Deru suara mobil berhenti di depan rumah. Gegas ibu Ratmini yang sedang menata bunga di meja ruang tamu keluar membuka pintu dan tersenyum menyambut putri semata wayangnya pulang. Seakan - akan habis ditinggal transmigrasi oleh Aruni.
'Ren... Reniii Aruni pulang! Cepat ndukk keluarr!!! teriak bu Ratmini memanggil Reni.
'Ya buk sebentar. Reni sedang mewarnai kuku, dia terpaksa berhenti dan menuju sumber suara.
'Assalamuallaikum ibu. Aku kangen sama ibu. Agastya dan Aruni kompak mengucap salam dan mencium tangan istrinya.
'Waalaikumsallam nduk, nang... Yuk masuk.Kalian pasti capek. Ibu sudah masak makanan kesukaan Aruni. Nduk, ajak suamimu makan. Pasti lapar perjalanan. Pinta bu Ratmini bibirnya terlukis simpul bulan sabit.
'Wihh... ibu itu, kaya habis ditinggal transmigrasi aja sama Aruni. Baru sehari ditinggal udah kangen. Nanti kalau aku yang ninggal kangen nggak?? Ledek Reni duduk memeriksa bawaan temannya.
'Hihii.. ibuk saking senengnya nduk. Liat kalian seperti ini. Kamu Ren, buruan halal biar gak wira wiri sendirian. Apalagi besok kalau ibu punya cucu. Silahkan kalian pergi main asal....
'Asal apa buk jawab ketiga nya barengan penuh heran.
'Asal anaknya ditinggal ucap ibu Ratmini sambil tersenyum.
Suara garpu dan sendok beriringan di meja makan. Aruni baru merasakan kebahagiaan keduanya setelah ibunya kemarin bersedih ditinggal sang ayah.
"Alhamdulillah ibu bahagia. Aku masih belajar mencintai mas Agastya buk. Meskipun dulu aku hanya mengagumi, tanpa aku sadari aku sudah jatuh cinta semakin jeru ( dalam). Semua terjadi dalam waktu yang singkat. Semoga pilihanku ini only one sampai aku tua nanti. Ya Allah ridhoilah pernikahan kami. Biarkanlah seperti ini sampai tua nanti. Jagalah hati dan mata suamiku dimanapun dia berada. Aamiin" batin Aruni.
Reni melirikan bola matanya pada sohibnya yang asik makan. Agastya juga sibuk makan ikan pakai tangan dan mengulitinya. Ibu sendiri lebih memilih makan pakai sambal.
'Ehmmm... ehmmm Reni berdehem mengkode Aruni.
'Gimana Run tadi malem?? Seru nggak tanya Reni.
'Aku gak kemana - mana Ren. Sahut Aruni bingung apa yang di tanyakan sahabatnya itu.
'Yang tanya kamu kemana teh saha neng!!! Tadi malem!! Tadi malem Run!! Yang gini, Reni memperagakan tanganya seperti angsa yang sedang patuk mematuk.
Uhuukkk.. uhuukkk... Agastya kaget bukan main. Adik temannya memang tiada dua. Mesum, ceplas ceplos kadang -kadang sering telmi bahkan setiap omongannya tidak di filter dulu..
'Minum mas, hati - hati ya. Aruni memberikan segelas air putih yang langsung dihabiskan Agastya.
' Gimana run?? Udahh?? tanya Reni penasaran.
'Apanya??? yang udah?? Mas Agastya?? Itu udah aku kasih minum kok Ren tenang aja. Aruni melanjutkan makannya.
Agastya menjulurkan lidahnya mengejek Reni, sementara bu Ratmini hanya menahan tawa melihat kekonyolan Reni.
'Mas aku ke kamar sebentar ya. Mau nata baju buat ganti nanti. Aruni melenggang memasuki kamar disusul Reni.
' Run.. Kamu udah belah duren sama mamasmu???
'Apaan sih Ren. Dosa tau nanya kaya gitu. Kita kan gaboleh mengumbar aib. Aruni merona saat ditanyai Reni.
'Dosa apanya julehaaa!!! Aku cuma tanya!! Kalau belum, aku cuma mau kasih tau jangan lupa kamu cuci muka, gosok gigi, sama bulu - bulu perindu di shaving dulu leha!!! Ucap Reni ketus...
'Yaampyyuunnn my bestiee... Thankyouuu sudah mikirin sampe situu aku malah lupaa! Untung belum jadii tadi malem. Aku capek banget dan mas Agastya minta aku istirahat! Aruni memeluk Reni.
' Aku bahkan udah selesai mens minggu lalu. Aku pasti keadaann subur deh Ren. Kalau aku mau hamil sedikasihnya aja deh. Cepet ya alhamdulillah atau bulan depan ya enggak papa. Sambil jalan kenal mas Agastya lebih jauh. Ucap Aruni pada Reni.
'Kapan kamu mau ngesahin hubungan kamu sama dia. Jangan sampe ada kabar miring - miring Aruni!!! Bukannya aku iri enggak!! Sama sekali enggak!! Tapi aku takut nanti orang di sekolah kamu yang ibu rempong - rempong bergosip.
'Mana mungkin ren. ada bu hakim juga, mana berani.
'Iya katamu gaberani. Tapi kalau gaada bu hakim kamulah sasarannya. jawab Reni.
'Dahlah pokoknya aku pengen kamu cepat sahan. Biar aku juga tenang.
'Iya bawelku.... Lafyuu beibb Aruni menghamburkam pelukan ke sahabatnya lagi.
Tokk..
tokk
tokk.
'Dekk.. Masih lama enggak?? Dilanjut nanti gimana.. Katanya mau ke makam sayang??Agastya bertanya dari luar.
'Iya mas tunggu sebentar. Teriak Aruni. Yuk Ren, ikut ke makam. Kamu belum ziarah kan ajaknya.
...----------------...
Aruni berjalan bersisihan dengan Agastya. Sementara ibu dan Reni sudah di depan membawa bunga yang Reni beli kemarin sore. Mereka bertemu beberapa tetangga dan sampailah di makam pak praja.
'Nak Agastya. Ini makam Ayahnya Aruni, bu Ratmini berhenti pada sebuah makam baru.
'Assalamullaikum ayah. Saya Agastya Arsya Wijaya memperkenalkan diri sebagai menantu bapak. Terima kasih sudah membesarkan Aruni sampai saya bisa mempersuntingnya. Saya janji yah. Aruni akan saya bahagiakan lahir dan batin kata Agastya di pusara itu.
Tes...
Air mata ketiga perempuan itu menetes bersamaan. Mereka benar - benar terharu dengan ungkapan Agastya. Tatapan penuh ketulusan terlihat dari kedua manik matanya.
'Yah, bahagia di surga ya. Reni akan jaga ibu dan Aruni disini. Selagi aku bisa. Aku akan selalu ada buat mereka. Maafkan kesalahan Reni yang suka mengabaikan nasihat dari ayah ya. Reni menangis sesenggukan.
Bu Ratmini memeluk Reni erat. Beliau pun tak bisa berkata. Lidahnya terasa kelu saat itu. Bahagia mendapat mantu baik hati dan sholeh, serta sahabat baik anaknya yang selalu ada. Semuanya membuat bu Ratmini menangis haru.
'Ayah Aruni bahagia menjadi istri mas Agastya. Ayah jangan khawatirkan Aruni lagi. Sekarang aku udah ada yang jagain yah. Aruni kangen sama ayah. Aruni terdiam dan menangis terisak, ai r matanya tak terbendung lagi. Semua ia curahkan dalam dekapan erat sang suami.
Di dalam kamar terdapat Reni, Aruni dan bu Ratmini yang sedang membantu menata hijab ke dalam tas.
'Buk maaf, Aruni harus ikut mas Agastya pulang. Insyallah kalau sudah selesai mengurus administrasi data Aruni menemani ibu.
'Iya nduk, diselesaikan dulu. Tidak usah berfikir yang aneh - aneh. Reni pandai menjaga ibu. Kalau ibu perlu bantuan ibu akan minta tolong sama sahabat kamu ini. Kamu percayakan?? Ucap bu Ratmini
Aruni menganggukan kepala. Reni yang sadar di tatap sahabatnya itu langsung memeluknya.
'Bahagialah.. Kamu terlalu cantik untuk menangis.. Nggak pantas kamu sedih. Nikmatilah masa mu jadi istri, Reni menumpahkan kesedihan kehilangan teman tidurnya.
'Nduk, dengarkan pesan ibu.! Ini wejangan untukmu ataupun kamu Reni kalau sudah berkeluarga. Ucap wanita paruh baya tersebut.
'Apa itu bu? Aruni penasaran
Reni menggeleng kepala tidak tahu mengenai hal yang di maksud sang ibunda.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments