Reni dan Aruni sudah sampai di rumah. Dia parkirkan kuda matic nya di halaman rumah.
'Assalamuallaikum buk. Aruni sampai.
'Waalaikumsallam nduk. Sini bahan kue nya.
kok tumben cepet banget keluarnya. Padahal ibu kira mau 2 jam perginya.
' Ahh ibu, tau gitu aku enggak langsung pulang sanggah Reni.
'Kenapa ren?? Ada keperluan lagi?? Pergi aja sama Aruni nduk.
'Enggak buk, cuma tadi lagi asik nongkrong di kedai. Ketemu temen juga. Ehh Aruni ngingetin buat pulang. Yaudah dehh langsung balekk..
'Aruni, kok gitu. Kasian Reni kepingin jalan - jalan. Sudah ajak pergi sana, suntuk dirumah kan?? ujar ibu.
' Aruni capek buk, mau istirahat.
Besok Aruni harus ngajar pagi karena hari jumat kan. Ada olahraga senam bersama di kelurahan alasan Aruni yang diketahui Reni.
Reni menatap sahabatnya itu penuh kecurigaan. Ditatap penuh seperti ingin ditelan bulat - bulat olehnya. Aruni mengeryitkan alisnya.
'Kenapa natap aku gitu. Aku menawan ya? Jangan iri deh'. ungkapnya menutupi gundah gulana jedag jedug.
'Aruni Halida Pratiwi... Sobat ku dari orok sampai berambut!!! Ada masalah apa kamu sama mas polisi itu?? Aneh deh.. Reni mencecarnya.
'Berambut mbahmu!! Ga sekalian ubanan??? ngomong ga difilter dulu.
' Ishh... berambut atas bawah kan hahahaha... What happen with you!! hmm?? telisik Reni.
'Ahh ngga papa.. Aku ga kenal mas Agastya, hanya tau kalau dia keponakan pak kades kan. Ibunya ketua pkk di desa. Hanya itu!! No more ungkap Aruni.
'Its impossible for me to believe you!! Aku tau kamu. Mas Agastya suka kan sama kamu?? Tapi kamu malu kalau suka juga sama dia. Ngaku aja deh. Apa tembak aja langsung! pinta Reni padanya.
'Sembarangan!!!! Dia itu orang berada.. aku miskin Ren. Ga mungkin dia suka sama aku yang serba kurang ini. Sewot Aruni.
'Isss.. isss... ishhh... Baru kali ini aku ngerasa kamu ga PD. Padahal kalo ngajar muridmu kamu selalu tegas. Sekarang kamu ga tegas sama penglihatanmu sendiri. Atau malah kamu yang suka sama mas Agastya???
' Reniiii apaan sihh???. Kamu tu selalu aja tanya - tanya hal kaya gitu. Aku belum siap nikah Ren. Aku masih ingin bahagia sama ibu. Aruni menjawabnya.
'Cerita sama aku. Kamu suka kan sama mas Agastya??
Hening..
'Come on Aruni!! Kamu gapernah percaya sama aku?? Atau kamu udah nemu sahabat baru selain aku?? timpal Reni.
'Oke.. oke aku cerita.. tapi kamu dengerin dulu, jangan memotong ceritaku.. Reni mengangguk.
*Flashback
Pertemuan peringatan hari gizi di gedung kelurahan sangat ramai. Dihadiri oleh para perangkat desa, mantan pejabat desa itu. Kepengurusan acara itu koordinasi oleh grup pkk dan petugas kelurahan lainnya.
Aruni bertugas menjadi MC di acara tersebut.
Pada saat acara dimulai sampai selesai sepsang mata itu tak pernah berpaling menatapnya. Aruni menjadi salah tingkah.
'Maaf ibu, maaf sebelumnya. Kenapa dari awal acara sampai akhir ibu menatap saya ya? Apa ada yang kurang berkenan dihati ibu. Atau penyampaian dan penampilan saya kurang baik. Mohon dikoreksi bu, mungkin nanti bisa saya perbaiki lagi buk Aruni menangkupkan kedua tangannya di dada.
'Sem..pur..na!! Jawabnya singkat.
'Jangtungku seperti akan melompat keluar kalau dipuji seperti itu. Apalagi yang muji adalah adik dari pak kades sendiri.
' Ma - maksud ibu bagaimana?
' Siapa namanu nak? tanya nya.
'Aruni Halida Pratiwi..jawabku lirih
'Can..tik..
dimana kamu tinggal nduk, sepertinya aku tidak asing dengan wajahmu.
'Saya warga sini juga buk. Putri nya pak Praja dan bu Ratmini Rt 09 rw 22.
'Oooalahh... mas Praja too, cantik sekali putrinya. Kalau aku ambil jadi mantu mau nggak ya?? tanya bu Hakim tanpa ia sadari ekspresi Aruni bingung.
Jedagg
Jedugg seperti lagu Roro Fitria..
' Hah?? Maksud ibu apa ya?? Ma - maaf saya tidak mengerti ibu ucap Aruni.
' Nduk ayu. Saya suka sama kamu, Kamu adalah tipe wanita ideal untuk anak saya. Mau nggak kamu jadi menantu ibu?? Hmm.. dipikirkan dulu. Kalau kamu mau ibu akan lamar kerumah.Ucap perempuan paruh baya itu.
' Ahh ibu menggoda saja. Saya ini cima gadis biasa buk. Saya juga masih jauh dari kata sholih dan ideal. Ibu jangan membuat saya GR lirih Aruni tersimpul bulan sabit diujung bibir.
'Ehhh jangan begitu nduk ayu. Anak saya juga. Kerjanya dijalan kadang suka lupa kewajiban, entah telat atau lupa saya juga sering mengingatkan kok. Kalau kamu bersedia kamu bisa saling melengkapi. Ujar bu Hakim.
' Bu hakim disini sendirian atau bersama pak kades? ucapan Aruni mengalihkan pembicaraan.
' Saya disini lagi cari mantu hihii tawa bu Hakim membuat Aruni kikuk. Sudah.. kamu pikirkan dulu aja. Nanti kamu sampaikan ke ibu bapakmu ya. Ibu tunggu kabar baiknya nduk. Bu Hakim berlalu meninggalkan Aruni di teras balai desa.
Sementara Aruni tengok kanan kiri takut ada yang mendengar pembicaraan mereka.
'Huhh... Mimpi apa aku semalam. Dilamar ponakan pak kades. Mas Agastya memang tampan. Tapi yo ndak mampu aku dudu spek idamanmu nuruti karepmu aku ninu ninu ninu! batin Aruni sambil menyantap makan siangnya.
...----------------...
'Walah jadi gitu ceritane. Kalau ortunya udah seneng anaknya seneng tinggal kamu pilih yes or no. Ibu tau ini?? timpal Reni.
' Tau.. aku udah bilang sama ibuk. Tapi aku heran respon ibuk B aja..
Malah minta aku cepet nikah. Aneh kan??
' Hehehe... enggak sih ujar Reni tanpa dosa.
Plukkk bantal di kamar udah melayang di kepala Reni.
' Kamu tu guru berkedok preman apa guru bermuka dua sih?. Katanya kangen giliran disamperin malah lempar sembarangan. Jadi kesimpulannya apa?? Kamu suka enggak sama doi?
' Apa ya??
krikk krikk...
hening..
' Lama amat sih kaya mau dapet undian milyoner itu, gerutu Reni pada Aruni.
'Untuk sekarang aku hanya mengagumi. Tapi aku belum tertarik lebih. Aku bahkan tidak pernah ketemu dia selama ini ujar Aruni.
'Ehh.. tadi pas di kedai kok doi nanyain arah sama kamu. Ada apa?
' Tadi aku ketilang ucap Aruni merengess dengan polosnya.
Reni hanya tepuk jidat mendengar sahabatnya yang seorang guru tapi ditilang.
'Terus karena apa kamu sampai di kerubungi lalat ijo?? kepo Reni.
'Siapa tuh lalat ijo?? Aku ga ke tempat sampah kok. Aku bersih kemaren anter muridku. Sewot Aruni pada temannya itu.
' Dah ah capek.. Yokk solat trus tidur. Aku kan janji mau bantu kamu ngajar besok. Reni meninggalkan Aruni begitu saja masuk kamar mandi, kemudian dengkuran halus dari mulut Reni sudah bisa di dengarnya.
'Pagi ibu ratu. ucap Aruni pada bu Ratmini yang sedang menata hasil masakan di meja.
' Punya anak satu tapi gangguan mental. Bisa gak sih gak ngagetin ibumu!! Umur ibu itu tidak banyak nduk. Sudah berkurang tiap tahun. Ungkap bu Ratmini pada Aruni yang meringis memperlihatkan gigi putih nan rapi itu lalu menengadahkan kedua tangan berdoa akan sarapan.
Reni mana? Sudah siap belum??
' Maaf buk. Aruni nggak suka kalau ibu bicara seperti itu. Ibu itu abadi buat aku, mana bisa ibu ninggalin aku sendirian disini. Timpal Aruni yang mau makan.
Belum sempat dijawab Reni sudah muncul dengan gaya persis seperti customer service di bank negara itu.
'Kenapa?? Menarik ya?? Jangan ngiri masih sholihan kamu ucap Reni tanpa difilter.
' Kamu mau catwalk dimana?? Mentang - mentang model kaya gitu tampilannya. Aku tuh kegiatannya senam pagi bukan mau jadi pramugari. Hahahaa... Rambut di cepol alis mu miring tu sebelah kiri.. bibir di tebel - tebelin, pipi merah kaya babi. Ganti baju sana. Ambil di lemariku aku masih ada seragam 1. Sahut Aruni menatap temannya itu penuh heran, kalau gak di sewotin mana ganti tu baju.
'Ehhh... iya senam bersama. Kok aku jadi lemot ya?? bentar Aku ganti dulu. ujar Reni
' Ndak boleh seperti itu sama sahabatmu sendiri nduk. Dia rela gunain waktu libur nya nginep disini buat nemenin kamu loh. Ujar ibu mengingatkan Aruni.
Reni kembali dengan riasan natural. Seperti mau gym. Dia duduk berdoa dan menyantap nasi goreng sosi bikinan bu Ratmini yang tiada dua. Ibu Reni sudah meninggal dan Reni sudah dianggap seperti anak kandung sendiri di keluarga Aruni.
Suara sendok dan garpu bersahutan. Makan pagi pun selesai. Di cucinya piring dan gelas. Aruni terlihat mengisi tempat minum putih dalam sealware nya.
' Buk aku berangkat ya.. Ibu ratu tidak boleh kelelahan. Ibu hanya boleh istirahat. Pesanan kuenya nanti biar Aruni yang antar buk. ujarnya sambil tersenyum manis.
' Buk aku berangkat ya. Mau cari pak kades dulu. Siapa tau pak kades mau jadiin aku ibu sambung buat anaknya. hahhaha tawa reni minim akhlak.
'Husssss... sembarangan aja anak - anak ibu ini. Pokoke ibu doakan yang terbaik buat kalian. Hati - hati dijalan ya, jangan kebut -kebutan ya Ren.
'Siap bu ratu ucap nya kompak.
"Waalaikumsallam ucap bu Ratmini mengingatkan kalau mereka belum mengucap salam.
'Ahh anak itu. Selalu aja sengklek. ucap bu Ratmini masuk rumah dan mengerjakan tugasnya
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments