بسم اللهالرحمن الرحيم
Seorang pemuda menggeret kopernya menapaki kakinya yang terbalut sepatu kats pada lantai marmer. mendekati pintu yang tertutup, tanpa mengetuk dia membukanya dan menguluk salam khasnya yanv langsung dikenali dan disadari orang yang berada didalam rumah tersebut.
“assalamu’alaikum… .” salam seseorang dari luar, membuat seorang wanita paruh baya yang berpakaian daster rumahannya berlari dari dapur menuju ruang utama.
“waalaikumsalam warahmah… putraku pulang”, pekiknya senang ia berhambur kedalam pelukan hangat sang putra yang lebih tinggi darinya, melepaskan kerinduan.
“ekhem… kalo anaknya pulang pangeran rumahnya dilupain”, cibir seseorang pria paruh baya yang menyumbang lebih banyak pada wajah tampan putranya itu.
“ck.. ganggu aja”, decak sebal sang ibu yang sudah mengurai pelukan dengan sang putra yang diganggu oleh suaminya, Ayah dari anak-anaknya.
“uh.. gak usah marah gitu dong mom” rayunya, ia mencium pipi Iriana ibunya lalu beralih memeluk sang ayah yang bernama David Wilson Ardiansyah.
“apakabar son?”
“Alhamdulillah baik dad.. daddy dan mommy?”, tanyanya balik, dengan nada yang hangat.
“seperti yang kamu lihat.. lihat badan kamu kurus begini.. nikah lah” ujarnya, ‘ nah kan ujung-ujungnya’ batinnya.
“nantilah dad.. pasti Kenza juga bakal nikah kok dad.. tapi nantilah”, jawabnya santai membuat kedua paruh baya itu mendengus sebal.
“mau nginap disini apa gimana?”Tanya daddy setelah semuanya duduk di sofa ruang keluarga kecuali mommy yang kedapur.
“eum… sepertinya ia, baru besok balik keapartement lagi”
“om….!!!!! “ teriakan lantang yang cempreng berlari menghampirinya dimana sang om yang sudah siap merengkuhnya erat..
“akak anen”, ucapnya senang ia bergelayut manja pada sang om yang membawanya kedalam pangkuan dan merengkuhnya erat tanpa menyakiti.
“ia om.. juga, sudah besar ternyata ya keponakan om yang ganteng ini” ucapnya dan ia mendapat hadiah ciuman manis oleh sang keponakan laki-laki yang baru berumur 3 tahun itu.
“adiah.. om”, pintanya dengan tersenyum manis, membuat Kenza gemas sendiri ia mencium seluruh wajah keponakannya.
“nak jangan gitu ah, kan omnya baru datang masih capek”, tegur suara lembut yang tengah berpakaian syar’ I tersenyum ramah pada Kenza yang juga tersenyum.
“apakabar kakak ipar?”tanyanya
“Alhamdulillah baik, Wira sama mama sini nak” Wira semakin mengeratkan pelukan pada sang om dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher omnya.
“udah kak gak papa, cuman pangku aja gak akan capek kak.”, sang kakak ipar yang bernama Aqila Khansa Assidiqi keturun Jawa asli. Wajahnya yang oval dan pipi yang tirus walau tengah mengandung 4 bulan.
“hey bro.. tumbenan pulang biasanya betah aja terbang”, celetuk seseorang yang wajahnya hampir mirip dengan Kenza walau wajahnya lebih dominan perisis sang ibu.
“ha..ha.. udah males terbang mulu saatnya libur sebentar” jawabnya..
“alah anakku kayak koala aja nempel mulu sama omnya”
“papa”, protesnya tak suka, membuat sang papa yang bernama Kenzo Ravindra Ardiansyah mengacak gemas rambut putrnya lalu duduk di sofa.
Sang mommy datang bersama sang menantu membawa nampan berisi minuman dan cemilan. Waktu mereka habiskan dengan bercerita yang telah lama ruang tamu tak ramai seperti ini bahkan Art juga ikut bergabung dalam kehangatan keluarga yang tidak membeda-bedakan simiskn dan sikaya, sirendahan maupun sitinggi.
++++++++++++++++++++
Zahra membuka knop pintu badannya pegal, dan seketiba sampai dirumah ia mendapat bentakan dan amarah oleh kedua orang tuanya sendiri.
Back ON)
“*oh… baru pulang kemana aja?” tanyanya sengit seorang wanita paruh baya yang bernama Tina.
“kan masih dijalan bu” jawabnya santai ia mencoba menyalami keduanya namun tangannya ditepis begitu saja. ‘ sudah biasa sih’ batinnya.
“dasar anak tak tau diri, dikasih ijin malah kelayapan. Janjinya pulangnya pukul 8 lihat sekarang pukul berapa” sentak seorang pria paruh baya yang bernama Fajar.
“ Resy pulang..” pekik seseorang dengan nada ceria..
“yaampun anak gadis papa pulang..”
“uh papa” ia berhambur kepelukan sang papa yang memeluknya dengan hangat diikuti sang ibu yang juga ikut memeluk keduanya sungguh keluarga yang harmonis, sedangkan Zahra hanya mampu melihat adegan* *didepannya.
“ngapaian masih disitu.. pergi sana!” usir Tina dan kembali berpelukan.
Zahra melangkah gontai menuju kamar tidurnya yang terdapat dilantai dua. Walau kamarnya tidak seluas kamar Resy atau kedua orang tuanya ia merasa sangat bersyukur setidaknya mereka masih memberinya tempat untuk menjaga privasi dan tempat dirinya bebas melakukan apapun. Kedua orang tuanya memang selalu memperlakukan dirinya berbeda dengan sang kakak yang bernama Resy Amanda Wibowo bahkan namanyapun tidak ada marga Wibowo dibelakangnya, awalnya saat ia masih kecil sekitar umur 5 tahun ia merasa aneh dan sering menangis karna selalu dimarahi walau ia tak salah, disuruh ini dan itu tak pernah sekalipun kedua orang tuanya memeluk, mencium, bahkan menggendongnya. Yang ia dapat hanya perlakuan tak adil dimarahi dan disalahkan ia selalu dibanding-bandingkan oleh kedua orang tuanya dengan sang kakak*.
Back off)
Terimakasih...😊😊
*Back on atau Flashback On.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Hanifa
benar2 suka
2020-10-07
2
🍁𝐟𝐢𝐚❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Bagus thor 😍😍😍
2020-10-06
1