Bab 10. Pertolongan Henritz

Henritz pun melempar kembali benda-benda yang ada di dekatnya. Setelah itu dia langsung menendang tembok dengan kasar.

"Arrgh!"

Disaat Hendritz kacau dan putus asa, pria itu malah melihat keanehan di sekitarnya. Benda-benda yang dilemparkannya tadi malah beterbangan sebelum akhirnya menyentuh lantai.

Pria itu tertegun dan menganga.

"Mengapa ini bisa terjadi?" tanyanya heran. Henritz jadi teringat akan kekuatannya dulu yang bisa menggerakkan benda-benda. Pria itu kemudian melempar meja yang ada di depannya. Benar saja, benda itu terlihat melayang di udara.

Setelah Henritz mengarahkan benda tersebut ke asalnya benda itu turun kembali dan terlihat rapi di tempatnya semula.

"Tidak, ini tidak mungkin." Henritz tidak bisa percaya begitu saja dengan apa yang dilihatnya tadi. Sekarang pria itu mencoba memindahkan televisi LED yang menempel di dinding ke tempat lainnya dan percobaannya berhasil.

"Jadi kekuatanku sudah pulih, sejak kapan? Kenapa aku tidak bisa merasakannya?" Henritz terlihat antusias dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Dia langsung mencoba menggunakan kekuatan teleportasinya.

Henritz memejamkan mata sambil menangkup kedua tangan di depan dada.

"Rumah sakit!"

Henritz membayangkan rumah sakit tempat Valenesh bekerja, dan benar saja tidak sampai hitungan menit dirinya sudah berada di rumah sakit Harbour Hospital.

"Yes aku berhasil, kekuatanku sudah kembali." Henritz begitu senang.

Dia langsung melakukan hal yang sama seperti tadi. Namun, dalam bayangannya sekarang adalah istana kerajaan orang tuanya.

"Ornin Palace!"

Wuss.

Cling.

Kini Henritz sudah berada dalam istananya.

"Akhirnya aku bisa menapakkan kakiku di sini lagi." Henritz benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Henritz kau–!" Zorro kaget melihat Henritz tiba-tiba sudah berada dalam istana.

"Kenapa kamu kaget? Apa kamu pikir aku tidak akan bisa kembali lagi ke sini?" Henritz tersenyum mengejek.

"Kau memang bisa kembali, sayangnya sudah terlambat sebab pengangkatan pemimpin kerajaan sudah dipercepat. Semalam Rodex sudah diangkat menjadi raja. Jadi kedatanganmu ke istana ini hanya sia-sia belaka."

"Dimana kalian menawan Valenesh?" tanya Henritz langsung. Dia tidak ingin membuang-buang waktu. Dia tidak perduli dengan informasi yang diberikan oleh Zorro. Informasi yang sekaligus merupakan ejekan untuk dirinya.

"Saya tidak tahu," jawab Zorro karena memang dirinya tidak tahu-menahu soal Valenesh.

"Wanita yang dibawa Rodex dan Terex," ujar Henritz sekali lagi.

"Saya tidak tahu," jawab Zorro lagi.

"Dasar pembohong, kau dan kedua saudaramu itu sudah bersekongkol untuk menghancurkanku, bukan? Kenapa tidak sekalian, kalian bunuh aku saja!" geram Henritz.

"Kau berbicara apa? Kau amnesia ya? Mereka berdua itu saudaramu, bahkan pertalian antara kau dan Terex lebih dekat daripada aku."

"Ah sudahlah aku tidak ingin berbasa-basi. Valenesh dimana kamu!" teriak Henritz hingga suaranya memenuhi seluruh ruangan istana.

"Henritz apa-apaan sih kamu!" protes Sharon, permaisuri satu-satunya yang masih hidup dari mendiang Fanhouzan.

"Ibu! Katakan dimana ibu menyembunyikan wanitaku! Kalau tidak aku akan hancurkan istana ini!" kecam Henritz.

"Henritz sabarlah! Semua bisa dibicarakan baik-baik," ujar Sharon dengan nada suara yang halus.

"Hmm, kalau Rodex saja yang salah ibu mengatakan bisa dibicarakan dengan baik-baik, tapi kalau Henritz yang salah ibu akan menyuruh anak- anak ibu yang lain menyeret tanpa ampun dan dengan kasar. Ibu benar-benar seorang wanita yang pilih kasih." Henritz tersenyum sinis. Dari dulu Henritz tidak pernah bisa menyukai ibu tiri yang satu ini.

"Ya sudah cari sendiri yang kau cari, lagipula saya juga tidak tahu Rodex membawa wanita atau tidak ke tempat ini," ucap Sharon dengan suara datar.

"Munafik!" teriak Henritz.

"Rodex! Terex! Keluar kau!"

"Pengawal seret dia! Sepertinya kehadirannya ke tempat ini untuk mengacau saja!" perintah Sharon pada anak buahnya.

"Kupikir untuk mengucapkan selamat pada Rodex, putraku," lirih Sharon dengan senyuman mengejek.

Orang-orang pun langsung bergerak untuk menangkap Henritx.

"Tunggu dulu! Saya tidak akan mengacau jika kalian mengatakan dimana Rodex menahan kekasihku!" seru Henritz.

"Sayangnya saya tidak akan mengatakan, hahaha." Sharon tertawa renyah.

"Anak dan ibu sama-sama biadab!" kesal Henritz.

"Rodex keluar kau! Hadapi aku kalau berani!" teriak Henritz lalu mencari Rodex di setiap penjuru ruangan.

"Tangkap dia!" perintah Sharon lagi. Namun, Henritz selalu dapat menangkas setiap pukulan dari tangan lawan. Ya anak buah ayahnya yang sedari dulu patuh padanya kini balik menyerang Henritz hanya karena sudah terpengaruh oleh Sharon dan Rodex.

"Tidak ada. Dimana dia menyembunyikan Valenesh?" Sudah berapa ruangan Henritz memeriksanya, tetapi tidak berhasil menemukan Valenesh juga.

"Pangeran wanita yang Anda cari ada di dalam kamar mendiang permaisuri Revanna," bisik seorang pelayan dengan tubuh bergetar. Dia takut ada yang melihat dia mengadu pada Henritz, bisa-bisa dia dihukum gantung oleh Sharon.

"Dia membawa Valenesh ke kamar ibu?"

Wanita itu mengangguk lalu bergegas pergi.

Henritz mengangguk-angguk lalu bergegas menuju kamar mendiang ibu kandungnya.

Di dalam ruangan.

"Ayolah Nona jangan pernah jual mahal! Kau tahu aku sekarang adalah raja di tempat ini. Jadi, jika kamu menurut padaku kau akan mendapatkan apapun yang kamu mau," bujuk Rodex. Dari kemarin dia selalu merayu Valenesh agar berpaling dari Henritz. Apapun yang menjadi milik Henritz akan menjadi miliknya. Begitulah ambisi hidup Rodex.

"Cuih, aku tidak sudi disentuh oleh vampir jelek sepertimu." Valenesh meludahi wajah Rodex.

"Kau masih berani meludahiku ya? Mau ku tampar seperti kemarin?" Rodex menyeringai.

Plak! Plak! Plak!

Rodex menampar pipi Valenesh beberapa kali. Seperti biasa Valenesh hanya meringis tanpa mau sedikit pun meneteskan air mata.

"Kau akan menyesal jika Henritz melihat kalian berlaku kasar seperti ini!" teriak Valenesh dengan rambut yang sudah berantakan dan wajah penuh lebam sebab sejak dibawanya ke tempat ini, Valenesh tidak pernah luput dari siksaan karena suka melawan.

"Henritz datang kemari? Mimpi sajalah kau! Ha-ha-ha." Rodex dan Terex tertawa mengejek secara bersamaan.

"Kau kira aku bodoh hah? Dari kemarin aku hanya bermain-main denganmu, tapi sekarang tidak lagi. Terex pegang dia agar tidak memberontak.

"Baik Rod." Terex pun segera memegang tubuh Valenesh.

"Kau tahu Terex? Menghancurkan

dia sama halnya dengan menghancurkan Henritz, hahaha."

Valenesh menggertakkan giginya. Dia benar-benar benci pada pria pengecut seperti Rodex.

Rodex pun mendekatkan wajahnya ke wajah Valenesh. Wanita itu hanya bisa memalingkan muka sebab tangan dan kakinya dikekang di atas ranjang.

Melihat wajah Valenesh berpaling, Terex menarik paksa agar menghadap ke atas seperti semula. Saat itu Rodex pun tersenyum menyeringai lalu hendak mencium wajah Valenesh.

Brak!

Henritz membuka pintu dengan kasar. Matanya terlihat murka melihat Rodex akan mencium wajah Valenesh yang sudah tampak kacau.

"Jangan sentuh Valeneshku atau aku hancurkan kalian berdua!" ancam Henritz.

Semua orang kaget dan langsung menoleh.

"Henritz?" Keduanya terbelalak tidak percaya. Valenesh sendiri tersenyum melihat kedatangan pria yang sangat dirindukannya itu.

"Akhirnya kau datang juga, aku percaya kau akan menolongku," ujar Valenesh dan Henritz hanya menjawab dengan anggukan.

Henritz langsung mengamuk sebab melihat Rodex hampir saja mencium wajah Valenesh.

"Tidak akan kubiarkan kalian menyentuh Valeneshku!" teriak Henritz lagi dengan ekspresi wajah murka.

Lalu pria itu berlari dengan cepat dan membanting tubuh Rodex ke udara. Semua orang tidak terima dengan perlakuan kasar Henritz. Mereka semua yang mengikuti Henritz sedari tadi, ikut campur sehingga terjadi pertarungan sengit.

Valenesh yang melihat Henritx dikeroyok hingga babak belur, tubuhnya terlihat bergetar. Jujur meskipun dia masih kesal pada Henritz, wanita itu ada perasaan lebih kepada pria itu. Perasaan yang entah, dia tidak bisa mengungkapkannya, tapi yang dia tahu dia menyayangi Henritx dan tidak ingin berpisah dengan Henritz lagi.

"Aduh," ringis Henritz.

Tubuh Henritz membentur dinding. Sudut bibirnya mengeluarkan darah. Ternyata kemampuannya masih belum bisa menandingi banyak orang dalam satu waktu.

Saat Henritz lemah, Valenesh berterik, "Henritz mendekatlah!"

Rodex, Terrex, dan Zorro terlihat tertawa melihat Henritz dan Valenesh sama-sama berada dalam keadaan kacau.

"Benar-benar pasangan yang miris, mengenaskan! Hahahaha...."

Henritz mendekat ke arah Valenesh dengan cara merosot di lantai. Dia benar-benar lemah kali ini. Sontak hal itu menjadi tertawaan semua vampir yang ada di sana.

"Henritz kau butuh darah, hisaplah darahku!" bisik Valenesh di telinga Henritz.

Henritz menggeleng. Dia tidak tega melihat tubuh Valenesh yang kurus dan kacau padahal baru dua hari Valenesh berada di dunia vampir. Entah sekeras apa Rodex dan Terex menyiksanya.

"Hisaplah agar kau bisa menyelamatkanku! Dengan menghisap darahku kau akan mendapatkan kekuatan dua kali lebih besar!" Valenesh masih berbicara dengan suara lirih agar tidak terdengar oleh orang lain.

Wanita itu sebenarnya sudah tahu bahwa dirinya memiliki darah murni dari penjelasan ayahnya dulu, makanya dia selalu memakai kalung pemberian ayahnya itu agar tidak terdeteksi oleh vampir-vampir jahat bahwa dirinyalah pemilik darah murni yang menjadi incaran setiap vampir yang ingin memiliki kekuatan lebih dan menguasai dunia.

Henritz tetap menggeleng. Dia tidak mau membahayakan tubuh Valenesh.

"Kumohon! Setelah itu bawa aku kembali ke duniaku." Valenesh tampak memelas.

Tidak ada cara lain selain yang ditawarkan Valenesh. Kalau cara itu tidak diambil keduanya bisa mati mengenaskan di istana itu.

"Baiklah." Akhirnya dengan terpaksa Henritx mendekatkan mulutnya ke bahu Valenesh dan mengisap darah wanita itu.

Aksi Henritz membuat semua vampir yang melihatnya semakin tertawa mengejek.

"Dia mau menolong apa minta tolong sih?" ledek Rodex.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

🛡️Change⚔️ Name🛡️

🛡️Change⚔️ Name🛡️

Wow keren 👍

2023-03-04

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Henritz : Bodo amad 😂

2023-03-04

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Teleportasi ... Ah~ Andai punya kekuatan seperti itu, bakalan langsung bawa sekeluarga ke mekah, terus berhaji bersama 😂

2023-03-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kehilangan Kantong Darah
2 Bab 2. Pria Tampan Yang Lemah Dan Bodoh
3 Bab 3. Takut Cahaya Matahari
4 Bab 4. Pencuri Kantong Darah
5 Bab 5. Diusir
6 Bab 6. Kembali Bersama.
7 Bab 7. Kecewa
8 Bab 8. Diculik
9 Bab 9. Depresi
10 Bab 10. Pertolongan Henritz
11 Bab 11. Pernyataan Cinta
12 Bab 12. Membeli club
13 Bab 13. Persiapan Liga Domestik
14 Bab 14. Dipecat
15 Bab 15. Penyelidikan
16 Bab 16. Henritz Vs Manusia Serigala
17 Bab 17. Kemarahan Manusia Serigala.
18 Bab 18. Mengintai
19 BAB 19. Valenesh Sakit.
20 BAB 20. Menjadi Manager Club
21 Bab 21. Pria Misterius
22 Bab 22. Cincin Untuk Henritz
23 Bab 23. Tamu Tak Diundang
24 Bab 24. Musuh Dalam Selimut
25 Bab 25. Melenyapkan Kekey
26 Bab 26. Terjebak di Dunia Vampir
27 Bab 27. Tak Sengaja Menjadi Mata-mata
28 Bab 28. Pura-pura
29 Bab 29. Menemukan Jejak
30 Bab 30. Praduga
31 Bab 31. Laporan Kekey
32 Bab 32. Valenesh Meninggal
33 Bab 33. Rodex Yang Sebenarnya
34 Bab 34. Henritz Murka
35 Bab 35. Kejahatan Lain Yang Terungkap
36 Bab 36. Tiada Maaf
37 Bab 37. Kewarasan
38 Bab 38. Bangun Dari Tidur Panjang
39 Bab 39. Banyak Yang Berubah
40 Bab 40. Juara 1 Liga Champions
41 Bab 41. Will You Marry Me?
42 Bab 42. Pengumuman Pernikahan
43 Bab 43. Rencana Jahat Ansel
44 Bab 44. Hari Pernikahan
45 Bab 45. Bisakah Hamil?
46 Bab 46. Ketakutan Henritz (1)
47 Bab 47. Ketakutan Henritz (2)
48 Bab 48. Siapa Itu?
49 Bab 49. Siaga
50 Bab 50. Ansel Tertangkap
51 Bab 51. Mimpi Valenesh
52 Bab 52. Ada Ansel di Istana
53 Bab 53. Informasi Tak Terduga
54 Bab 54. Ansel Ganda
55 Bab 55. Rahasia Henritz
56 Bab 56. Maafkan Aku
57 Bab 57. Malam Penobatan
58 Bab 58. Tabir Yang Terkuak
59 Bab 59. Serangan Mendadak
60 Bab 60. Pertempuran
61 Bab 61. Pengorbanan Valenesh
62 Bab 62. Jelang Melahirkan
63 Bab 63. Akhir Kisah
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kehilangan Kantong Darah
2
Bab 2. Pria Tampan Yang Lemah Dan Bodoh
3
Bab 3. Takut Cahaya Matahari
4
Bab 4. Pencuri Kantong Darah
5
Bab 5. Diusir
6
Bab 6. Kembali Bersama.
7
Bab 7. Kecewa
8
Bab 8. Diculik
9
Bab 9. Depresi
10
Bab 10. Pertolongan Henritz
11
Bab 11. Pernyataan Cinta
12
Bab 12. Membeli club
13
Bab 13. Persiapan Liga Domestik
14
Bab 14. Dipecat
15
Bab 15. Penyelidikan
16
Bab 16. Henritz Vs Manusia Serigala
17
Bab 17. Kemarahan Manusia Serigala.
18
Bab 18. Mengintai
19
BAB 19. Valenesh Sakit.
20
BAB 20. Menjadi Manager Club
21
Bab 21. Pria Misterius
22
Bab 22. Cincin Untuk Henritz
23
Bab 23. Tamu Tak Diundang
24
Bab 24. Musuh Dalam Selimut
25
Bab 25. Melenyapkan Kekey
26
Bab 26. Terjebak di Dunia Vampir
27
Bab 27. Tak Sengaja Menjadi Mata-mata
28
Bab 28. Pura-pura
29
Bab 29. Menemukan Jejak
30
Bab 30. Praduga
31
Bab 31. Laporan Kekey
32
Bab 32. Valenesh Meninggal
33
Bab 33. Rodex Yang Sebenarnya
34
Bab 34. Henritz Murka
35
Bab 35. Kejahatan Lain Yang Terungkap
36
Bab 36. Tiada Maaf
37
Bab 37. Kewarasan
38
Bab 38. Bangun Dari Tidur Panjang
39
Bab 39. Banyak Yang Berubah
40
Bab 40. Juara 1 Liga Champions
41
Bab 41. Will You Marry Me?
42
Bab 42. Pengumuman Pernikahan
43
Bab 43. Rencana Jahat Ansel
44
Bab 44. Hari Pernikahan
45
Bab 45. Bisakah Hamil?
46
Bab 46. Ketakutan Henritz (1)
47
Bab 47. Ketakutan Henritz (2)
48
Bab 48. Siapa Itu?
49
Bab 49. Siaga
50
Bab 50. Ansel Tertangkap
51
Bab 51. Mimpi Valenesh
52
Bab 52. Ada Ansel di Istana
53
Bab 53. Informasi Tak Terduga
54
Bab 54. Ansel Ganda
55
Bab 55. Rahasia Henritz
56
Bab 56. Maafkan Aku
57
Bab 57. Malam Penobatan
58
Bab 58. Tabir Yang Terkuak
59
Bab 59. Serangan Mendadak
60
Bab 60. Pertempuran
61
Bab 61. Pengorbanan Valenesh
62
Bab 62. Jelang Melahirkan
63
Bab 63. Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!