PART 7 KEJUTAN BERCAMPUR AMARAH

بسم الله الرحمن الرحيم

“Wila Te” jawabnya seraya tersenyum manis, demi apapun Zahra sangat gemas ia ingin sekali mencium pipi gembil yang memerah itu.

“Wila..”

“bukan te Wila..” gelengnya kuat dan menyanggah.

“ia Wila..”

“is ate bukan.. mama” rengeknya menoleh pada sang mama meminta bantuan, Aqila tersenyum lembut menatap putranya, Zahra terkesima akan wanita cantik yang duduk didepannya mata mereka saling bertemu. Aqila yang melihat wajah Zahra berdecak kagum akan kecantikannya jadi kedua perepuan itu saling memuji satu sama lain dalam hati mereka.

“ma…” tegur Wira kesal karna mamanya malah terbengong.

“Wira ate.. namanya Wira” jawab seorang wanita dengan lembut yang tak lain Aqila ibunda dari Wira.

“nah Ate nama aku Wila” Zahra terkekeh

“ia Ate tau kok wle..” godanya ia sengaja, lihat anak itu mengembungkan pipinya jengkel membuat dia gemas.

“Zahra jaga sopan santun kamu” tegur Fajar sengit membuat Zahra terkesiap.

“ ate boleh gak cium pipi kamu?” tanyanya

“Zah..”

“boleh dong.. api ada salatnya” potong wira cepat memotong perkataan Fajar.

“apa coba”

“Wila juga halus boleh cium pipi Ate soalnya ate cantik… sekali” pujinya

“bang anak lo.. bikin kesel” bisik pemuda itu pada sang kakak yang terkekeh bangga.

“ tentu” Zahra mencium kedua pipi anak itu dan beralih Wira yang mencium seluruh wajah Zahra membuat Zahra terkikik geli.

“Zahra.. jaga sopan santun kamu” geram Fajar membuat dua orang yang tengah bercanda itu terdiam.

Wira wajahnya memerah ia melangkah mendekati Fajar dan sungguh kelakuannya membuat semua orang tercengang, ia menginjak kaki Fajar tanpa terbalut apapun sedangkan Wira ia masih menggunakan sepatu kets khusus anak-anak membuat Fajar meringis.

“akek tua anan malahin ate cantik” sengitnya tatapannya tajam persis sang ayah bila marah, walau ayahnya tak pernah sekalipun marah padanya atau pada mama dan keluarganya namun anaknya itu pernah melihat ayahnya marah saat mamanya dimarahin sekertaris sang ayah.

“Wira sayang gak boleh gitu nak.. gak sopan sama yang lebih tua.. minta maaf ya” tegur sang mama

“ moh.. ayo ate.. akak Wila ikut ate kedapur”

“loh gak sopan sayang” tegur sang oma.

“boleh pak?”Tanya Zahra hati - hati Fajar hanya mengangguk wajahnya memerah menahan amarah dan rasa malu.

Zahra dan Wira masuk kedapur , sedangkan yang lain tengah tegang dan berbicara serius

“maaf akan perlakuan cucu saya” ucap David sopan.

“oh ya tidak apa-apa namanya juga anak-anak”

“kami kemari ada maksud yang ingin kami utarakan kepada bapak dan juga ibu.” Lanjut David

“silahkan pak”

“begini putra saya yang mengenakan kemeja abu-abu, dia putra saya yang kedua namanya Kenza berniat melamar putri bapak.. dan selanjutnya biar putra saya yang melanjutkan niatnya.

“ekhem.. perkenalkan om nama saya Kenza, saya datang kemari bersama keluarga saya ingin mengkhitbah putri om yang bernama….”

“ayo ate.. kejar Wila ate kejar” perkataan Kenza terpotong kala pekikan Wira yang berlari menuju ruang tamu dibelakangnya diikuti Zahra yang hanya berjalan cepat, ia malu jika saja diluar rumah ataupun tidak ada tamu mungkin saja dia meladeni Wira untuk bermain.

“Wira.. dek berhen…” belum juga Zahra menyelesaikan perkataannya suara teriakan histeris Resy membuat Wira kaget dan menangis, Kenzo langsung mengambil Wira untuk ia gendong lalu kembali duduk bersama adiknya. Ternyata Wira menumpahkan es krim beserta cupnya tepat didres sexi Resi, sebenarnya hanya hal sepele cuman reaksi Resi yang berlebihan.

“awh.. papa bajuku lihat kotor iuh..” Zahra mengambil beberapa tisu ia mengambil eskrim yang mengotori dres Resi lalu mengelapnya, semua itu tak luput dari pandangan keluarga Ardiansyah.

Fajar bangun dari duduknya dan menghempaskan tangan Zahra membuatnya terduduk dilantai, ia sedikit meringis karna sakit.

“kamu sudah bikin malu bapak dan kakakmu, kamu bisa gak sih gak buat malu bapak.. jangan kayak anak kecil Zahra, kamu taunya cuman bikin malu” bentaknya ia sebenarnua tidak sadar jika perlakuannya lah yang membuat dirinya sendiri yang malu. Dan Zahra hanya menampilkan wajah datar namun santai hal itu membuat keluarga Ardiyansyah tercengang akan ekspresi Zahra yang biasa saja, tak ada kesan wajah yang tertindas disana.

“sana masuk kamu kekamar” Zahra bangun dari duduknya, air matnya mengalir namun dengan cepat ia mengesat air matanya, dia tidak ingin dipandang lemah ataupun dipandang kasian.

