"Saya sebenarnya.. mau mengantar murid saya pulang mas." jawabnya lirih sambil menunduk menyembunyikan rona wajahnya.
" Kenapa menunduk? " Tak usah malu, dengan saya. Kamu tau kan jalan ini berbahaya banyak kendaraan berat melintas. Harusnya kamu lewat jalan ujung jangan lewat sini Run." tekan Agastya penuh kekhawatiran.
Hening.
"Hmm yasudah ini biar saya saja yang urus. Kamu perlu saya antar atau mau saya pesankan taxi?" tawarnya
"Tidak perlu repot - repot mas. Saya memiliki tanggung jawab memastikan murid saya sampai rumah dengan selamat jadi saya antar sendiri saja. Terima kasih mas atas bantuannya." lirih Aruni
Kagum gakk??? kagum gak????
Kagumlahhhh!!!! Masa. enggak!!!!
"Hmm baiklah kalau begitu tapi kamu harus lewat jalan ujung yaa.. Dan untuk adek cantik ini kepalanya harus dilindungi. Om pinjami helm mau yaa." rayu Agastya pada Maya.
" Baik om ganteng nanti aku pakai deh" ucapnya sambil mengangkat jempol.
"Kami permisi ya mas, terima kasih karena sudah menyelamatkan saya. Semoga jadi amal baik mas Agas sekeluarga" ucap Aruni sambil menangkupkan kedua telapak tangan.
"Aamiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnn..... ucap para polisi itu dengan kompak
Agastya menatap Aruni yang menghilang dengan motornya masuk di ujung gang jalan tikus.
"Semakin hari bertambah makin anggun saja. Care banget sama muridnya apalagi sama suami. Calon suaminya itu aku haha..haha. Padahal dulu pas kecil ingusan dan cengeng ahahaha... Sholawatin aja deh. Siapa tau nanti jodoh." batin Agastya sambil tersenyum sendiri.
" Kenapa menatap saya seperti itu??" Saya ganteng ya??? Iya saya tau.. Sudah tidak usah berlebihan nanti batuk melihat kadar kemanisan di wajah saya" ucap Agastya penuh penekanan pada juniornya.
"Wahhh ndan.. Saya baru tau kalau komandan yang biasanya acuh jadi le...bay!!" pungkas Bripda Erik diiringi tawa para polisi.
"Komandan mungkin tertarik dengan kakak tadi, mana mungkin menawarkan mengantar sampai tujuan kalau tidak memendam rasa" ledek juniornya.
Ha... ha... ha... haa... mereka menertawakan sang atasan yang terlihat kikuk.
"Sudah.. jangan berasumsi sendiri.. Kalaupun saya suka sama dia itu urusan saya, tidak masalah kan" jawab nya santai.
"Memang yang jadi masalah apa ndan?" para junior mulai berfikir meragu..
"Halah sudah - sudah... ayo lanjutkan dulu tugasnya malah ngajak ghibah!!!!... Ayo buruan sebentar lagi jam makan siang!!!" Tegas Agastya.
Aruni mulai memasuki kawasan perumahan orang berduit. Meski bukan elit tapi tetap saja orang kaya. Ia takjub melihat kanan kirinya tamannya indah. Rata - rata rumah tersebut berlantaikan 2 bahkan 3 dan luas sekali. Dibanding rumahnya. Ia berhenti tepat di rumah paling ujung. Ya itu adalah rumah Maya.
Tingg...
Tongg...
Tingg...
Tong...
Tak lama perempuan paruh baya keluar membukakan pintu.
"Ehh non muda sudah pulang"... sambil mengangguk pada Aruni.
"Bik pak Yono dimana kok lama buka pintunya sih??" gerutu Maya.
"Maaf non pak Yono sedang menjemput nenek dari therapis. Tadi nenek tiba -tiba pusing dan lemas. Jadi langsung pijat badan biar cepat sehat." ucap Bik Nur.
"Yaudah deh.. Yuk buk masuk dulu..
Bik Nur, ini bu Aruni guru sekolah Maya yang paling Maya sayang. Bu Aruni sangat baik mau nganter aku pulang tadi, coba tadi kalau tidak dijemput bisa - bisa aku mengompol disekolah." jelas Maya sambil melemparkan tas pada sofa di depannya.
Sementara Aruni duduk di sofa mahal dikediaman Maya dan masih menatap penuh kagum pada rumah maya.
"ini rumah apa hotel sihh... dalemnya aja besar... kalo pipis nahan ga yaa.. kayaknya jauh kalok cari kamar mandi keburu kelepasan di tempat hihii..
huhhh!!!! betapa katroknya aku batinnya tertawa sendiri."
"Bu??? Buu????? tanya Maya
"Bu Aruni??? Bu?? Ibu baik - saja kan??? "" selidik Maya membuyarkan lamunannya seketika.
"Ehh iya mbak Maya. Maaf ibu tiba - tiba terfikir sesuatu mbak. Mungkin tertinggal tadi." sanggah Aruni yang terlanjur malu pada sang murid.
" Ganti baju mbak Maya, kan sudah sampai rumah. Besok seragamnya dipakai lagi. Biar tetap beraih dan wangi.."
"Siap bu guru,Maya tinggal naik ke atas gapapa bu guru? Apa bu guru berani aku tinggal sendiri? tanya Maya.
"Iya sayangg ibu berani. Yokk ganti baju dulu. Besok bu guru akan memberikan hadiah untuk anak yang nurut dan selalu tersenyum " ucap Aruni pada Maya.
Dan Maya pun merona pipinya ketika bu guru memujinya.
.
.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments