang Melahirkan
63
Bab 63. Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!