“eh.. maaf om tante sudah berbuat tidak sopan.. dan mengganggu acara kalian.. saya permisi” pamitnya dan berlalu dari sana, Kenza mengepalkan tangannya menahan geram.

“saya datang kesini hendak melamar Zahra” ucap Kenza lantang, tekadnya bulat ia ingin membawa mentarinya pergi dan melindunginya sekuat tenaga.

Langkah Zahra terhenti saat ia hendak menaiki undakan tangga Resi ibu dan ayahnya tercengang.

“bagaimana bisa kamu mau menikahi dia nak.. dia anak pembawa sial, bikin malu bahkan saya malu mau mengakuinya anak.”

“saya bahkan yang bukan siapa-siapanya ingin sekali menganggapnya seorang putri”, tukas David ia menatap netra teduh Zahra yang menatapnya dengan tatapan berbinar dengan mata yang sudah berkaca-kaca David tersenyum begitu lembut membuat Zahra merasa diinginkan untuk pertama kalinya didunia ini, ia mengesat air matanya yang mentes dan menunduk kala mendengar ucapan ayahnya sendiri.

“jangan pak anda akan menyesal jika menjadikannya menantu.. dia tidak terpelejar, bodoh bahkan sangat menyusahkan yang ada keluarga kalian akan ketiban sial”

“tidak apa yang sudah saya putuskan tidak akan pernah saya tarik kembali, menyesal atau tidaknya itu tanggung jawab saya nanti, jadi saya ingin menjadikan Zahra putri anda menjadi putri saya dengan menikahkan dia dengan putra saya.”, tegasnya tak ada keraguan sedikitpun disana sorat matanya tajam membuat siapapun pasti ngeri melihatnya apalagi yang ia tatap kali ini adalah Fajar yang tadinya mendongak angkuh sekarang tertunduk terintimidasi dari tatapan itu.

“gak bisa begitu pak.. yang muda tidak boleh melangkahi yang tua.. lebih baik putra bapak menikahkannya dengan putri saya yang lebih dari segalanya daripada Zahra”

“tapi perasaan saya, perasaan putra maupun keluarga saya lebih utama dari adat yang gak jelas itu. Saya tekankan sekali lagi saya ingin menjadikan Zahra putri anda tuan Fajar yang terhormat menjadi putri saya jadi berikan mereka restu lalu mari berunding untuk tanggal pernikahannya”, tegsnya kali ini tak ada yang bisa dibantah, Kenza berdecak kagum akan ayahnya ‘ daddy I love you’ batinnya.

“baiklah pak, kami setuju”

“papa…” Resi hendak menyanggah tapi Fajar menginjak kakinya agar tak bersuara.

Siapa yang tidak tau akan kejayaan keluarga Ardiyansyah yang namanya melambung di perusahaan internasional, jika dia ingin perusahaannya turun hanya semudah membalikkan telapak tangan sudah habis perusahaannya yang tak seberapa itu.

“kenapa om tidak bertanya dulu bagaimana jawaban Zahra” usul Resy

“tak perlu.. dia diam.. menurut pandangan islam wanita yang diam saat dilamar itu pertanda ia setuju jadi tak perlu repot”,jawabnya kali ini David memandang Zahra dengan lembut membuat Zahra tersenyum cerah ‘ pantes aja sikunyuk jatuh hati pada calon putriku lah cantik kayak gini’ batinnya.

“baik bagaimana jika pernikahannya dilaksanakan bulan..”

“tidak minggu ini” jawab Kenza mantap membuat Fajar ibu dan Resy terbelalak.

“apa tidak terlalu..."

“tidak.. dalam kebaikan disegerakan itu lebih baik” dan mau tak mau Fajar mengangguk, sedangkan keluarga Ardiyansyah mengucap hamdalah, Zahra menangis dalam diam ia mengepalkan tangan tepat didadanya ‘ opa.. cucu opa ada yang melamar.. selain opa ternyata allah masih memberikan sebuah keluarga yang menginginkan Zahra didunia ini’.

Tubuh Zahra membeku kala ia merasakan sebuah pelukan hangat yang tak pernah ia rasakan dari seorang ibu.. yang memeluknya adalah Iriana ibu Kenza.

“seminggu lagi kamu akan jadi putri mommy sayang”

“eh.. bu” Zahra kikuk dan merasa tidak pantas, namun pelukan ini membuat dirinya nyaman “ Zahra boleh balas pelukan ibu” Mommy terkekeh ia semakin mengeratkan pelukannya sebagai jawaban dan Zahra membalas pelukan yang hangat dan nyaman.

“panggilnya mommy ya bukan ibu”

“Zahra merasa tidak pan..”

“ssst.. harus, gak boleh gak”

“eum..baiklah.. dan terimakasih”

“heum.. mommy yang berterimakasih karna mau menerima putra mommy yang jelek itu” ucapnya membuat Zahra terkekeh sedangkan Kenza berdecak kesal. Mereka bahagia kecuali Resy, Fajar dan Tina yang menahan emosi.

Terimakasih...😊😊

Kenza or om..adalah orang yang sama...

Jangan lupa dukungan kalian ya... Like.. komen, vote, and.. love.. he..he..

dibaca kalian udah alhamdulillah...

With love....💖💖

Terpopuler

Comments

Wei wid

Wei wid

bagus. syukaaaaaa

2020-12-19

0

Siti Mery

Siti Mery

duuhhh kunyuk katanya😂😂😂😂

2020-10-07

1

Siti Mery

Siti Mery

duuhhh kunyuk katanya😂😂😂😂

2020-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!