"Ada apa sih Val?" tanya Andrew, teman sekaligus ketua pemain sepakbola yang dibentuk Valenesh. Saat sudah berkumpul di pinggir lapangan.
Ya, Valenesh adalah seseorang yang gila bola sehingga setiap hari kalau tidak bisa menonton sepakbola merasa sangat stres dan kepalanya terasa seperti akan pecah.
Bagi Valenesh menonton sepakbola sama dengan refreshing disela-sela kesibukannya bekerja pada sebuah rumah sakit. Oleh karena itu dia mengajak beberapa pemuda untuk bergabung bersama Andrew dan berlatih sepakbola bersama, bahkan terkadang Valenesh pun terjun ke lapangan dan ikut latihan, berbaur dengan para lelaki. Untungnya dia juga punya teman wanita yang juga menyukai sepakbola yaitu Kekey.
"Saya mengumpulkan kalian sebab ingin meminta pendapat kalian semua," ujar Valenesh membuka percakapan.
Semua teman-temannya yang berjongkok di pinggir lapangan pun mendengarkan dengan seksama.
"Kayaknya ada yang serius nih," tebak seorang pemain.
"Ya kamu benar, saya ingin membeli sebuah club sepakbola, bagaimana menurut kalian semua?"
"Setuju sih, cuma itu tidak murah Val, lebih baik kamu pikirkan lagi."
"Saya sudah memikirkannya, masalah biaya kalian tenang saja, saya sudah menyiapkan."
"Waw, kau keren sekali Val, aku sih mendukung saja. Toh kamu adalah keturunan orang kaya yang hartanya tidak akan habis 7 turunan."
"Sama saya juga mendukung. Siapa tahu clubmu nanti bisa masuk ke Liga Utama."
"Aku juga setuju, mengingat cita-citamu tentang sepakbola yang begitu tinggi dan tim kita tidak mungkin mewujudkannya sebab kami hanya bermain sepakbola karena iseng disela pekerjaan kita semua."
"Yup Andrew benar. Kami semua pasti mendukungmu."
"Oke terima kasih semuanya. Saya mohon bantuan pada kalian. Nanti kalau kalian mendengar ada club yang mau dijual langsung kasih tahu aku ya!"
"Oke siap Val."
"Ya sudah kalau begitu kalian silahkan bermain!"
Semua orang mengangguk dan Valenesh tampak mengobrol di pinggir lapangan bersama Kekey sambil menonton teman-temannya yang bermain sepakbola.
Siang hari barulah Valenesh pulang ke rumah.
"Kok lama sekali?" tanya Henritz melihat Valenesh baru datang padahal jam di dinding sudah menunjukan pukul 1 siang.
"Maklumlah kami tadi makan bersama dulu ke sebuah cafe sebelum pulang. Oh ya aku belikan kamu nasi sama steak frites. Dimakan langsung ya, sorry kamu malah harus makan siang di jam yang sedikit telat."
"Tidak apa-apa, saya ada yang memperhatikan saja sudah senang." Henritz tersenyum manis membuat pria itu semakin tampan di mata Valenesh.
"Ya sudah saya ambilkan piring dulu."Valenesh berlalu dari hadapan Henritz menuju dapur, sesaat kemudian kembali dengan piring, sendok, pisau dan garpu.
"Sudah makan!" perintah Valenesh setelah menuangkan nasi dan steak frites di atas piring.
Henritz tampak bingung, dia memandang garpu dan pisau secara bergantian lalu menggaruk kepalanya.
"Huffth." Valenesh menghembuskan nafas panjang.
"Sepertinya nih pria datang dari belahan bumi yang begitu kuno. Orang pedalaman kali." Gadis itu langsung mengambil garpu dan menekan steak daging dengan benda tersebut lalu memotongnya dengan pisau. Setelah itu langsung menyuapkan bersama nasi ke dalam mulut Henritz.
Henritz tersenyum lalu menerima suapan dari Valenesh.
"Nih makan sendiri! Sudah tahu kan caranya memotong daging? Valenesh menyerahkan sendok ke tangan Henritz.
Henritz menggeleng.
"Loh kenapa?"
"Tanganku kram, tidak bisa digerakkan." Padahal hanya modus, ingin disuapi terus.
"Yasudah aku suapi saja."
Henritz menatap wajah Valenesh yang telaten menyuapinya. Wajah gadis itu bahkan terlihat tiga kali lebih cantik di mata Henritz dari saat pertama kali mereka bertemu.
"Henritz lihat dong sendoknya!" protes Valenesh saat mengarahkan sendok ke mulut Henritz, pria itu malah salah posisi ketika menganga hingga hampir saja mengunyah tangan Valenesh. Bagaimana tidak, Henritz tidak fokus makan. Pesona Valenesh mengalahkan makanan yang ada di hadapannya.
"Hehe, sorry." Henritz cengengesan sedangkan Valenesh hanya menggelengkan kepala.
"Kau harus banyak beristirahat agar tenagamu cepat pulih!" Setelah mengatakan kalimat itu Valenesh langsung beranjak dari duduknya hendak ke kamar untuk mandi.
"Tunggu!"
