PART 3 BERBINCANG SANTAI

بسم الله الرحمن الرحيم

Keduanya duduk berhadap-hadapan dengan betangan meja yang menengahi mereka duduk dipaling pojok didekat jendela. Café yang nyaman dan khusus anak-anak muda.

“kamu harus panggil saya om ya?” tanyanya sarkasme, setelah cukup lama hening akhirnya pria itu membuka suara.

Pesanan mereka juga sudah datang pemuda itu memesan kopi hitam dan sandwich sedangkan Zahra ia memesan jus avocado dan roti panggang tanpa selai.

“yah.. terus manggil apa dong om.. lagian om gak protes kenapa sekarang protes” ucapnya, Zahra memejamkan mata menengadahkan tangannya dibalik meja dan berdoa sebelum makan, semua itu tak luput dari perhatian pemuda itu.

“kok om diem?”Tanya Zahra setelah ia selesai berdoa.

“yah karna kamu masih berdoa masa ia saya ganggu” Zahra mengangguk setuju ia menyesap jusnya lalu beralih pada rotinya.

“saya masih muda.. gak tua amat untuk dipanggil om apalagi seumuran kamu” protesnya,

Zahra hanya mengangguk, dia lapar makanya dia lahap memakan roti panggangnya.

“oh ia.. om…. Om ngapain disini?”tanyanya tersendat karna mulutnya masih sibuk mengunyah. Sepertinya ia mengabaikan tatapan protes dari pemuda yang duduk didepannha bahkan sepertinya ia tidak mendengarkan protesan pemuda itu tadi.

Pemuda itu mengambil tisu lalu tanpa diduga ia membersihkan bibir Zahra yang terdapat serpihan roti.

“bukankah dalam islam jika sedang makan dilarang bicara lihatkan…” Zahra terhenyak dan terbeku ditempat akan perlakuan pemuda itu seketika itu jantungnya marathon apalagi mungkin pipinya memerah sekarang.

“hey kamu sakit.. pipimu memerah”, dan benar saja Zahra langsung menunduk malu ia gugup, sebenarnya pemuda itu tau kalo Zahra malu hanya saja dia ingin menggoda Zahra dan lihat sekarang ia tersenyum geli tanpa Zahra tau.

“gak om.. ih.. udah om jawab kenapa om disini”, ucapnya setelah mentrelkan gelegatnya.

“oh.. memang saya dilarang untuk keIndonesia” jawabnya yang membuat Zahra jengkel, untung saja rotinya sudah habis.

“huh.. serah om dah.. oh ya.. dalam islam tidak ada kok larangan bicara saat makan, namun ada etikanya om.. seperti dalam hadist"

' “Dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadits yang dibawakan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam sub “Bab memuji makanan”. Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang shalih dalam makanan.” (al-Adzkar, hlm. 234)*

"Allahu'alam..sih..om..itu sih yang aku tau.. ada juga yang memperbolehkan berbicara untjk mengangkrabkan tamu atau basa basi pada tamu yang kita jamu. oh ya om... aku pulang ya.." jelasnya.

Pemuda itu mengangguk mengerti. " berbicara saat makan dalam artian memuji makanan dengan arti lain memuji allah bukan" Zahra mengangguk.

Aku pulang ya om.."

“kamu marah?” tanya pemuda itu karna Zahra terburu buru pulang.

“eh.. kenapa marah om.. saya gak marah kok om.. saya memang harus pulang”

“baiklah.. kamu naik apa?”

“naik kendaraan yang disediakan pemerintah”, jawabnya seraya terkekeh tak urung pemuda itu juga ikut terkekeh.

“eh.. om ketawa ya”goda Zahra, pemuda itu langsung menghentikan tawanya dan kembali datar.

“om… gak usah malu deh om.. lagian kalo om ketawa itu kelihatan lebih segar kok om.. gak dosa juga kok kalo ketawa.. yaudah om saya pamit ya.. om, have nice day..” pamitnya, ia menuju kasir lalu pergi dari sana. Sedangkan pemuda itu mencerna dan mengingat apa yang dikatakan Zahra tadi ‘ Zahra.. dia lucu’ ungkapnya lirih seraya terkekeh geli.

Ia beranjak dari sana menghampiri kasir.

“berapa?”tanyanya kembali dengan nada datarnya.

“masnya dibangku no 10 itu ya?”, tanyanya memastikan.

“ia” pemuda itu sudah mengambil dompet dan hendak mengulurkan ATMnya.

“oh sudah dibayar kok mas sama gadis muda tadi”, jawabnya membuat pemuda itu berdecak kagum dalam hati, ia memasukkan dompetnya kembali kedalam saku celananya dan pergi dari sana.

Biasanyaberdasarkan pengalaman pemuda itu pasti perempuan akan mengambil keuntungan lebih jika dia mengajak mereka untuk makan dan sebagainya.

Terimakasih...😊😊

-------------------------------------------

* Hadist lain :

“*Suatu ketika aku makan malam bersama Abu Abdillah yaitu Imam Ahmad bin Hanbal ditambah satu kerabat beliau. Ketika makan kami sedikit pun tidak berbicara sedangkan Imam Ahmad makan sambil mengatakan alhamdulillah dan bismillah setelah itu beliau mengatakan,

“Makan sambil memuji Allah itu lebih baik daripada makan sambil diam.” Tidak aku dapatkan pendapat lain dari Imam Ahmad yang secara tegas menyelisihi nukilan ini. Demikian juga tidak aku temukan dalam pendapat mayoritas ulama pengikut Imam Ahmad yang menyelisihi pendapat beliau di atas. Kemungkinan besar Imam Ahmad berbuat demikian karena mengikuti dalil, sebab di antara kebiasaan beliau adalah berupaya semaksimal mungkin untuk sesuai dengan dalil.” (Adab Syariyyah, 3/177).

* Referensi : Read more https://konsultasisyariah.com/24088\-hukum\-makan\-sambil\-bicara.html )

Semoga suka*....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!