Valenesh berbalik. "Apalagi?"
"Namamu siapa?"
Valenesh menepuk jidatnya sendiri. Rupanya dia lupa memperkenalkan diri pada Henritz.
"Valenesh, namaku Valenesh Falencia."
Henritz mengangguk dan Valenesh meneruskan langkahnya.
Hari demi hari keduanya semakin akrab bahkan Henritz tidak segan-segan membantu Valenesh. Di rumah Valenesh, Henritz Fanhouzan selalu membantu pekerjaan rumah Valenesh.
"Vale, aku masuk ke dalam dulu," pamit Henritz dan buru-buru masuk ke dalam rumah. Pria itu tadinya membantu menyapu halaman rumah Valenesh di pagi-pagi buta. Namun, karena matahari mulai bersinar Henritz yang memang tidak bisa terkena sinar matahari buru-buru masuk ke dalam sebelum sinar itu melemahkan tubuhnya.
"Dia memang aneh. Kalau malam aktif, tetapi kalau siang malah mengurung diri di kamar, seperti tingkah musang saja, tapi aku menyukainya." Valenesh menggeleng sambil tersenyum kecil.
Malam hari Valenesh sudah bersiap-siap pergi ke rumah sakit. Malam ini adalah jadwal dirinya piket di BDRS.
"Henritz, aku pergi tugas dulu ya," pamit Valenesh dan Henritz mengangguk sambil berkata, "Hati-hati Vale."
Valenesh pun mengangguk dan melangkah keluar rumah. Dia langsung melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.
"Kerja apa sih dia?" Henriz yang penasaran mengikuti Valenesh dengan taksi sebab kekuatannya belum kembali semua.
"Dia ke rumah sakit?" Henritz melihat mobil Valenesh yang berhenti di depan rumah sakit.
"Itu mobil yang harus kita ikuti berhenti di sana Mas, jadi sekarang Mas bayar uang taksinya." Sopir taksi kaget saat menoleh pria yang duduk di dalam taksinya malah menghilang.
Wajah sopir taksi pucat.
"Jangan-jangan penumpang tadi adalah hantu." Pria itupun menyetir mobilnya lebih kencang menjauh dari rumah sakit.
Kini Henritz muncul di koridor rumah sakit.
"Bau darah, aku jadi haus. Sudah hampir seminggu aku tidak mengkonsumsi darah." Hidung Henritz tampak bergerak-gerak sebab mengendus-endus, mencari sumber aroma darah. Niatnya yang mau mengikuti Valenesh kalah dengan hasratnya yang ingin segera menghisap darah.
Henrizt masuk ke dalam salah satu ruangan pasien, ada kantong donor darah yang menggantung di atas tiang besi. Namun sayang pasien dijaga beberapa orang.
"Tidak aku tidak mau cari masalah, tubuhku masih lemah," lirih Henritz.
Dia berpindah ke kamar pasien lainnya dan lagi-lagi ada yang menjaganya padahal Henritz sudah menggebu-gebu ingin mengisap darah.
Henritz mencoba berpindah ke kamar pasien lain lagi. Pria itu tersenyum melihat di dalam kamar itu pasien tidak ada yang menjaga. Pria itu segera mendekat. Melihat pasien seperti sakit parah Henritz urung.
"Dia penyakitan, aku tidak mau darah yang mengalir di dalam darahku adalah darah kotor."
Henritz keluar dari ruangan itu. Melihat seorang suster berjalan di koridor rumah sakit segera Henritz mengejarnya. Hampir saja Henritz menggigit bahu suster tersebut, wanita itu langsung berteriak.
Henritz yang kaget langsung melakukan teleportasi.
Wuss.
Kini pria itu ada dalam ruangan yang sepi.
"Hmm, aroma darah di dalam ruangan ini sangat menusuk." Henritz mencari-cari sumber aroma darah. Tidak membutuhkan waktu yang lama dia sudah tahu asal aroma itu dari dalam kulkas.
Tanpa pikir panjang Henritz langsung membuka kulkas. Senyum di bibirnya mengembang tatkala sesuatu yang dicarinya selama ini tersedia begitu banyak dalam kulkas tersebut.
Henritz mengambil satu kantong, taringnya keluar dan langsung menusuk kantong darah itu. Hampir saja darah dalam kantong tersebut habis, aksi Henritz ada yang memergoki.
"Hei kena kau, jadi selama ini kamu yang mencuri kantong darah di rumah sakit ini?"
Henritz yang kaget melepaskan kantong darah ke lantai sehingga wajahnya terlihat jelas oleh orang yang memergokinya.
"Kau ... ka–u ... adalah vampir?" Valenesh menganga melihat Henritz-lah yang berdiri di hadapannya sekarang. Wanita itu terduduk lemas karena syok.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Pink Blossom
valenesh sndri yg mnngkp henritz,, ap dia akn mnymbunyikn henritz atau mmbwa'y k direktur RS
2023-03-11
1
Pink Blossom
yh kena tuduh deh,, wlw bnr henritz ngmbil tp bru hri ini
2023-03-11
0
Pink Blossom
sa ae bang🤭🤣
2023-03-11
0